Ingin Hidup Sukses Dunia Akhirat, Berbaktilah kepada Kedua Orangtua.
Saturday, January 27, 2018
Add Comment
Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (Kategori posting Mu'amalah)
Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk meraih kbahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...
Setiap manusia pasti ingin hidup sukses dunia akhirat, untuk meraih itu syarat utamanya adalah berbaktilah kepada kedua orangtua. Berbakti kepada kedua orangtua bukan hanya akan mendapat kesuksesan semata tetapi juga akan dimudahkan segala cita-cita untuk masa depan. Bebuat baik kepada ayah dan ibu hukumnya bersifat mutlak tanpa syarat, apakah orang tua kita orang beriman atau tidak, apakah mereka itu orang kaya yang dapt memanjakan anaknya ataukah mereka orang biasa yang tidak dapat mencukuki kebutuhan anak-anaknya. Hanya satu batas dalam birul walidain yaitu apabila orang tua mengajak kemaksiatan atau menghalangi kita untuk bertaqwa kepada Allah maka kita boleh tidak mentaainya.
Saking wajibnya seorang anak berbakti kepada kedua orang tua, Allah Azza wa Jalla mengandeng perintah berbuat baik kepada kedua orang tua dengan perintah beribadah kepada-Nya. Ini bukti bahwa orang tua dengan Allah adalah satu kehendak yang tak dapat dipisahkan. Bahkan Rasulullah saw. menjamin bahwa ridha Allah ada di dalam ridha kedua orang tua. Dan murka ayah dan ibu berarti juga murkanya Allah pula.
وَاعْبُدُوا۟ اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِالْوٰلِدَيْنِ إِحْسٰنًا
"Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukn-Nya denga sesuatupun dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua dengan sungguh-sungguh". (QS, An-Nisa : 36)
Alkisah : Di zaman Rasulullah saw. hidup seorang remaja bernama Zuraid bin Sa'ad yang sangat alim dan patuh akan segala perintah Allah, hingga hampir seluruh hidupnya untuk mengabdikan kepada Allah swt. Walaupun usianya yang masih relatif muda tetapi dia memliki sebuah majelis/kumpulan anak-anak muda yang seusianya, bahkan ada yang lebih tua daripadanya. Ia telah dapat mengusai berbagai cabang ilmu keagaman Islam. Beliau menjadi panutan dikarenakan ilmu dan sifatnya yang yang ramah dan mudah menerima pendapat dari murid asuhannya.
Suatu hari ia sedang shalat sunnah di rumahnya diwaktu menjelang ashar, terdengarlah oleh Zuraid sang ibu memanggilnya dengan suara lembut tetapi Zuraid tidak menjawabnya karena beralasan sedang shalat tersebut. Zuraid berfikir dan berkata dihatinya di dalam shalatnya, lau berbicara dengan lebut pula kepada Allah Ya, Allah ibuku memangil apakah aku harus jawab? perkataan itu muncul dari dalam hati Zuraid tetapi tetap tidak menjawab panggilan ibunya karena merasa sedang shalat.
Kejadian seperti ini terulang bahwa ibunya memanggil Zuraid ketika ia sedang shalat dan Zuraid pun tidak menjawabnya. Lalu Ibu Zuraid merasa kecewa dan kesal terhadap anaknya itu. Dan kekesalan memuncak ketika ibunya memangil Zuraid yang ketiga kalinya dengan panggilan yang agak keras dan dibarengi rasa kesal, namun dikarenakan Zuraid sedang shalat maka tetap panggilan itu tidak dijawabnya. Tatkala rasa kekesalan Ibu Zuraid memuncak, ibunya berdoa kepada Allah dengan do'a permohonan demikian : "Ya Allah janganlah dia (Zaraid) matikan, sebelum mendapat cobaan yang berat dari-Mu" Demikianlah ungkapan doa dari ibu Zuraid tersebut.
Kejadian seperti ini terulang bahwa ibunya memanggil Zuraid ketika ia sedang shalat dan Zuraid pun tidak menjawabnya. Lalu Ibu Zuraid merasa kecewa dan kesal terhadap anaknya itu. Dan kekesalan memuncak ketika ibunya memangil Zuraid yang ketiga kalinya dengan panggilan yang agak keras dan dibarengi rasa kesal, namun dikarenakan Zuraid sedang shalat maka tetap panggilan itu tidak dijawabnya. Tatkala rasa kekesalan Ibu Zuraid memuncak, ibunya berdoa kepada Allah dengan do'a permohonan demikian : "Ya Allah janganlah dia (Zaraid) matikan, sebelum mendapat cobaan yang berat dari-Mu" Demikianlah ungkapan doa dari ibu Zuraid tersebut.
