Sejarah Penghimpunan Dan Penyusunan Mushaf Al-Qur'an.
Thursday, October 5, 2017
Add Comment
Kajian Khazanah Islam (Katagori Posting Sejarah)
Pembaca budiman, semoga Rahmat serta Bimbingan-Nya selalu menyertai kita dalam sega aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagaan dan menuju Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...
Rasiyambumen.com/Pelangi Khazanah Islam mempost artikel : Sejarah Penghimpunan Dan Penyu-sunan Mushaf Al-Qur'an.
Saat ini Umat Islam mengenal Al-Qur'an adalah dalam bentuk yang sudah tersusun rapi dan ter-urut sesuai denga nomor urut Surat dan jumlah ayat yang sudah ditentukan. Atau yang disebut ; Mushaf Al-Qur'an. Kitab suci yang sekarang kita baca adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. melalu perantara Malaikat Jibril dengan cara bertahab sebagai pedoman hidup bagi manusia dari zaman Rasulullah hingga akhir zaman nanti (Kiamat). Tak terkecuali apakah ia seorang muslim atau non muslim sekalipun. Ini berdasarkan dalil yang terdapat di Al-Qur'an dengan firman-Nya dibawah ini :
"Bulan ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur-an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)" (QS Al-Baqarah : 185)
Sejarah Penghimpunan dan penyusunan Mushaf Al-Qur'an.
Baca juga ini : 16 BULAN RASULULLAH SHALAT MENGHADAP KE MASJID AL AQSHA
Sampai Rasulullah saw. meninggal, Al-Qur'an belum dihimpun di dalam satu Mushaf karena masih menunggu kemungkinan adanya penghapusan sebagian hukum dan tilawahnya. Ketika penurunan wahyu sudah terputus, dengan meninggalnya Rasulullah saw, maka Allah meng-ilhamkan kepada para Khalifah yang terpimpin untuk melakukan penghimpunan Al-Qura'an. Hal ini sesuai dengan janji-Nya yang benar bahwa ia akan menjamin keterpilihannya bagi umat ini. Maka dimulailah penghimpunan tersebut pada masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Sidiq, atas prakasa dan usulan Umar Bin Khattab. Sebenarnya sejak masa Rasulullah saw. Al-Qur'an sudah ditulis secara keseluruhan, tetapi belum dihimpun di satu tempat dan belum ditertibkan nomor urut surat-suratnya dan dimana surat itu diturunkan.
1. Penulisan Wayhu di Masa Rasulullah saw.
Pada hakikatnya Al-Qur'an juga telah dihimpun pada masa Rasulullah saw. atas petunjuk Jibril AS. kepadanya. Kemudian yang kedua pada masa Abu Bakar Ash-Sidiq dan ketiga pada masa Utsman bin Affan r.a. dengan penertiban surat-suratnya. Pada masa Rasulullah terdapat beberapa sahabat yang bertugas sebagai penulis wahyu. Apabila diturunkan ayat-ayat Al-Qur'an, Nabi saw. memanggil mereka agar menulisnya diatas sarana penulisan yang ada pada waktu itu, satu naskah untuk disimpan di tempat Nabi. Dan yang lainnya untuk penulis itu sendiri. Pada waktu Nabi saw. meninggal lembaran-lembaran tulisan itu dan yang lainnya berada pada istri-istri beliau. Secara periodik, dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
- Para Penulis Wahyu di Periode Mekkah.
- Diantara para penulis Al-Qur'an di masa Nabi saw. sekaligus sebagai sekretaris Nabi saw. adalah Abdullah bin Sa'ad bin Abi Sharh dan Khalid bin Sa'id bin Ash yang pernah mengatakan : Sayalah orang pertama yang menuliskan Bismillahir Rahmannir Rahim. Al-Kattani menceritakan bahwa saat Rafi' bin Malik Al-Anshari ra. ikut dalam bai'at Aqabah, maka Nabi saw. menyerahkan semua ayat-ayat yang telah diturunkan, dan saat kembali ke Madinah Rafi' mengumpulkan semua anggota sukunya dan membacakan ayat-ayat tersebut di depan mereka.
