Tata Cara Berdzikir dan Keutamaannya.
Tuesday, October 24, 2017
Add Comment
Kajian Khazanah Islam (Katagori posting Doa)
Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...
Rasiyambumen.com mempost. Tata Cara Berdzikir dan Keutamaannya.
Dzikir atau mengingat Allah, adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh hati dan lisan. Bertasbih, Tahmid, Takbir, mengagungkan kebesaran dan sifat-sifat keindahan Allah, itu semua adalah dari bagian dzikir. Dzikir berasal dari kata Dzakara yang arti dari segi bahasa adalah "Memelihara dalam ingatan". Jadi kata Dzakarallaha artinya "Memelihara ingatan untuk selalu mengingat Allah dengan cara bertasbih dan mengagungkan-Nya"
Imam Nawawi berpendapat bahwa Dzikir itu dapat dilakukan dengan hati atau dengan lisan. Tetapi beliau mengatakan akan lebih afdhol jikalau dilakukan dengan keduanya. Namun apablia ingin memilih dari kedua hal itu, maka lebih afdhal bila dilakukan dengan hati. Tetapi jika ingin tetap melakukannya dengan hati dan lisan karena akan terdengar banyak orang maka lakukanlah dengan niat karena Allah semata dan jangan sampai ada sedikitpun ria'nya dalam dzikir tersebut.
Namun Imam Nawawi juga menegaskan bahwa yang dimaksud dzikir di sini adalah hadirnya hati dengan rasa dekat kepada Allah Swt. Maka sudah seharusnya bagi setiap orang yang melakukan dzikir untuk menyadari bahwa itulah tujuannya sehingga timbul keinginan untuk meraih hasilnya dengan mentadabbur ucapan-ucapan dzikirnya serta memikirkan makna-makna yang terkadung dalam dzikir itu sendiri.
Karena tadabbur atau tafakur (merenung) dalam berdzikir merupakan keharusan sebagaimana ketika ia membaca Al-Qur'an karena kedua-duanya memiliki maksud dan tujuan yang sama. (Kitab Al-Adzkar hal.9).
Baca yang ini : Sami'na Wa Atho'na Membawa Islam Berjaya Seantero Jagat Raya.
"Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang" (Al-Ahzab :42)
- Allah akan mengingat orang yang mengingat (berdzikir) kepadanya :
"Maka itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari-(nikmat) Ku" (QS Al-Baqarah : 152)
- Allah telah menetapkan ahli dzikir sebagai golongan istimewa dan terkemuka. Sabda Rasulullah saw. "Telah majulah orang-orang istimewa"! Tanya mereka : siapakah orang-orang istimewa itu ?" Ujarnya : Mereka adalah orang-orang yang berdzikir kepada Allah, baik laki-laki maupun wanita". (HR. Muslim).
- Oran-orang yang berdzikir pada hakikatnya orang yang hidup. Diterima dari Abu Musa bahwa Nabi saw. bersabda : "Perumpamaan orang-orang yang berdzikir kepada Allah dengan orang yang tidak berdzikir bagaikan orang hidup dan orang mati." (HR. Turmudzi dan Ahmad)
- Dzikir merupakan jalan kebebasan dari siksa. Dari Muadz r.a.bahwa Nabi saw. bersabda : "Tidak satupun amal yang dikerjakan oleh anak cucu Adam, yang lebih membebaskannya dari siksa Allah daripada dzikir kepada Allah azza wajalla". (HR. Ahmad).
- Dan menurut riwayat Ahmad pula, bahwa Rasulullah saw. bersabda : "Sesungguhnya apa-apa yang kamu sebut sewaktu berdzikir tentang keagungan Allah, baik berupa tahlil, takbir dan tahmid, akan beredar keliling di 'arasy dan mendengungkan bagai denganungan lebah menyebutkan irama orang yang mengucapkannya. Nah tidak sukakah kamu memiliki sesuatu yang akan mengumandangkan namamu itu?"
2. Batasan Bilangan Berdzikir.
- Allah memerintahkan kita agar dzikir kepada-Nya sebanyak-banyaknya. Orang-orang yang berakal dapat menarik manfaat dan merenungkan tanda-tanda keberadaan-Nya, yang dilukiskan sebagai berikut :
- "Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring". (QS Ali Imran 191).
وَالصّٰٓئِمِينَ وَالصّٰٓئِمٰتِ وَالْحٰفِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحٰفِظٰتِ وَالذّٰكِرِينَ اللّٰـهَ كَثِيرًا وَالذّٰكِرٰتِ أَعَدَّ اللّٰـهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
- "...laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar" (QS Al-Ahzab : 35)
- Menurut Mujahid, tidak dapat dikatakan banyak berdzikir, kecuali bila seseorang itu dzikir kepada Allah, baik di waktu berdiri, duduk dan berbaring. Dan ketika Ibnu Shalah ditanya mengenai sampai berapa jumlahnya?, seseorang itu dikatakan banyak berdzikir, dijawab : "Ialah jika seseorang itu terus menerus menyebut dzikir-dikir baik siang maupun malam, pagi atau petang, dalam saat-saat dan keadaan yang beraneka ragam. Ibnu Abbas berucap : Allah Ta'ala tidak mewajibkan sesuatu atas hamba-Nya, kecuali dengan memberikan batasan tertentu, sedang bagi yang uzur diberikan kelonggaran, kecuali berdzikir. Mengenai hal ini Allah tidak memberikan batas dimana seseorang harus berhenti. Dan Allah tidak memberikan batas di mana sesuatu keudzurannya buat meninggalkannya"