Singkat cerita : Tak lama kemudian Zuraid mulailah mendapat cobaan dari Allah Swt. Ketika ia sedang berkumpul dengan murid-muridnya mengajarkan taklim agama, datanglah seorang gadis yang sangat cantik jelita namun tanda kutip, gadis ini adalah seorang profesi pelacur walaupun paras muka yang cantik dan badannya yang memikat semua laki-laki yang melihatnya. Gadis tersebut mengutarakan isi hatinya kepada Zuraid bahwa ia senang dan ingin dinikahinya. Sudah barang tentu Zuraid menolak, dengan kata-kata yang halus dan tidak menyinggung perasaan gadis tersebut. Usaha gadis ini berlanjut hingga tiga kali, nanum Zuraid tetap menolaknya. Maka pulanglah gadis itu dengan kecewanya dan ingin membuat balasan sehingga laki-laki itu menjadi nista dan terhina.
Beberapa selang mendatang yang tidak terlalu lama dari masa penolakan, datanglah kembali kepada Zuraid, dimana Zuraid sedang berada bersama dengan murid-muridnya yag sedang membahas tentang limu keagaamaan tersebut. Gadis ini menguraikan bahwa dirinya sekarang sedang hamil dan calon ayah janin yang di perutku adalah Kamu (Zuraid). Sepontan merah padam muka Zuraid bagaikan disambar petir di siang bolong yang tiada mendung dan hujan.
Hati Zuraid berkecamuk bagaikan air mendidih, karena ia sama sekali tidak menyentuh, apalagi sampai menjamahnya untuk berbuat mesum. Zuraid bersumpah dengan Nama Allah dan Rasulnya bahwa dirinya tidaklah melakukan sebagaimana dituduhkan gadis tersebut. Untuk menatap wajahnya-pun sangat takut karena akan berdosa. Lalu ia berkata kepada gadis itu dengan singkat "Baiklah apa yang kamu tuduhkan kepadaku, akan kubutikan ketika bayi itu telah lahir. Dan datanglah kamu kepadaku nanti setelah lahir, bawa serta bayimu yang baru lahir itu, kehadapanku"
Dari kejadian itu maka hancurlah segala apa yang disandang oleh Zuraid yang semula diagung-agungkan dikagumi karena atas keilmuannya, dan keramah-tamahannya semua hilang bahkan berbalik diolok-olok dan diusir serta tempat majlisnya dibakar ramai-ramai oleh murid-muridnya dan masyarakat sekitar. Inilah cobaan yang sangat berat bagi Zuraid dan menyesalah atas kesalahan terhadap ibunya.
Kisah ini dapat kita ambil ibrahnya bahwa Seorang Zuraid yang begitu dekat dengan Allah saja masih diberikan ujian yang sangat berat, itu hanya disebabkan do'a seorang Ibu yang merasa sangat kecewa terhadap anakanya karena tidak menjawab panggilannya. Ini bukti bahwa Ridho Allah adalah juga Ridho kedua orang tua.
Hadits Rasulullah saw :
Beberapa selang mendatang yang tidak terlalu lama dari masa penolakan, datanglah kembali kepada Zuraid, dimana Zuraid sedang berada bersama dengan murid-muridnya yag sedang membahas tentang limu keagaamaan tersebut. Gadis ini menguraikan bahwa dirinya sekarang sedang hamil dan calon ayah janin yang di perutku adalah Kamu (Zuraid). Sepontan merah padam muka Zuraid bagaikan disambar petir di siang bolong yang tiada mendung dan hujan.