- Penulisan Wahyu Periode Madinah
Dalam periode ini tercatat sekurangnya 29 shabat pencatat Al-Qur'an diantaranya adalah :
- Abu Bakar Ash-Sidiq
- Umar bin Khatab
- Utsman bin Affan
- Ali bin Abi Thalib
- Abban bin Sa'id
- Abu Umamah Al-Bahili
- Abu Ayyub Al-Anshari
- Abu Salamah
- Ubayy bin Ka'ab
- Al-Arqam
- Usaid bin Hudair
- Tsabit bin Qays Ja'far bin Abi Thalib
- Jahm bin Sa'ad
- Hathib bin Abi Baltha'ah
- Huzaifah Ibnil Yaman
- Hanzhalah
- Khalid bin S'id
- Zubair bin Awwam
- Zaid bin Tsabbit
- Sa'ad Ibnu Rabi
- Sa'ad bin Ubadah
- Surahbil bin Hasna
- Amir bin Fuhaira
- Abdullah bin Rawahah
- Abdullah bin Amr
- Amr bin Ash
- Muhammad bin Maslamah
- Mu'adz bin Jabal
- Muawiyyah bin Abi Sufyan
Setiap wahyu yang turun Nabi memanggil para khuttab (penulis/sekretaris) beliau untuk mencatat wahyu tersebut. Seperti yang diceritakan Zaid bin Tsabit bahwa ia sering dipanggil oleh Nabi saw. jika ada wahyu turun.
- Cara Penulian Wahyu di Kalangan Sahabat.
- Para sahabat di era kenabian yang telah pandai membaca dan menulis sangat gemar menulis Al-Qur'an, sampai-sampai Nabi saw. melarang mereka, selain Al-Qur'an dan memerintahkan mereka menghapusnya (catatan Hadits). Karena Nabi saw. tidak mau jika ada yang menulis Al-Quran dan hadtis dalam satu catatan karena ditakutkan tercampur antara Al-Qur'an dengan hadits. Demikian tinggi semangat para sahabat dalam menuliskan Al-Qur'an sehingga mereka yang buta huruf hadir juga di Masjid membawa tinta dan kulit, lalu meminta orang lain untuk menuliskan mereka. Catatan : Namun Nabi saw. melarangnya dengan kekhawatiran ada Wahyu yang tertulis campur dengan hadtis.
2. Penjelasan dari Hadits
- Kronologi Penyusunan Mushaf, Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya dari Zaid bin Tsabit, ia berkata : " Abu Bakar memintaku datang berkenaan dengan kematian para sahabat di peristiwa Yamamah, pada saat itu Umar bin Khattab r.a. berada disisinya, lalu Abubakar berkata : "Sesungguhnya Umar telah datang kepadaku mengatakan : "Para penghafal Al-Qur'an banyak yang terbunuh di peristiwa yamamah dan sesungguhnya aku khawatir akan terbunuhnya para penghafal yang masih ada di berbagai tempat lalu dengan itu banyak bagian Al-Qur'an yang hilang; karena itu aku mengusulkan agar kamu memerintahkan penghimpun Al-Qur'an, kmudian aku berkata kepada Umar: "Bagaimana kita akan melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah saw?. Umar berkata : Demi Allah ini adalah kebaikan. Maka Umar pun terus mendesakku sehingga Allah, melapangkan dadaku untuk itu, dan aku sekarang berpendapat sebagaimana pendapat Umar, Zaid berkata : "Abubakar berkata : "Sesungguhnya engkau adalah pemuda yang bijaksana, kami tidak menyangsikanmu, karena kamu pernah menjadi penulis wahyu bagi Rasulullah saw. maka periksalah al-Qur'an dan himpunlah. "Demi Allah seandainya mereka menugasiku untuk memindahkan salah satu gunung, sungguh itu tidaklah lebih berat bagiku ketimbang apa yang ia perintahkan kepadaku yaitu menghimpun Al-Qur'an. Aku berkata : "Bagaimana kamu berdua akan melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah saw.? Ia berkata : Demi Allah ini adalah kebaikan. "Maka Abubakar pun mendesakku sehingga Allah melapangkan dadaku untuk melakukannya sebagaimana Allah telah melapangkan dada Abubakar dan Umnar sebelumnya. Maka aku (Zaid) periksa Al-Qur'an dan aku menghimpunnya dari pelepah qurma, batu-batu tulis (likhaf) dan dada para shabat, sehingga aku dapati akhir surat At-Taubah pada Abu Khuzaimah al-Anshari, aku tidak rasulu(n) sampai akhir at-Taubah (QS. At-Taubah : 138-139), maka mushaf-mushaf itu disimpan oleh Umar sampai beliau meninggal dan selanjutnya disimpan oleh Hafshah binti Umar.
