Sesaat Setelah Rasulullah SAW. Wafat, Kaum Murtad Merajalela.
Thursday, November 23, 2017
Add Comment
Kajian Khazanah Islam (katagori posting sejarah)
Rasiyambumen.com.
Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu mengiringi kita dalam seluruh aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...
Sesaat setelah Rasulullah saw. wafat, kaum murtad merajala, berita inipun tersebar, dan banyak orang Arab yang murtad (keluar dari Islam) mereka tidak mau membayar zakat. Sesungguhnya gerakan murtad yang dilakukan orang-orang Arab di masa itu, merupakan pembangkangan dan fitnah tanpa dasar. Target terbesarnya adalah ingin memusnahkan Islam dan menghancurkan Islam dari bumi Arab yang telah dibentuk oleh Rasulullah saw.
Pada saat itu kekhalifahannya dijabat oleh Abu Bakar Ash-Siddiq r.a.
Dikisahkan dalam buku yang berjudul "Para Penggenggam Surga" karya Syaikh Muhammad Ahmad Isa, bahwa di Jazirah Arab api yang membara dipicu oleh banyak kabilah, negara, kekaisaran, agama juga ras yang beragam. Ketika kabar itu sampai kepada Abu Bakar, dia merespon keras lalu bangkit untuk memerangi mereka. Dia telah memahami hakikat kemurtadan tersebut. Oleh karena itu, sahabat yang terkenal lembut dan penuh toleransi ini memandang penanganannya harus dengan tegas dan keras.
Namun, Umar yang walaupun terkenal keras dan tegas berbeda pandangan. Umar tidak setuju untuk memerangi mereka. Dia menolak pandangan Abu Bakar dan memintanya untuk mengampuni mereka yang menolak membayar zakat asalkan mereka masih mengerjakan kewajiban lain. Umar berkata, : "Satukanlah manusia dan berlemah lembutlah kepada orang-orang itu".
Abu Bakar menjawab "aku merasa panas", seakan dirinya kayu yang terbakar api. "Aku berharap bantuanmu, "wahai Umar," tetapi engkau mendatangiku dengan pembangkanganmu. Engkau begitu berani pada masa jahiliyah, tetapi menjadi pengecut setelah memeluk Islam. Lalu menurutmu, dengan apa kau harus menyatukan mereka?. Umar menjawab : "Dengan syair yang dikarang-karang atau dengan sihir penuh tipu daya". Abu Bakar, berkata : "Tidak, tidak" Rasulullah saw. sudah wafat dan wahyu terputus. Demi Allah, selama pedang di tangan, aku akan memerangi mereka. Walaupun hanya menolak memberikan seutas tali unta yang dulu pernah mereka berikan kepada Rasulullah saw."
Baca juga yang ini : Kisah Ashabul Aikah, Kaum Nabi Syu'aib A.S.
Mendengar jawaban tersebut Umar berkata, Bagaimana engkau akan memerangi mereka, sedangkan Rasulullah saw. bersabda, "Aku diperintahkan untuk memerangi orang-orang sampai mereka mengucapkan, "Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allh" Siapa yang mengatakannya, harta dan darahnya semua perhitungannya adalah milik Allah".
"Demi Allah" kata Abu Bakar. "Akan kuperangi siapa pun yang memisahkan antara shalat dan zakat, karena zakat adalah haknya harta. Karena itu akan berkata, "Kecuali karena sesuatu yang benar"
"Demi Allah", kata Umar, "Aku melihat Allah telah mencerahkan dada Abu Bakar untuk berperang. Maka aku mengetahui bahwa dia adalah benar"
Ada banyak sebab kemurtadan yang terjadi saat itu, salah satunya adalah kurangnya iman dalam hati setiap kabilah Arab. Mereka hanya berlindung dengan keimanan, tetapi belum pernah mearasakan kenikmatannya. Allah menggambarkan mereke dalam firman-Nya : "Orang-orang Arab Badui itu berkata, : "kami telah beriman", Katakanlah (kepada mereka), "Kamu belum beriman", tetapi katakanlah, "kami telah tunduk" karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu, dan jika kamu ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikitpun (pahala) amalanmu. Sesusunghnya Allah Maha Pengampun lagi Maha penyayang" (QS, Al-Hujuraat : 14).
Mereka menunjukkan ketidaksetiannya terhadap Islam, sebagaimana kaum munafik pada saat Perang Uhud dan Perang Tabuk. Sebenarnya bibit gerakan pemurtadan itu sudah muncul sebelum Rasullah saw. wafat. Namun saat itu, nyalanya dapat diredupkan dengan wibabawa kenabian dan kekuatan pengaruh Rasulullah saw. Dengan wafatnya beliau dan Abu Bakar diangkat menjadi Khalifah, gerakan tersebut bangkit, aktif, dan menyebar hingga ke Semenanjung Arab, terkecuali Makkah, Madinah, dan Thaif yang terus berpegang teguh pada Islam serta menjaga keberlangsungannya.
Golongan Kaum Murtad.