Hati Zuraid berkecamuk bagaikan air mendidih, karena ia sama sekali tidak menyentuh, apalagi sampai menjamahnya untuk berbuat mesum. Zuraid bersumpah dengan Nama Allah dan Rasulnya bahwa dirinya tidaklah melakukan sebagaimana dituduhkan gadis tersebut. Untuk menatap wajahnya-pun sangat takut karena akan berdosa. Lalu ia berkata kepada gadis itu dengan singkat "Baiklah apa yang kamu tuduhkan kepadaku, akan kubutikan ketika bayi itu telah lahir. Dan datanglah kamu kepadaku nanti setelah lahir, bawa serta bayimu yang baru lahir itu, kehadapanku"
Dari kejadian itu maka hancurlah segala apa yang disandang oleh Zuraid yang semula diagung-agungkan dikagumi karena atas keilmuannya, dan keramah-tamahannya semua hilang bahkan berbalik diolok-olok dan diusir serta tempat majlisnya dibakar ramai-ramai oleh murid-muridnya dan masyarakat sekitar. Inilah cobaan yang sangat berat bagi Zuraid dan menyesalah atas kesalahan terhadap ibunya.
Kisah ini dapat kita ambil ibrahnya bahwa Seorang Zuraid yang begitu dekat dengan Allah saja masih diberikan ujian yang sangat berat, itu hanya disebabkan do'a seorang Ibu yang merasa sangat kecewa terhadap anakanya karena tidak menjawab panggilannya. Ini bukti bahwa Ridho Allah adalah juga Ridho kedua orang tua.
Hadits Rasulullah saw :
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: رِضَا الرَّبِّ فِى الرِّضَا الْوَالِدَيْنِ وَ سَخْطُهُ الرَّبِّ فِى سَخْطِهِمَا الْوَالِدِ
Rasulullah saw. bersabda : Ridho Rabb (Allah) terletak pada Ridho kedua orang tua dan murka Rabb (Allah) terletak pada kemurkaan kedu orang tuanya" (Riwayat Ath Thabrani, dishahihkan oleh Al Hafidz As-Suyuthi)
Kisah Zuraida sampailah pada apa yang dikatakannya bahwa setelah bayi itu lahir agar dihadapkan kepadanya. Dan memang betul gadis yang dulu datang meminta untuk dinikahi sekarang datang dengan membawa anaknya yang baru lahir tiga hari yang lalu. Lalu diperintahkan duduk, dan Zaid berdoa kepada Allah dengan karomahnya yang suci itu memohon keadilan sehingga ia terlepas dari ujian yang sangat berat diraskannya. Zuraid memohon dengan doa yang diucapkannya : Ya Allah aku mohon keadilan karena hanya Engkaulah yang Maha Adil dan Seadil-adilnya. Lalu ia berkata dengan tenang dan penuh wibanya "Wahai bayi yang baru saja lahir tiga hari ini Siapakah Ayah kandungmu" Dan Bayi itu menjawab atas kekuasaan Allah : Ayah kandungku adalah seorang penggembala kambing yang ada di sekitar sini"
Hikmah dari cerita ini apabila kita ingin sukses di dunia hingga akhirat maka berbaktilah dan hormati dengan sebaik-baiknya kedua orang tua kita. Segudang ilmu agamanya-pun tetapi durhaka kepada kedua orang tua, pastilah kesengsaraan yang akan ditemui di dunia ini sampai dengan akhirat nanti. Na'udzulullah summa Na'udzubillah. Berhidmatlah kepada kedua orang tua untuk meraih kesuk-sesan dan keselamatan di dunia ini.
Firman Allah SWT sebagai berikut.
وَوَصَّيْنَا الْإِنسٰنَ بِوٰلِدَيْهِ إِحْسٰنًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُۥ وَفِصٰلُهُۥ ثَلٰثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُۥ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِىٓ أَنْعَمْتَ َلَىَّ وَعَلَىٰ وٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صٰلِحًا تَرْضَٮٰهُ وَأَصْلِحْ لِى فِى ُرِّيَّتِىٓ ۖ إِنِّى تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّى مِنَ الْمُسْلِمِينَ ﴿الأحقاف:١٥
"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang, ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa : "Ya Tuhanku, tujukkilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhoi, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri" (QS Al-Ahqaaf : 15)
Demikian uraian Ingin Hidup Sukses Dunia Akhirat, Berbaktilah kepada Kedua Orangtua. Semoga dari uraian diatas, mendapatkan manfaatnya. Aamiin.
0 Response to "Ingin Hidup Sukses Dunia Akhirat, Berbaktilah kepada Kedua Orangtua. "
Post a Comment