- Jasa Abu Bakar Ash Shidiq
Ibnu Abi Daud meriwayatkan di dalam al-mushaf dengan sanad hasan dari Abu Khair, ia berkata : "Aku pernah mendengar Ali berkata : "Orang yang paling besar pahalanya dalam urusan mushaf ialah Abu Bakar, semoga Allah melimpahkan rahmat kepada Abu Bakar, dia adalah orang yang pertama kali menghimpun Al-Qur'an"
- Penyusuanan di Masa Utsman.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas bahwa Hudzaifah bin al-Yaman pernah datang kepada Utsman, waktu itu Hudzaifah memimpin penduduk Syam dan Irak dalam melakukan Armenia dan Azerbaijan, maka ia terkejut oleh perselisihan mereka antara penduduk Syam dan Iraq dalam qira'ah 135, lalu ia berkata kepada Ustman : "Selamatkanlah umat ini sebelum mereka berselisih sebagaimana perselisihan orang-orang Yahudi dan Nasrani. "Maka Utsman meminta kepada Hafsah agar meminjamkan mushaf-nya untuk ditranscrip dalam beberapa mushaf, lalu Hafsah meminjamkannya, kemudian Utsman memerintahkan Zaid bin Tsabit, Abdullah bin al-Zubair, Sa-ad bin Abi Waqqash dan Abdur-Rahman bin al-Harits bin Hisyam, lalu mereka pun menstranscibnya ke-dalam beberapa mushaf. Utsman berkata kepada tiga tokoh Quraisy tersebut : "Apabila kalian bertiga berselisih dengan Zaid tentang susuatu dari Al-Qur'an maka tulislah ia dengan bahasa Quraisy karena ia diturunkan dengan bahasa mereka". Pesan ini mereka laksanakan dengan baik. Setelah penulisan ke dalam berbagai mushaf ini selesai, maka Utsman mengmbalikan lembaran-lembaran aslinya kepada Hafshah, dan dikirimlah setiap mushaf tersebut ke berbagai pusat Islam, kemudian diperintahkan agar setiap lembaran atau mushaf lainnya dibakar.
- Alasan Surat At-Taubah Tanpa Bismillah
Ahlus-Sunan meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. ia berkata : " Aku pernah bertanya kepada Utsman : "Apa alasnnya anda menjadikan Surat Al-Anfal termasuk Al-Matsani, dan At-Taubah masuk Mi'in kemudian anda gabungkan antara keduanya tanpa menuliskan Bismillahrrahmanirrahim dan kedua anda letakkan di dalam aas-sab'u(t) thiwal (Tujuh yang panjang?) Utsman berkata : "Adalah Rasulullah saw. apabila turun kepadanya surat yang mempunyai bilangan, ia memanggil sebagian penulisnya kemudian mengatakan : "Letakkan ayat-ayat itu di dalam surat yang menyebutkan ini dan itu". Al-Anfal adalah termasuk surat-surat awal yang turun di Madinah, dan At-Taubah termasuk surat yang terakhir di turunkan. Disamping itu kisahnya pun sama dengan kisahnya, maka aku yakin bahwa ia (At-Taubah) adalah bagian dari al-Anfal. Setelah Rasulullah saw. meninggal dan tidak menjelaskan kepada kami bahwa ia adalah bagian darinya, karena itu aku menggabungkan antara keduanya tanpa menuliskan Bismillahirrahmanirrahim antara keduanya dan aku meletakkannya di dalam as-Sab'ut Twiwal.
