Peringatan Seorang Bocah Membuat Ulama Besar Tersungkur Menangis. Apakah yang terjadi ? Ikuti Kisahnya.
Saturday, July 22, 2017
Add Comment
Kajian Khazanah Islam (Katagori posting Kisah)
Pembaca budiman, dengan diringi do'a semoga Allah Swt. senantiasa mencurahkan Rahmat serta bimbingan kepada kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk mendapatkan kebahagiaan dan ridha dalam kehidupan akhirat kelak. Aamiin...
Rasiyambumen/Pelangi Khazanah Islam memposting Kisah : Peringatan Seorang Bocah Membuat Ulama Besar Tersungkur Menagis.
Pengertian Fatwa dan Nasehat.
Fatwa adalah sebuah istilah mengenai pendapat atau tafsiran pada suatu masalah yang terkait dengan hukum Islam. Fatwa sendiri dalam bahasa Arab artinya adalah "nasihat" "petuah" "Jawaban" atau "pendapat".
Adapun yang dimaksud adalah sebuah keputusan atau nasihat resmi yang diambil oleh sebuah lembaga atau perorangan yang diakui otoritasnya, disampaikan oleh seorang atau mufti atau ulama, sebagai tanggapan atau jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan oleh peminta fatwa (mustafti) yang tidak mempuinyai keterikatan.
Dengan demikian peminta fatwa tidak harus mengikuti isi atau hukum fatwa yang diberikan kepadanya. Penggunaannya dalam kehidupan beragama di Indonesia, fatwa dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia sebagai suatu keputusan tentang persoalan ijtihadiyah yang terjadi di Indonesia guna guna dijadikan pegangan pelaksanaan ibadah umat Islam Indonesia. Kata fatwa ini masih berkerabat dengan kata petuah dalam bahasa Indonesia. Nasehat merupakan elemen pokok dalam agama Islam sehingga orang yang menganut Islam harus bisa memberikan nasihat kepada teman atau saudaranya. Sebagaimana dalam sebuah hadits disampaikan Al-Dinu Al-Nashihah, hal ini menunjukkan pentingnya nasihat dalam agama. Firman Allah Swt sbb :
(68) : أُبَلِّغُكُمْ رِسٰلٰتِ رَبِّى وَأَنَا۠ لَكُمْ نَاصِحٌ أَمِينٌ ﴿الأعراف
"Aku menyampaikan amanah Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasihat yang terpercaya bagimu" (QS Al-A'raf : 68).
Demikian pula Nabi SAW. bersabda : "Agama itu nasihat. Sahabat bertanya, Bagi Siapa? " Beliau menjawab : "Bagi Allah, KitabNya, RasulNya, pemimpin-pemimpin, dan umat Islam pada umumnya" (HR. Muslim). Kata nasihat bersal dari bahasa Arab, dari kata kerja nashaha yang artinya khalasha, yaitu murni serta bersih dari segala kotora dan benar. Dalam arti lain juga dapat berarti khaatha, yaitu menjahit karena perbuatan penasehat yang selalu mengiginkan kebaikan orang yang dinasehatinya diibaratkan memperbaiki pakaianya yang robek. Menurut istilah, nasihat adalah mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan.
Berikut adalah 3 kisah hikmah yang berkaitan dengan nasihat dari orang yang ber-ilmu :
1. 8 Delapan Wasiat Umar bin Khattab.
- Siapa yang meninggalkan ucapan yang sia-sia, maka dia akan diberi hikmah.
- Siapa yang meninggalkan penglihatan yang tidak perlu, maka dia akan diberi kekhusu'an di dalam hati.
- Siapa yang meninggalkan makan yang berlebihan, maka dia akan diberi kenikmatan dalam beribadah.
- Siapa yang meninggalkan tertawa yang berlebihan, maka dia kan dikaruniai kewibawaan.
- Siapa yang meninggalkan humor yang berlebihan, maka dia akan dianugerahi kehormatan.
- Siapa yang meninggalkan kecintaan kepada dunia, maka dia akan diberi kecintaan kepada akhirat.
- Siapa yang meninggalkan perhatian kepada aib orang lain, maka dia akan diberi kemampuan untuk memeperbaiki aibnya sendiri.
- Dan siapa yang meninggalkan penelitian tentang bagaimana wujud Allah, maka dia akan terhindar dari sifat nifaq. (nashaihul Ibad, hlm 214).
2. Hati-Hati Tergelincir.
- Nu'man bin Tsabit atau yang biasa kita kenal dengan Abu Hanifah, atau populernya disebut Imam Hanafi, ketika sedang berjalan akan menuntut ilmu, berpapasan dengan anak kecil yang berjalan mengenakan sepatu kayu (Gapyak/Bapyak).
- Hati-hati , Nak dengan sepatu kayumu itu, jangan sampai kamu tergelincir.
- Dan menjawab dengan ucapan terima kasih atas perhatian Tuan.
Jadi Tuan lah yang selama ini terkenal dengan gelar al-Imam, al-A'dhom, (imam Agung) itu? tanya si bocah.
Sang Imam menjawab :
Bukan aku yang memberi gelar itu, Masyarakatlah yang berprasangka baik dan membri gelar itu kepadaku.
Seorang Bocah berkata :
Seorang Bocah berkata :
- "Wahai Imam, hati-hati dengan gelarmu jangan sampai Tuan tergelincir ke neraka karena gelar"! Sepatu kayuku ini mungkin hanya menggelincirkanku di dunia. Tapi gelarmu dapat menjerumuskanmu ke dalam api yang kekal. Jika kesombongan dan keangkuhan menyertaimu.
Sepasang tangan yang menarikmu dikala terjatuh lebih harus kau percayai dari seribu pasang tangan yang menyambutmu dikala tiba di puncak kesuksesan.
- Hubungilah sahabat mu
- Sahabat yang baik adalah lentera di kegelapan,
- kadang cahayanya baru terasa ketika dunia telah gelap.
Semoga Allah senantiasa melindungi dan memberkahi kita. Aaamiin...
3. Belajar Dari Kata-Kata Hikmah Imam As-Syafi'i.
- Bila kamu tak tahan penatnya belajar, maka kamu akan menaggung perihnya kebodohan.
- Berapa banyak manusia yang masih hidup dalam kelalaian, sedangkan kain kafanya sedang ditenun.
- Orang yang berilmu dan beradab, tidak akan diam di kampung halaman. Tinggalkan. negerimu, merantaulah ke negeri orang.
- Jangan cintai orang yang tidak mencintai Allah, kalau Allah saja ia tinggalkan, apalagi kamu.
- Barangsiapa yang menginginkan Husnul khatimah, hendaklah ia selalu ber-prasangka baik dengan manusia.
- Doa di saat tahajud adalah umpama panah yang tepat mengenai sasaran.
- Ilmu itu bukan yang dihafal tetapi yang memberi manfaat.
- Seorang sufi tidak menjadi sufi jika ada pada dirinya 4 perkara : malas, suka makan, suka tidur dan berlebih-lebihan.
- Siapa yang menasehatimu secara sembunyi-sembunyi maka ia benar-benar menasehatimu. Siapa yang menasehatimu di khalayak ramai, dia sebenarnya menghinamu.
- Jadikan akhirat di hatimu, dunia di tanganmu, dan kematian di pelupuk matamu.
0 Response to "Peringatan Seorang Bocah Membuat Ulama Besar Tersungkur Menangis. Apakah yang terjadi ? Ikuti Kisahnya."
Post a Comment