Konsep Rizeki yang Indah dan Adil
Monday, October 16, 2017
Add Comment
Kajian Khasanah Islam (katagori posting Rezeki Barokah)
Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu menyertai kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin.
Rasiyambumen.com/Pelangi Khazanah Islam mempost. Konsep Rizeki yang Indah dan Adil
Kaum muslimin, segenap makhluk yang ada dibumi ini, tunduk dan taat atas apa yang telah Allah tentukan / takdirkan, dari yang terkecil hingga yang terbesar sekalipun. Dan kepada makhluk yang paling teristimewa yaitu manusia juga tidak akan mungkin melawan kehendak Allah. Apa yang ditetapkannya maka itulah yang harus diterimanya. Walaupun ada firman Allah sebagai berikut :
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُمَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ
"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mmereka" (QS Ar-Ra'du, (13) : 11)
Baca yang ini : Rahasia Sedekah Yang Penuh Berkah Dan Kesehatan.
Dalam ayat diatas terkandung makna bahwasanya semua perkara di seluruh dunia ini terjadi dengan takdir dan perintahNya. Namun Allah SWT telah menjadaikan sunnah-sunah kauniyah dan syariat dalam merubah nasib suatu kaum. Sehingga umat yang menjalankan sunnah-sunnah kauniyah dan syariat untuk kejayaan, maka Allah SWT merubahnya menjadi Jaya. Demikian juga sebaliknya, apabila mereka menjalankan sunnah-sunnah Allah untuk kerendahan dan kehinaan, maka Allah menjadikan mereka hina dan rendah. Nah kalau kita pahami dengan cermat Ayat tersebut di atas , hakekatnya adalah segalanya Allah yang menentukan. Hal ini telah terjadi pada umat-umat terdahulu, yang semestinya menjadai pelajaran bagi umat manusia pada zaman sesudahnya/sekarang.
Terkait dengan pembagian rezeki bagi umat manusia hanyalah Allah SWT. Sang Khaliq yang telah menentukan rezeki setiap anak Adam yang hidup di muka bumi ini. Ada yang mendapat limpahan rezeki, tetapi banyak pula yang rezekinya terbatas.
Kendati setiap orang selalu berharap dan berdoa agar senantiasa mendapat rezeki yang melimpah, namun tak ada yang dapat mengetahui kepastian mengenai rezeki. Soal kapan, di mana, dan jumlah rezeki yang akan diperoleh, berada di luar batas kemampuan akal dan rasio manusia.
Upaya manusia untuk mengais rezeki pun sangat beragam. Ada orang yang dapat meraup jutaan atau bahkan milyaran rupiah dalam sekali tanda tangan misalnya. Namun banyak pula yang bekerja keras hanya mendapat belasan hingga puluhan ribu saja. Malah tak sedikit orang yang pulang ke rumahnya dengan tangan hampa.
Dibalik setiap rahasia pasti terkandung hikmah. Syekh Muhammad Mutawwalli Sya'rawi, seorang tokoh yang piawai menafsirka Al-Quran, dengan analisisnya yang tajam mencoba menuliskan hasil pemikirannya dan renungannya terhadap satu dimensi utama manusia, yaitu menncari rezeki.
Syekh menjabarkan hal ihwal rezeki yang kerap ditanyakan banyak pihak. Sebuah risalah sederhana yang berusaha menguak hikmah di balik sejumlah fenomena menarik soal pencarian rezeki.
Dalam kitabnya bilau mengupas sebuah pertanyaan yang kerap diolontarkan anak Adam itu : mengapa sebuah manusia ditakdirkan memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda? Bukankah jika berkehendak, Allah pasti jadikan mereka dengan kapasitas dan kualitas diri yang sama?.
Menurut Syekh Sya'rawi, di balik ; dibalik perbedaan tersebut ada manfaat dan hikmahnya. Allah SWT hendak menunjukkan dengan adanya perbedaan itu, umat manusia dapat saling melengkapi satu sama lain sebagaimana malam yang membutuhkan siang, ujarnya.
Allah berfirman di dalam Al-Quran sebagai berikut :
وَالَّيْلِ إِذَا يَغْشَىٰ :١
وَالنَّهَارِإِذَا تَجَلَّىٰ :٢
وَمَاخَلَقَ الذَّكَرَوَالْأُنثَىٰٓ :٣
إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّىٰ :٤
Demi malam apabila menutupi. (1) Demi siang apabila terang benderang (2) Demi penciptaan laki- laki dan perempuan (3) Sesungguhnya usahamu memang beraneka macam (4). (QS, Al-Lail : 1-4)
Baca juga ini : KAYA YANG BAROKAH HANYA DENGAN ISTIQOMAH BERSEDEKAH
Menurut Syekh Sya'rawi, ayat itu menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan, lemah dan kuat, mempunyai tugas dan peran masing-masing.
Sedangkan, ayat keempat surah al-Lail, kata Syekh, menunjukkan betapa usaha manusia dalam menjemput rezeki amat beraneka ragam. Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi jika kemampuan tersebut sama rata. Tak akan ada lagi orang yang mau berprofesi sebagai pembantu, guru, tukang kebun, petani ataupun nelayan. Syekh Sya'rawi menegaskan dengan perbedaan itulah manusia saling melengkap dan menguatkan.
Demikian uraian Konsep Rizeki yang Indah dan Adil. Semoga bermanfaat dan mudah-mudahan kita menjadi hamba yang menerima dengan ikhlas apa yang Allah takdirkan. Wallahu 'alam.
0 Response to "Konsep Rizeki yang Indah dan Adil "
Post a Comment