Kaidah Membaca Al-Qur'an, Pengertian : Saktah, Tashil, Isymam, Naql dan Imalah
Sunday, September 11, 2016
Add Comment
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Assalamu'alaikum wr.wb. Kajian Islam (Katagori posting Al-Qur'an)
Pembaca budiman, semoga bimbingan dan ridhaNYa selalu menyertai kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk bekal kehidupan di alam yang kekal nanti. Aamiin...
Rasiyambumen/Pelangi Khazanah Islam, menghadirkan materi Kaidah Membaca Al-Qur'an.
Dalam kaidah membaca Al-Quran, ada perubahan cara membaca dengan pola tertentu, ada juga yang tidak menggunakan pola tertentu, sebagaimana dalam gramer bahasa Inggris ada yang disebut reguler verb dan irreguler verb. Perubahan cara baca yang ttidak beraturan ini juga di kenal dalam metode qira'ah Imam Ashim yang banyak dipakai kaum Muslimin Indonesia, kaidah ini dinamakan Gharib.
Qira'ah Imam Ashim riwayat Hafs mulai berkembang dan menyebar luas pada masa pemerintahan Turki Utsmani yang didukung oleh banyaknya cetakan Al-Qur'an dari Arab Saudi sampai menyebar ke seluruh dunia, waktu penyebarannya terutama pada musim-musim haji.
Gharib menurut bahasa artinya tersembunyi atau samar, sedangkan menurut istilah Ulama Qurra' gharib artinya sesuatu yang perlu dijelaskan khusus dikarenakan samarnya pembahasan atau karena peliknya permasalahan baik dari segi huruf, lafadz, arti maupum pemahaman yang terdapat dalam Al-Quran. Adpun bacaan-bacaan yang dianggap gharib (tersembunya/samar dalam qira'ah Imam Ashim riwayat Hafs diantaranya adalah : Saktah, Tashil, Isymam, Naql, Imalah.
Jenis Bacaan Spesial
1. Saktah (diam, tidak bergerak)
Ialah berhenti sejenak tanpa bernafas. Adapun tanda saktah yang terdapat dalam Al-Qur'an biasanya dengan (سكتة) dan kadang-kadang juga dengan (س)
Di dalam al-Qur'an bacaan saktah ada pada 4 tempat yakni :
1. Surat al-Kahfi ayat 1dan 2 : ۥ عِوَجَاۜ قَيِّمً۬
Pembaca budiman, semoga bimbingan dan ridhaNYa selalu menyertai kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk bekal kehidupan di alam yang kekal nanti. Aamiin...
Rasiyambumen/Pelangi Khazanah Islam, menghadirkan materi Kaidah Membaca Al-Qur'an.
Dalam kaidah membaca Al-Quran, ada perubahan cara membaca dengan pola tertentu, ada juga yang tidak menggunakan pola tertentu, sebagaimana dalam gramer bahasa Inggris ada yang disebut reguler verb dan irreguler verb. Perubahan cara baca yang ttidak beraturan ini juga di kenal dalam metode qira'ah Imam Ashim yang banyak dipakai kaum Muslimin Indonesia, kaidah ini dinamakan Gharib.
Qira'ah Imam Ashim riwayat Hafs mulai berkembang dan menyebar luas pada masa pemerintahan Turki Utsmani yang didukung oleh banyaknya cetakan Al-Qur'an dari Arab Saudi sampai menyebar ke seluruh dunia, waktu penyebarannya terutama pada musim-musim haji.
Gharib menurut bahasa artinya tersembunyi atau samar, sedangkan menurut istilah Ulama Qurra' gharib artinya sesuatu yang perlu dijelaskan khusus dikarenakan samarnya pembahasan atau karena peliknya permasalahan baik dari segi huruf, lafadz, arti maupum pemahaman yang terdapat dalam Al-Quran. Adpun bacaan-bacaan yang dianggap gharib (tersembunya/samar dalam qira'ah Imam Ashim riwayat Hafs diantaranya adalah : Saktah, Tashil, Isymam, Naql, Imalah.