3. Adab Beerdzikir.
- Tujuan berdzikir adalah menyucikan jiwa dan membersihkan diri serta membangunkan nurani. Hal ini yang disyaratkan oleh ayat yang termaktub di bawah ini :
وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِۗ وَلَذِكۡرُ ٱللَّهِ أَڪۡبَرُ
- "....dan dirikaanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain)" (QS, Al-Ankabut : 45)
- Adab dzikir yang paling utama dan mesti diperhatikan, : tatkala ingin berdzikir adalah hendaknya melandasi niat dengan ikhlas dan senantiasa berdzikir dengan dzikir yang dituntunkan oleh Rasulullah saw. Adapun adab-adab berdzikir yang lain, maka Allah Swt. telah merangkum hal tersebut dalam firmanNya :
- "Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai".(QS Al-A'raaf : 205)
Dari ayat ini dapat kita ringkas beberapa adab dalam berdzikir, di bawah ini :
- Berdzikir di dalam hati. Maksudnya adalah dengan memahami makna yang diucapkan dengan hatinya. Hal ini akan memudahkan untuk berdzikir dengan ikhlas karena lebih menjauhkan dari riya' dan akan lebih mudah untuk dikabulkan.
- Merendahkan diri. Hendaknya dalam berdzikir menghadirkan hati dengan menganggap dirinya hina, dalam keadaan tunduk, mengakui akan kekurangan dirinya karena hal tersebut akan membantu untuk menumbuhkan rasa kehinaan dalam mengingat keagungan Rabbnya.
- Dengan rasa takut. Maksudnya adalah takut diadzab karena kurang dalam beramal yang benar, takut amalannya ditolak dan tidak diterima oleh Allah, sehingga yang demikian itu justru menambah motivasi untuk beramal lebih banyak dan lebih baik. Inilah sifat-sifat orang mukmin sebagaimana yang diterangkan dalam surt Al-Mu'minun ayat 60. "Dan orang-orang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka. Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya". (QS Al-Mu'minun ayat 60)
- Merendahkan suara. Ditekankan untuk merendahkan suara dalam berdzikir karena hal ini akan lebih mendekatkan pada perenungan akan keagungan Rabb yang sempurna. Imam Ibnu Katsir berkata : "Oleh karena itu Allah berfirman : " dengan tidak mengeraskan suara, karena dzikir bukanlah berupa sahutan dan suara yang keras" (Tafsirul Qur'anil Azhim). Rasulullah saw. pernah mendengar segolongan manusia yang berdoa dengan suara keras dalam satu perjalanan, maka sabdanya : "Hai manusia! pelan-pelanlah dalam bersuara karena kamu tidaklah menyeru orang-orang yang tuli atau di tempat yang jauh. Yang kamu seru itu Maha Mendengar lagi Mahadekat, bahkan lebih dekat lagi kepadamu dari urat leher kendaraanmu!" (HR. Bukhari dan Muslim).
- Berdzikir dengan lisan, bukan dengan hati saja. Hal ini ditunjukkan dalam ayat tersebut pada lafadz : "dengan tidak mengeraskan suara" yang bermakna berbicara dengan mengeluarkan suara yang lirih. atau pelan, sehingga yang dimaksud adalah menggabungkan antara dzikir dengan lisan dan dzikir dengan hati.
- Berdzikir di waktu pagi dan petang. Ayat di atas juga menunjukkan waktu afdhal untuk berdzikir kepada-Nya, yakni di waktu pagi dan petang. Hal ini tidak membatasi bahwa dzikir hanya dilakukan pada saat itu saja, akan tetapi ayat itu hanya menekankan pentingnya untuk berdzikir di kedua waktu tersebut, karena pada saat itu merupakan waktu lowong dikala pagi hari, karena manusia belum berinteraksi dan sore hari adalah waktu untuk istirahat. Disamping pada waktu itulah amalan manusia diangkat untuk dihadapkan kepada Allah Swt.
- Tidak lalai ketika berdzikir kepada Allah. Sering kita melihat orang yang berdzikir dengan suara yang keras dan dengan begitu cepatnya, akan tetapi mereka tidak memahami apa yang dia ucapkan. Ini adalah salah satu adab yang jelek, membuat dzikir tersebut tidak bermanfaat bagi pelakunya dan ini termasuk salah satu bentuk kelalaian walaupun dia melakukan dzikir. Dzikir itu akan dapat bermanfaat ketika dipahami, meresap dalam hati, dan memberi pengaruh bagi ketaatan hamba. Hendaknya dalam berdzikir menghadirkan hati dan tidak tergesa-gesa untuk menyelesaikan dzikir dengan bilangan tertentu.
Demikian uraian materi Tata Cara Berdzikir dan Keutamaannya. Semoga bermanfaat dan mari kita amalkan sesuai tuntunan yang benar, agar kita mendapat berkah dan ridho-Nya. Aamiin...
Sumber :
Fiqih Sunnah 4, Sayyid Saabiq. telah diedit untuk keselarasan.
0 Response to "Tata Cara Berdzikir dan Keutamaannya."
Post a Comment