3. Tata Urutan Mushaf.
- Urutan penurunan tidak sama dengan urutan tilawah. Urutan surat-surat dan peletakkan ayat-ayat pada tempatnya sekarang ini adalah berdasarkan wahyu. Rasulullah saw. biasanya mengatakan : Letakkanlah ayat ini di tempat ini" Urutan (tertib) tilawah ini sampai kepada kita melalui riwayat mutawatir dari Rasulullah saw. Tertib surat-suratnya yang sekarang adalah sesuai dengan tartibnya di Lauh Mahfudz. Sesuai dengan tertib ini pula Rasulullah saw. membaca kepada Jibril AS. setiap tahun pertemuannya. Pada tahun terakhir, Rasulullah saw. membaca kepadanya dua kali. Akhirnya ayat yang diturunkan ialah : wattaqu yauman tarji'una fihi ilallahi... (QS, Al Baqarah 281) kemudaian Jibril memerintahkan agar meletakkannya antar ayat riba. (QS Al-Baqarah 278-280) dan ayat hutang (QS. Al-Baqarah 282-283).
- Dalil-dalil yang melegitimasi pendapat ini juga cukup banyak. Di antara dalil tersebut, yaitu dalil-dalil yang diriwayatkan Imam Bukhari, bahwa "Sesungguhnya Nabi Muhammad saw. ketika menempati permadaninya, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya, kemudian menimpakan terhadap kedua bacaan Qul Huwallahu Ahad dan surat Al-Mu'awidzatain yakni surat Al-Falaq dan surat An-Naas. Beliau mengucapkan keduanya secara berurutan seperti urutan yang terdapat dalam Mushaf.
- Sementara itu, Imam Muslim meriwayatkan : "Sesungguhnya Nabi saw. menasehatkan kalian azzahraawain, yakni surah Al-Baqarah dan Surah Ali Imran" Kemudian Nabi saw. mengucapkan dua Surah itu dengan urutan keduanya.
- Abu Bakar al-Ambary menuturkan bahwa Allah Swt. menurunkan Al-Quran kesmuanya kelangit dunia, kemudian Dia mengatur turunnya selama dua puluh sekian tahun. Maka surah-surah Al-Qur'an merupakan cakupan dari kejadian suatu peristiwa, sedangkan ayat merupakan jawaban mengenai sesuatu yang memerlukan penjelasan. Untuk itulah, malaikat Jibril AS. mendatangi Nabi Muhammad saw. untuk memberikan penjelasan mengenai penempatan surah dan ayat. Maka pengaturan surah-surah seperti pengaturan ayat-ayat dan huruf A-Qur'an, keseluruhannya merupakan instruksi dari Nabi Muhammad saw. berdasarkan wahyu Allah Swt yang disampaikan melalui Malaikat Jibril AS. Oleh karena itulah barangsiapa yang mengacak-acak (mendahulukan atau mengakhirkan) surat-surat Al-Quran, berarti dia telah merusak susunan Alqur'an itu sendiri.
- Imam Baghawi menjelaskan dalam Kitab Syarah As-Sunnah bahwa shabat Nabi saw. mengumpulkan Al-Qur'an yang ditururnkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. tanpa menambahi atau mengurangi sedikitpun, karena khawatir bagian dan keutuhan Al-Qur'an menjadi hilang. Mereka menulis Al-Qur-an seperti yang mereka dengarkan dari Rasulullah saw. tanpa mendahulukan atau mengakhirkan sedikitpun ayat-ayat dan surah-surah tersebut dan mereke mengurutkannya sesuai isntruksi Rasulullah saw.
