Fungsi Strategis Baitul Maal Dalam Peradaban Islam.
Monday, December 25, 2017
Add Comment
Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (katagori posting Mu'amalah)
Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam seluruh aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...
Fungsi Strategis Baitul Maal Dalam Peradaban Islam, adalah salah satu dari metode perekonomian dalam menggalang dana, untuk kesejahteraan umat. Baitul maal juga termasuk cikal bakal perbankkan modern, yang saat ini berlaku di bank-bank konvensional. Tetapi sistem pengadministrasiannya sudah berubah tidak sebagaina Baitul Maal yang dikelola oleh umat islam itu sendiri.
Mengutip keterangan sejarawan serta penjelajah Muslim legendaris, Ibnu Khurdhabih bayt al-hikmah telah menyalurkan dana kredit mencapai jumlah dua juta dirham.
Demikian juga sejarawan Ahmad Ali, menyatakan, meski tidak banyak diketahui mengenai mekanisme kredit itu, dapat disimpulkan tidak ada bunga yang dibebankan kepada penerima kredit.
Selain menyalurkan kredit pertanian, sambung Imam Ud-Din, terdapat fungsi lain, yakni pembiayaan transaksi perdagangan. Fasilitas ini semakin tumbuh berkembang pada zaman Abbasiyah.
Umat Muslim telah berhasil menjalin kontak dagang di berbagai kawasan sekaligus memperbanyak jenis produk dagang. Imam Ud-Din memaparkan, para pedagang ataupun wirausahawan dapat meminjam dana dari baitul maal guna membeli barang dagangan di berbagai sentra produksi yang tersebar di wilayah Islam.
Baca yang ini :Cara Menghitung Zakat Perdagangan dan Waktu Membayarnya
Dalam kaitan ini seperti ditambahkan oleh SM Ghafanzar pada tulisan berjudul Capitalist Traditions in Early Arab-Islamic Civilization, umat Muslim telah mengenal sistem letter of credit (suftajah) ataupun cek perjalanan. Dengan surat itu, si pedagang tidak perlu lagi membawa uang dalam jumlah besar yang berisiko dirampok di tengah perjalanan.
Ia dapat mencairkan uangnya di cabang baitul al-hikmah terdekat yangada di tempat tujuan, hanya dengan menunjukkan surat tadi. Tak hanya itu, para pedagang juga bisa membayar pinjamannya di cabang-cabang batul maal.
Suftajah dan cek perjalanan menjadi sedemikian populer di kalangan pengusaha. Ghafanzar menggambarkan, hingga tahun 1000 M, hampir seluruh pelaku usaha di Basra dan Baghdad, telah memiliki rekening-rekening pribadi di Baitul Al-hikmah.
Mekanisme surat juga merupakan terobosan lain yang penting. Cek berperan dalam transaksi pembayaran. Kesepakatan dagang dalam jumlah besar, biasanya memakai cek ini, sehingga tidak perlu lagi menyediakan uang tunai.
Cara ini akhirnya menjadi metode transaksi yang penting di Baghdad, serta menyebar luas ke wilayah-wilayah Islam lainnya, ujar Ghafanzar. Seiring dengan itu muncul transformasi institusi yang disebut ma'una atau "membanatu". SM Ghafanzar membandingkannya dengan bank swasta di zaman modern. Ma'una juga meyalurkan dana negara sebagai kredit untuk sektor perekonomian rakyat, baik Muslim maupun Non Muslim.
Teknik dan metode perbankkan di dunia Islam ini kemudian diadopsi di Eropa Barat. Transfer pengetahuan itu diperkirakan berlangsung sekitar abad ke-11 dan 12. Ketika itu di sebagian wilayah Islam sedang dalam kondisi peperangan dengan pasukan Kristen Eropa.
Dalam bukunya yang berjudul Ksatria Templar, Cikal Bakal Freemasonry, Harun Yahya menegaskan, sebagai pasukan Salib membawa pengetahuan tentang perbankkan yang diperoleh dari wilayah Islam ke Eropa Barat.
Mengutip sejarwan Alan Butler dan Stephen Defoe, dikatakan, mereka sangat ahli dalam memutar modal, terutama dengan memanfaatkan teknik yang belum dikenal di Eropa masa itu. Jelas bahwa mereka memiliki keterampilan itu dari sumber-sumber di Timur Tengah, papar keduanya pada buku The Templar Continuum.
Baca ini juga : Menyikapi Harta Kekayaan Dalam Islam
Tetapi berbeda dengan kaum Muslim, pelaku perbankan di Barat menetapkan sistem bunga yang sangat besar. Meski sistem riba amat keras dilarang dalam agama Islam, tidak demikian di Barat. Mereka tidak takut meminjamkan uang dengan memungut bunga. Lain halnya dengan umat Islam sangat hati-hati khususnya dalam bertransaksi , ujar Harun Yahnya.
Demikian uraian Fungsi Strategis Baitul Maal Dalam Peradaban Islam. Mudah-mudahan yang sedikit ini bermanfaat untuk menambah cakrawala ke-Islaman kita. Semoga.
Sumber :
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA
0 Response to "Fungsi Strategis Baitul Maal Dalam Peradaban Islam."
Post a Comment