Jenis Bacaan Spesial
1. Saktah (diam, tidak bergerak)
Ialah berhenti sejenak tanpa bernafas. Adapun tanda saktah yang terdapat dalam Al-Qur'an biasanya dengan (سكتة) dan kadang-kadang juga dengan (س)
Di dalam al-Qur'an bacaan saktah ada pada 4 tempat yakni :
1. Surat al-Kahfi ayat 1dan 2 : ۥ عِوَجَاۜ قَيِّمً۬
2. Surah Yasin ayat 52 : مِن مَّرۡقَدِنَاۜۗ هَـٰذَا
3. Surat al-Qiyamah ayat 27 : وَقِيلَ مَنۡۜ رَاقٍ۬
4. Surat al-Muthaffifiin ayat 14 : كَلَّاۖ بَلۡۜ رَانَ
2. Tashil (memberi kemudahan, keringanan atau menyederhanakan)
Cara membaca dua hamzah yang berjejer, hamzah pertama dibaca biasa sedangkan hamzah kedua disuarakan antara hamzah dan alif (samar-samar).
Di dalam al-Qur'an bacaan tashil hanya ada pada 1 tempat yaitu :
1. Surat Fushshilaat ayat 44 : ءَا۠عۡجَمِىٌّ۬ وَعَرَبِىٌّ۬ۗ
3. Isymam (mencampurkan).
1. Surat Yusuf ayat 11 : لَا تَأۡمَ۫نَّا
4. Naql (memindah)
Cara merubah bacaan "RO" menjadi "RE" (seperti "E" dalam kata sate")
Dalam al-Qur'an, lafadz yang dibaca dengan metode ini ada pada 1 tempat yakni :
1. Surat Hud ayat 41 : مَجۡر۪ٮٰهَ
Adalah mencampurkan dammah pada sukun dengan momoncongkan bibir atau mengangkat dua bibir (mecucu - Jawa)
Dalam al-Qur'an bacaan ini hanya terdapat pada 1 tempat, yakni :1. Surat Yusuf ayat 11 : لَا تَأۡمَ۫نَّا
4. Naql (memindah)
Adalah membaca lam sukun (أل) "al" diganti dengan harakat huruf hamzah sesudahnya (i) "i" sehingga menjadi (أل) "ali" kemudian huruf hamzah kasroh (i) "i" dari kata "ٱسۡم" dibuang, sehingga berbunyi (lismu) kemudian dihubungkan dengan "بِئۡسَ" maka menjadilah bacaan (bi'sa lismun).
Dalam al-Qur'an, ayat yang mesti dibaca naql hanyalah ada 1 tempat yakni :
1. Surat al-Hujurat ayat 11 : بِئۡسَ ٱلِٱسۡ
5. Imalah (memiringkan atau membengkokkan)Cara merubah bacaan "RO" menjadi "RE" (seperti "E" dalam kata sate")
Dalam al-Qur'an, lafadz yang dibaca dengan metode ini ada pada 1 tempat yakni :
1. Surat Hud ayat 41 : مَجۡر۪ٮٰهَ
Kaidah Bacaan Khusus Lainnya.
Disamping hal-hal di atas, ada hal lain yang juga harus diperhatikan oleh Qari' agar ia terhindah dari kesalahan membaca, karena beberapa kata berikut agak berbeda lafadz denga yang umum diketahui, sebagai unsur kehati-hatian, dintaranya adalah :
Shad-nya dibaca sin. وَيَبۡصُۜطُ (QS Al-Baqarh : 245) dan بَصۜۡطَةً۬ۖ (QS Al-A'raf : 69)+"S" nya boleh dibaca shad boleh juga sin. ٱلۡمُصَۣيۡطِرُونَ (QS Athur : 37)- Shadnya tetap dibaca بِمُصَيۡطِرٍ (QS Al-Ghosiyaj : 22)
- Ha'-nya dibaca dhommah, عَلَيۡهُ ٱللَّهَ (QS Al-Fath : 10)
- Ha'nya dommah dan pendek ketika washal أَنسَٮٰنِيهُ disambung (QS Al Kahfi : 63)
- Qaf-nya mati, ha'nya kasroh dan pendek وَيَتَّقۡهِ (QS An-Nuur : 52)
- Ha'-nya dhommah dan pendek يَرۡضَهُ لَكُمۡۗ (QS Az-Zumar : 7)
- Lam-nya kasroh Ha'-nya kasroh dan pendek وَقِيلِهِۦ (QS. Az Zukhruf : 88)
- Ha'-nya dibaca pendek, dhomir (kata ganti), مَا نَفۡقَهُ (QS. Hud : 91) فَوَٲكِهُ (QS. al-Mu'minun : 19), demikian juga lafadz يَنتَهِ.