Golongan kaum murtaad ini diantaranya ada tiga, yaitu mereka yang murtad, mengaku sebagai nabi, dan membangkan membayar zakat. Kelompok yang murtad adalah mereka yang tidak ingin terikat oleh berbagai kewajiban dalam Islam sebagai usaha untuk memperbaharui syahwat dan tingkah kebinatangan mereka. Mereka menampik ajaran Islam dan kembali pada ajaran sebelumnya yaitu kehiduapan jahiliyah.
Mereka kembali menyembah patung sebagai jawaban terhadap panggilan hasrat ke duniawian seperti yang dilakukan oleh penduduk Bahrain. Sedangkan kelompok yang mengaku sebagai Nabi beserta kabilah pengikutnya adalah mereka yang meyakini bahwa sebab langsung, kepemimpinan Quraisy atas seluruh Arab, dikarenakan kenabian Muhammad saw.
Oleh karena itu, mereka ingin nabi dari kalangan mereka agar bisa menguasai Arab dan menjadi raja. Hal ini yang tampak pada dakwah Musailamah Al-Kadzab di tengah-tengah sukunya. Bani Hanifah, Thulaihah, Al-Asadi dari Bani Asad, Al-Aswad, Al Ansi di Yaman, dan Najah binti Al-Harits dari Bani Tamin. Suku-suku tersebut membela mereka karena primodilisme walaupun tahu bahwa itu adalah kebohongan.
Adapun kelompok yang membangkang untuk membayar zakat adalah mereka yang pernah membayarnya pada masa Rasulullah saw. sebagai bentuk kepatuhan terhadap firman Allah sebagai bewrikut : "Ambilah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menjadi) ketetentraman jiwa bagi mereka, Dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui". (QS, At-Taubah : 103)
Mereka berkeyakinan bahwa perintah Allah Swt. tersebut diperuntukkan bagi rasul-Nya saja. Ketika Rasulullah saw. wafat, mereka menolak untuk membayar zakat kepada selain Rasul-Nya. Hal ini ditambah dengan lemahnya keimanan mereka dan menganggap membayar zakat tersebut sebagai upeti. Dengan demikian, mereka membayar zakat karena terpaksa dan menunggu hari ketika mereka dibebaskan dari kewajiban itu.
Baca juga yang ini : Kepedulian Umar Bin Khatab terhadap Rakyatnya.
Selain itu adanya pengaruh bangsa lain yang menjadi tetangga Arab seperti Persia, Romawi, dan Habsyah. Sebelumnya mereka memiliki koloni di Jazirah Arab sehingga mengulurkan tangan untuk membantu menyalakan api pembangkangan terhadap agama baru tersebut.
Fanatisme jahiliyah juga menjadi faktor kemurtadan. Hal ini bisa kita tangkap pada pernyataan Thalhah Al-Namri. "Aku bersaksi bahwa Musailamah itu pembohong dan Muhammad itu jujur. Namun pembohong dari Arab Rabi'ah lebih kusukai daripada orang yang jujur dari Arab Mudhar" .
Hal senada juga dinyatakan oleh Al-Huthiah dan Uyainah ibnu Hishn Al-Fizari dan yang lain. Mereka tidak memandang kenabian sebagai suatu yang murni pilihan Allah sebagaimana yang ditegaskan dalam firmanya di dalam Al-Qur'an Surat Al-An'am ayat 124. "Dan pabila datang suatu ayat kepada mereka, mereka berkta : "kami tidak akan percaya (beriman) sebelum diberikan kepada kami seperti apa yang diberikan kepada rasul-rasul Allah. Allah lebih mengetahui dimana Dia menempatkan tugas kerasulan-Nya. Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan azab yang keras karena tipu daya yang mereka lakukan"
Kondisi ini tampak jelas dari kisah "Amr ibnu Al-Ash ketika Rasullah saw mengutus ke Oman setelah Haji Wadda. Dia sampai di negeri Bani Amir dan menginap di rumah Qurrah ibnu Hubuirah. Qurrah memnjamu sambil berkata : "Amr, orang Arab tidak senang dengan upeti (yang dimaksud adalah zakat). Jika engkau dapat menghentikan hal tersebut, mereka akan menyukai dan mematuhi kalian. Jika tidak, dugaanku mereka akan melawan kalian". Mendengar hal tersebut Amr berkata : "Qurrah, apakah engkau kafir?. Engkau menakut-nakuti dengan Arab?. Demi Allah akan aku injakkan kaki ini di kepala ibumu"
Dan baca yang ini juga : HUKUM MENGKAFIRKAN ORANG ISLAM
Dengan demikian tampaklah mereka yang murtad dan mengaku nabi palsu serta membangkang membayar zakat. Interpretasi mereka ini jelas salah, karena menganggap zakat adalah upeti dan yang demikian tidak dibenarkan. Oleh karena itu Abubakar Ash Shiddiq mempersiapkan pasukan untuk memeranginya.
Demikian uraian cuplikan sejarah singkat,"Sesaat Setelah Rasulullah saw, Wafat Kaum Murtad Merajlela. Semoga bermanfaat dan menjadi ibroh/pelajaran bagi kita untuk tetap istiqomah dalam mengamalkan agama Islam yang suci ini
0 Response to "Sesaat Setelah Rasulullah SAW. Wafat, Kaum Murtad Merajalela. "
Post a Comment