4. Nomor Urutan Surat Al-Quran, Jumlah Ayat, dan Tempat turunnya.
No
|
Nama
|
Ayat
|
Tempat Turun
|
1
|
Al Fatihah
|
7
|
Makiyah
|
2
|
Al Baqarah
|
286
|
Madaniyah
|
3
|
Ali Imran
|
200
|
Madaniyah
|
4
|
An Nisaa
|
176
|
Madaniyah
|
5
|
Al Maidah
|
120
|
Madaniyah
|
6
|
Al An'am
|
165
|
Makiyah
|
7
|
Al A'raf
|
206
|
Makiyah
|
8
|
Al Anfaal
|
75
|
Madaniyah
|
9
|
At Taubah
|
129
|
Madaniyah
|
10
|
Yunus
|
109
|
Makiyah
|
11
|
Huud
|
123
|
Makiyah
|
12
|
Yusuf
|
111
|
Makiyah
|
13
|
Ar Ra'du
|
43
|
Makiyah
|
14
|
Ibrahim
|
52
|
Makiyah
|
15
|
Al Hijr
|
99
|
Makiyah
|
16
|
An Nahl
|
128
|
Makiyah
|
17
|
Al Israa'
|
111
|
Makiyah
|
18
|
Al Kahfi
|
110
|
Makiyah
|
19
|
Maryam
|
98
|
Makiyah
|
20
|
Thaahaa
|
135
|
Makiyah
|
21
|
Al Anbiyaa
|
112
|
Makiyah
|
22
|
Al Hajj
|
78
|
Makiyah
|
23
|
Al Mu'minun
|
118
|
Makiyah
|
24
|
An Nuur
|
64
|
Madaniyah
|
25
|
Al Furqaan
|
77
|
Makiyah
|
26
|
Asy Syu'ara
|
227
|
Makiyah
|
27
|
An Naml
|
93
|
Makiyah
|
28
|
Al Qashash
|
88
|
Makiyah
|
29
|
Al 'Ankabut
|
69
|
Makiyah
|
30
|
Ar Ruum
|
60
|
Makiyah
|
31
|
Luqman
|
34
|
Makiyah
|
32
|
As Sajdah
|
30
|
Makiyah
|
33
|
Al Ahzab
|
73
|
Madaniyah
|
34
|
Saba'
|
54
|
Makiyah
|
35
|
Faathir
|
45
|
Makiyah
|
36
|
Yaa Siin
|
83
|
Makiyah
|
37
|
Ash Shaaffat
|
182
|
Makiyah
|
38
|
Shaad
|
88
|
Makiyah
|
39
|
Az Zumar
|
75
|
Makiyah
|
40
|
Al Mu'min
|
85
|
Makiyah
|
41
|
Al Fushilat
|
54
|
Makiyah
|
42
|
Asy Syuura
|
53
|
Makiyah
|
43
|
Az Zukhruf
|
89
|
Makiyah
|
44
|
Ad Dukhaan
|
59
|
Makiyah
|
45
|
Al Jaatsiyah
|
37
|
Makiyah
|
46
|
Al Ahqaaf
|
35
|
Makiyah
|
47
|
Muhammad
|
38
|
Madaniyah
|
48
|
Al Fath
|
29
|
Madaniyah
|
49
|
Al Hujuraat
|
18
|
Madaniyah
|
50
|
Qaaf
|
45
|
Makiyah
|
51
|
Adz Dzaariyaat
|
60
|
Makiyah
|
52
|
Ath Thuur
|
49
|
Makiyah
|
53
|
An Najm
|
62
|
Makiyah
|
54
|
Al Qamar
|
55
|
Makiyah
|
55
|
Ar Rahmaan
|
78
|
Makiyah
|
56
|
Al Waaqi'ah
|
96
|
Makiyah
|
57
|
Al Hadiid
|
29
|
Madaniyah
|
58
|
Al Mujaadalah
|
22
|
Makiyah
|
59
|
Al Hasyr
|
24
|
Madaniyah
|
60
|
Al mumtahanah
|
13
|
Madaniyah
|
61
|
Ash Shaff
|
14
|
Madaniyah
|
62
|
Al Jumuah
|
11
|
Madaniyah
|
63
|
Al Munafiqun
|
11
|
Madaniyah
|
64
|
Ath Taghabun
|
18
|
Madaniyah
|
65
|
