Asbabun Nuzul "Surat An-Nuur" (Ayat 11 s/d 26) Menjawab Berita Hoax (Fitnah) yang Melanda Aisyah r.anha Istri Rasulullah SAW.
Wednesday, January 18, 2017
Add Comment
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Kajian Islam (Katagori posting Asbabun Nuzul)
Pembaca budiman, semoga Rahmat serta Bimbingan-Nya selalu tercurah kepada kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk menghambakan diri dengan ikhlas semata hanya kepada Allah Swt. Aamiin...
Rasiyambumen/Pelangi Khazanah Islam, memposting : Asbabun Nuzul "Surat An-Nuur" Ayat 11 s/d 26 terkait dengan finah atau berita Hoax.
Baca juga : Khutbah Jum'at Singkat 2016
Ummul Mukminin, Siti Aisyah r.anha pernah difitnah berselingkuh dengan salah seorang sahabat.
Fitnah itu sempat mengubah sikap Rasulullah Saw. kepada Aisyah hingga turunlah wahyu Surat An-Nuur ayat 11-26 yang menyatakan Aisyah terbebas dari fitnah selingkuh tersebut.
Al-Kisah.
Rasulullah saw, dalam menerima wahyu ada kalanya ayat-ayat al-Qur'an itu turun untuk menjawab berbagai macam pertanyaan para sahabat, dan ada juga untuk menceritakan umat-umat terdahulu, ada juga untuk masalah hukum, ibadah, pergaulan sehari-hari sampai persoalan rumah tangga.
Dikala Siti Aisyah masih dalam pergunjingan fitnah oleh kaum munafik,musrikin,dan kaum kafir, yang ingin merusak rumah tangga Rasulullah saw. saat itu pula beliau hampir satu bulan lamanya tidak pernah menerima wahyu dari Allah Swt.
Fitnah itu terjadi saat selesainya perang antara kaum Muslimin dengan bani Mushthaliq pada bulan Sya'ban tahun ke 5 Hijriyah. Peperangan ini diikuti oleh sejumlah kaum munafik, dan istri Rasulullah saw. Siti Aisyah r.anha turut pula dengan Rasulullah saw.
Kehilangan Kalung.
Dalam perjalanan pulang saat kembali dari peperangan, rombongan kaum muslilimin berhenti di suatu tempat di dekat kota Madinah. Saat itulah Siti Aisyah merasa bahwa kalungnya telah putus dan hilang. Lalu Siti Aisyah yang biasanya ditandu oleh para sahabat segera kembali ke tendanya untuk mencari kalungnya yang hilang tersebut. Sementara orang-orang yang membawa tandu Siti Aisyah tidak menyadari kalau beliau tidak berada di dalam tandu.
Setelah sekian lama mencari kalung tersebut, namun kalung itu tak ditemukannya. Karena itulah Siti Aisyah menuju tandunya kembali. Tetapi setelah sampai ditempat rombongan, ia telah ditinggalkannya. Maka Siti Aisyah hanya dapat pasrah, Ia berharap ada rombongan kaum muslimin yang kembali. Karena menunggu terlalu lama akhirnya Siti Aisyah terserang kantuk hingga akhirnya tertidur.
Tanpa diduga, di saat itu muncullah salah seorang anggota rombongan yang bernama Shofwan bin Mu'athal as-Sulami adz-Dzakwani r.a, lewat. Shofwan ini bertugas sebagai anggota pasukan paling belakang. Melihat ada orang yang tertinggal, Shofwan segera menjenguknya. Namun setelah mengetahui yang tertinggal adalah Ummul Mukminin, Siti Aisyah r.anha. Shofwan pun berkata, "Innalillahi wainna ilaihi rooji'un" kata sofwan dengan sangat terkejut.
Shofwan pun segera memberikan tunggangan untanya kepada Siti Aisyah r.anha. Sedangkan Shofwan sendiri berjalan kaki sambil menuntun unta yang titunggangi oleh Siti Aisyah r.anha. Mereka berdua akhirnya berhasil menyusul rombongan kaum muslimin yang sedang beristirahat.
Orang-orang yang menyaksikan kedatangan Ummul Mukminin bersama Shofwan, lalu munculah desas-desus terhadap hubungan keduanya.
Orang munafik seperti Abdullah bin Ubay bin Salul, memfitnah bahwa Siti Aisyah telah berselingkuh dengan Shofwan. Fitnah itu dengan cepat beredar hingga di kota Madinah sehingga menimbulkan kegoncangan di kalangagan kaum Muslimin.
Disebabkan tuduhan selingkuh tersebut, sampai-sampai Rasulullah Saw. menunjukkan perubahan sikap atas diri Aisyah. Dalam waktu singkat karena peristiwa itu Akhirnya Aisyah jatuh sakit.
