KISAH ABU AYYUB AL- ANSHARI
Sunday, April 3, 2016
Add Comment
Beliau yang berasal dari bani Najjar, lahir pada 587M yaitu 16 tahun lewat dri tahun kelahiran Rasullah saw. Beliau adalah seorang yang sangat mulia. Dia dan istrinya adalah sekelompok sahabat Rasullah saw. yang membela kemuliaan Aisyah r.a saat terjadi gelombang fitnah yang tercetus setelah peristiwa Perang al-Musaisi. Dia mengecam kepala munafik, Abdullan bin Ubay yang bertnggung jawab menggugat kemuliaan ummul mukminin yang dituduh berkhalawat dengan safwan bin al-Muwattal. Ia mendapatkan kehormatan menjadi tuan rumah Rasullah saw. ketika Nabi saw.hijrah dari Mekkah ke Madinah. Ia mengikuti setiap pertempuran dalam membela Islam. Sampai pada zaman Muawiyah bin Abu Sufyan, Ia ikut bertempur melawan kekaisaran Romawi. Ia dimakamkan di Konstantinopel. Pada zaman pemerintahan Muhammad al-Fatih memerintahkan kesultanan Utsmaniyah, Ia dijadikan idola sebgai pahlawan yang membebaskan kota Konstinopel.
Ketika Rasulullah saw. memasuki Madinah, setiap orang berlomba-lomba agar beliau berhenti di rumahnya. Namun, Rasulullah saw. menunjuk kearah untunya dan berkata, Biarkanlah unta ini. Sesungguhnya unta ini telah diperintahkan." Di depan rumah Malik bin Najjar, duduklah unta terebut di dekat rumah Abu Ayub Al-Anshary, Khalid bin Zaid, Maka beliau pun turun dari atasnya dengan penuh harapan dan kegembiraan.Salah seorang Muslim tampil dengan wajah berseri-seri karena kegembiraan yang memuncak. Ia maju lalu membawa barang muatan dan memasukkannya kemudian mempersilahkan Rasulullah masuk kedalam rumah. Nabi saw. pun mengikuti sang pemilik rumah. Selama membangun masjid dan rumah, Rasullah saw. menetap di kediamannya dan Abu Ayub sungguh-sungguh memuliakan kunjungan Rasulullah saw. Ia besama istrinya melayani beliau dengan pelayanan sebaikbaiknya. Siapakah orang beruntung yang dipilih sebagai tempat persinggahan Rasullah saw. dalam hijrahnya ke Madinah ini, di sat semua penduduk mengharapkan Nabi mampir dan singgah di rumah-rumah mereka? Dialah Abu Ayub Al-Anshari Khalid bin Zaid, cucu Malik bin Najjar.
2. Anggota Bai'at Aqabah ke-2
Pertemuan ini bukanlah yang pertama kalinya. Sebelumnya, sewaktgu utusan Amdinah pergi ke Makkah untuk berbai'at dalam bai'at Aqabah kedua, Abu Ayub Al-Anshari teermasuk di antara 70 orang Mukmin yang mengulurkan tangan kanan mereka ke tangan kanan Rasulullah saw. serta menjabatnya dengan kuat berjanji setia dan siap menjadi pembela. Dan kini, ketika Rasulullah saw. bermukim di Madinah dan menjadikankota itu sebagai pusat agama Allah, maka nasib mujur yang sebesar-besarnya telah terlimpahkan kepada Abu Ayub, karena umahnya dijadikan tempat pertama yang didiami Rasulullah saw. Aktif di setiap Arena Jihad sejak orang-orang Quraisy, bermaksud jahat terhadap Islam dan berencna menyerang Madinah, sejak itu pula Abu Ayub mengalihkan aktifitasnya dengan berjihad di jalan Allah. Ia turut bertempur dalam perang Badar, Uhud dan khandaq. Pendek kata hampir di setiap medan tempur, ia tampil sebagai pahlawan yang siap mengorbankannyaw dan harta bendanya. Semboyan yang selalu diulang-ulangnya, baik malam atapun siang, dengan suara keras atau perlahan adalah firman Allah SWT. :Berjuanglah kalian, baik di waktu lapang, maupun waktu sempit... (QS At-Taubah :41) Sewaktu terjadi pertikaian antara Ali dan Muwiyah, Abu Ayub berdiri di pihak Ali tanpa sedikitpun keraguan. Dan kala Khalifah Ali bin Abi Thalib syahid dan khilafah berpindah kepada Muwiyah, Abu Ayub menyendiri dalam kezuhudan. Tak ada yang diharapkannya dari dunia selain tersedianya suatu tempat yang lowong untuk berjuang dalam barisan kaum Muslimin.
3. Syahid di Turki
Demikianlah, ketika diketahuinya balatentara Islam tengah bergerak ke arah Kostantinopel (sekarang Turki), ia segera memegang kuda dan membawa pedangnya, memburu syahid yang sejak lama ia dambakan. Dalam pertempuran inilah ia menderita luka berat. Ketika komandannya datang menjenguk, nafasnya tengah berlomba dengan keinginannya menghadap Ilahi. Maka bertnyalah panglima pasukan waktu itu, Yazid bin Muawiyah, "Apakah keinginan anda wahai Abu Ayub? Abu Ayub meminta kepada Yazid, bila ia telahmeninggal agar jasdnya dibawa dengan kudanya sejauh jarak yang dapat ditempuh ke arah musuh, dan disanalah ia akan dikebumikan. Kemudian hendaklah Yazid berangkat dengan balatentara sepanjang jalan itu, sehingga terdengar olehnya bunyi telapak kuda Muslimin di atas kuburnya, dan diketahuinya bahwa mereka telah berhasil mencapai kemenangan. Dan sungguh, wasiat Abu Ayubitu telah dilaksanakan oleh Yazid. Di jantung kota Konstantinopel yang sekarang bernama Istanbul, di sanalah terdapat pekuburan laki-laki besar.
4. Makanya Dikeramatkan (??)
Hingga sebelum tempat itu dikuasai orang-orang Isalam, orang Romawi dan penduduk Konstan tinopel memandang Abu Ayub di makamnya itu sebagai orang suci. Dan yang mencengankan, para ahli sejarah yang mencatat peristiwa-peristia itu berkata, "Orang-orang Romawi sering berkunjung dan berziarah ke kuburnya dan meminta hujan dengan perantaraannya, bila mereka mengalami kekeringan. " Jasad Abu Ayub Al-Anshari masih terkubur di sana, namum ringkikan kuda dan germercing pedang tak terdengar lagi. Waktu telah berlau, dan kapal telah berlabuh di tempat tujuan. Abu Ayub telah menghadap Ilahi di tempat yang ia dambakan.
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
“Maha
suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada
Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Silahkan baca juga : Pelangi Khazanah Islam
Sumber:
www.republika.co.id Sumber-sumber lain yang telah diedit
0 Response to "KISAH ABU AYYUB AL- ANSHARI"
Post a Comment