Ath Thalaaq
|
12
|
Madaniyah
|
66
|
At Tahriim
|
12
|
Madaniyah
|
67
|
Al Mulk
|
30
|
Makiyah
|
68
|
Al Qalam
|
52
|
Makiyah
|
69
|
Al Haaqqah
|
52
|
Makiyah
|
70
|
Al Ma'aarij
|
44
|
Makiyah
|
71
|
Nuh
|
28
|
Makiyah
|
72
|
Al Jin
|
28
|
Makiyah
|
73
|
Al Muzammil
|
20
|
Makiyah
|
74
|
Al Muddastir
|
56
|
Makiyah
|
75
|
Al Qiyaamah
|
40
|
Makiyah
|
76
|
Al Insaan
|
31
|
Madaniyah
|
77
|
Al Mursalaat
|
50
|
Makiyah
|
78
|
An Naba'
|
40
|
Makiyah
|
79
|
An Naazi'at
|
46
|
Makiyah
|
80
|
'Abasa
|
42
|
Makiyah
|
81
|
At Takwiir
|
29
|
Makiyah
|
82
|
Al Infithar
|
19
|
Makiyah
|
83
|
Al Muthaffifin
|
36
|
Makiyah
|
84
|
Al Insyiqaq
|
25
|
Makiyah
|
85
|
Al Buruuj
|
22
|
Makiyah
|
86
|
Ath Thariq
|
17
|
Makiyah
|
87
|
Al A'laa
|
19
|
Makiyah
|
88
|
Al Ghaasyiah
|
26
|
Makiyah
|
89
|
Al Fajr
|
30
|
Makiyah
|
90
|
Al Balad
|
20
|
Makiyah
|
91
|
Asy Syams
|
15
|
Makiyah
|
92
|
Al Lail
|
21
|
Makiyah
|
93
|
Adh Dhuhaa
|
11
|
Makiyah
|
94
|
Asy Syarh
|
8
|
Makiyah
|
95
|
At Tiin
|
8
|
Makiyah
|
96
|
Al 'Alaq
|
19
|
Makiyah
|
97
|
Al Qadr
|
5
|
Makiyah
|
98
|
Al Bayyinah
|
8
|
Makiyah
|
99
|
Az Zalzalah
|
8
|
Makiyah
|
100
|
Al 'Aadiyah
|
11
|
Makiyah
|
101
|
Al Qaari'ah
|
11
|
Makiyah
|
102
|
At Takaatsur
|
8
|
Makiyah
|
103
|
Al 'Ashr
|
3
|
Makiyah
|
104
|
Al Humazah
|
9
|
Makiyah
|
105
|
Al Fiil
|
5
|
Makiyah
|
106
|
Quraisy
|
4
|
Makiyah
|
107
|
Al Maa'uun
|
7
|
Makiyah
|
108
|
Al Kautsar
|
3
|
Makiyah
|
109
|
Al Kafirun
|
6
|
Makiyah
|
110
|
An Nashr
|
3
|
Makiyah
|
111
|
Al Lahab
|
5
|
Makiyah
|
112
|
Al Ikhlash
|
4
|
Makiyah
|
113
|
Al Falaq
|
5
|
Makiyah
|
114
|
An Naas
|
6
|
Makiyah
|
Jumlah Ayat
|
6.236
|
ayat.
|
Demikian uraian Sejarah Penghimpunan Dan Penyusuan Mushaf Al-Quran. Semoga bermanfaat.
Sumber :
Apa itu Al-Quran, hal 55-59, Imam As-Suyuthi, Penerbit Gema Insani Pers.
Klasifikasi ayat Al-Qur'an, Pedoman mencarai ayat, hal. 185-188, Muhammad Nuruddin Umar, Penerbit Al-Iklas surabaya.
https://www.facebook.com/notes/belajar-ilmu-ilmu-alquran-di masa nabi saw./146363578499
http:/edukasi kompasiana.com/2014/03/penetapan-urutan ayat dan surat-alquran 685408.html.
0 Response to "Sejarah Penghimpunan Dan Penyusunan Mushaf Al-Qur'an."
Post a Comment