Saat itu ketika Aisyah sakit menjadi bingung. Ketika aku sakit, " kata Aisyah" aku tidak melihat kelembutan dari Nabi saw. sepeti biasa yang aku lihat ketika aku sakit. Beliau hanya mengucapkan salam, lalu bertanya : "Bagaimana keadaanmu" kemudian pergi, kata Siti Aisyah r.anha. (yang terdapat dalam kitab An-Nihayah fi Gharib al-Hadits).
Kondisi fitnah itu terus menyebar hingga mencapai satu bulan lamanya.
Dan selama itu pula tak ada wahyu yang diterima Rasulullah Saw. sampai kemudia Allah SWT, mengabarkan berita gembira kepada Nabi saw, yang menyatakan bahwa Aisyah r.anha terbebas dari segala tuduhan perselingkuhan dan fitnah itu.
Penegasan Allah Swt. itu terangkum dalam Al-Qur'an "Surat An-Nuur" (ayat 11 -26)
Dengan turunnya Ayat tersebut, terbebaslah Siti Aisyah dari tuduhan (Fitnah) keji itu, hingga berbahagilah Rasullah saw. berserta shahabat-sahabat setianya.
Inilah Ayat-ayat yang membebaskan tuduhan Siti Aisyah r.anha dari berita hoax (Fitnah) yang ia telah menderita kurang lebih dalam waktu satu bulan. :
إِنَّ الَّذِينَ جَآءُو بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِّنكُمْ ۚ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَّكُم ۖ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُم مَّا اكْتَسَبَ مِنَ الْإِثْمِ ۚ وَالَّذِى تَوَلَّىٰ كِبْرَهُۥ مِنْهُمْ لَهُۥ عَذَابٌ عَظِيمٌ ﴿النور11 "Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa diantara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyebaran berita bohong itu, baginya azab yang besar." (QS, An-Nuur : 11)
Dan untuk ayat ke-12 sampai dengan 26 QS, Surat An-Nuur adalah penjelasan secara rinci bagaimana seorang muslim ketika menerima berita hoax (bohong) agar jangan terburu mengikuti apa yang disampaikan oleh pembawa berita tersebut. Dan diperingatkan pula untuk mengatakan sekali-kali tidak pantas bagi kita memperkatakan ini. (pen maksudnya muslim tidak dibenarkan berkata hoax (bohong) hingga ayat ke 26 adalah penjelasan secara lengkap. silakan baca ayat tersebut dalam Al-qur'an.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa turunnya ayat ini (QS,24 : 26) berkenaan dengan tuduhan yang dibuat-buat kepada istri Nabi Saw.
Diriwayatkan pula oleh at-Thabrani dengan dua sanad yang keduanya bersumber dari Ibnu Abbas.
Dalam riwayat lain pula, dikemukakan bahwa orang-orang membicarakan fitnah yang ditujukan kepada Aisyah r.anha. Rasulullah saw. mengirim utusan kepada Aisyah : "Hai Aisyah bagaimana pendapatmu tentang ocehan orang mengenai dirimu?" Aisyah menjawab : "Aku tidak akan memberikan sanggahan apa pun sehingga Allah menurunkan sanggahan dari langit" . Berkenaan ucapan Aisyah r.anha Allah menurunkan 16 ayat dari (QS, An-Nuur, 11 - 26 ). Kemudian Rasulullah membacakan ayat itu sampai "Alkhabitsatu lil khabitsina" (QS, 24 : 26).
Diriwayatkan oleh at-Thabrani yang bersumber dari Al-Hakam bin Utaibah.
Hadits ini sanadnya shaheh.
Keterangan Ayat :
Ayat ini juga berhubungan dengan sumpah Abu Bakar Ash-Shidiq r.a. bahwa Dia tidak akan memberi apa apa kepada kerabatnya ataupun orang lain yang terlibat dalam menyiarkan berita bohong tentang diri Aisyah. Maka turunlah ayat ini melarang beliau melaksanakan sumpahnya itu dan menyuruh mema'afkan dan berlapang dada terhadap mereka sesudah mendapat hukuman atas perbuatan mereka itu.
Yang di maksud dengan wanita-wanita yang lengah itu ialah wanita-wanita yang tidak pernah sekalipun teringat oleh mereka akan melakukan perbuatan yang keji itu.
Ayat ini menunjukkan kesucian Aisyah r.anha. dan Shofwan dari segala tuduhan yang ditujukan kepada mereka. Rasulullah saw, adalah orang yang paling baik. Maka pastilah wanita yang baik pula yang menjadi istri Beliau.
Demikian sekelumit uraian Asbabun Nuzul "Surat An-Nuur" (ayat 11 s/d 26) diambil dari beberapa sumber yang disanadkan denga hadits shoheh. Semoga bermanfaat dan menambah keyakinan kita bahwa kebenaran pasti akan menghapus kebatilan.
0 Response to "Asbabun Nuzul "Surat An-Nuur" (Ayat 11 s/d 26) Menjawab Berita Hoax (Fitnah) yang Melanda Aisyah r.anha Istri Rasulullah SAW."
Post a Comment