- Fa'-nya dibaca pendek فَكِهِينَ (QS. al-Mutaffifiin : 31) demikian juga lafadz فَرِحِينَ
- Kaf-nya dibaca fathah وَهُوَ ڪَلٌّ (QS. An-Nahl : 76)
- Pada waktu membaca ba-nya kedua lafadz berikut, hendaklah berhati-hati jangan sampai salah membaca harakat dan panjang pendeknya, وَرَبَـٰٓٮِٕبُڪُمُ (QS.An-Nisa : 23) جَلَـٰبِيبِهِنَّۚ (QS.Al-Ahzab :59)
- Lam-nya yang kedua dibaca kasrah لِّلۡعَـٰلِمِينَ (QS Ar-Ruum : 22)
- Mim-nya dibaca diibaca kasrah يَوۡمِٮِٕ (QS. Hud : 66) dan (QS. al-Ma'arij : 11)
- Dzal-nya fathah , sedang nun-nya dhommah, أَرِنَا ٱلَّذَيۡنِ (QS. Fushshilat : 29).
- Dal-nya fathah dan Nun-nya kasroh خَـٰلِدَيۡنِ (QS. Al-Kasyr : 17).
- Dhod-nya boleh dibaca fathah atau dhommah. Dalam 1 ayat ada 3 kata, apabila yang awal dibaca fathah, maka semuanya harus dibaca fathah, dan apabila yang pertama dibaca dhomah, maka semuanya harus dibaca dhommah. ضَعۡفٍ۬ (QS. Ar-ruum : 54)
- Lam-nya (إِلاًّ۬) tanwin, kemudian di idhgham-kan pada wawu ketika washol (sambung). Lafadh ini bermakna qorobah bukan bukan istisna. إِلاًّ۬ وَلَا ذِمَّةً۬ۚ (QS. at-Taubah : 8 dan 10).
- Ta-nya dibaca fathah dan tanpa (تَجۡرِى تَحۡتَهَا ,(مِنَ (QS. at-Taubah : 100)
- ( ) dibaca panjang 2 ketukan, أُولَٮٰهُمَ (QS. al-Isra' : 5) لِأُولَٮٰهُمۡ (QS. al-A'raf : 38-39), demikian juga lafadz (لِأُولَا) dengan ( ٱلۡ).
- Hamzahnya pendek سَأُوْرِيكُمۡ (QS. Al-A'raf : 145).
- Wawu-nya dibaca pendek مِن تَفَـٰوُتٍ۬ۖ (QS. al-Mulk : 3)
- وَءَاتَوُاْ ٱلزَّڪَوٰةَ (QS. al-Baqarah : 277) dan (QS at-Taubah : 5 dan 11), (QS. al-Hajj : 41) ta'-nya fathah, wawu-nya dhommah ketika washol (sambung), dan mati ketika waqof (berhenti). Ini fi'il Madhi (kata lampau) bukan fi'il Amr (kata perintah).
Pembaca budiman klik link ini : Fiqih Nikah untuk bacaan lainnya.
Hukum-hukum bacaan al-Quran, hal. 251-256, Moh. Wahyudi, Penerbit INDAH Surabaya.
0 Response to "Kaidah Membaca Al-Qur'an, Pengertian : Saktah, Tashil, Isymam, Naql dan Imalah"
Post a Comment