Kalender Tradisional Romawi Abad ke-7 SM & Sejarah Tahun Baru Masehi.
Friday, January 5, 2018
Add Comment
Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Sejarah)
Pembaca budiman Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak . Aamiin...
Kalender tradisional Romawi abad ke-7 SM dan sejarah tahun baru Masehi keduanya sangat erat kaitannya. Pada abad ke-7 SM bangsa Romawi dalam hitungannya menggunakan kalender tradisonal yang jumlah bulannya dalam satu tahun hanya terdapat 10 bulan. Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Pada saat itu Tahun Baru SM tidak jatuh pada bulan Januari.
Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. dan dalam hitungan jumlah bulan hanya 10, maka diganti menjadi 12 bulan, seperti kebiasaan bangsa-bangsa lain di sekitarnya. Misalnya : Mesir, Sumeria, Babylonia, Assyria, Persia, India dan Tiongkok. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir.
Satu tahun dalam penangglan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambah 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memrintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis dapat menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh pada tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya yaitu Julius atau Juli. Kemudian nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi Agustus.
Baca juga yang ini: Sejarah dan Makna 1 Muharram Tahun Baru Islam ( Hijriyah )
Sejarah Perayaan Tahun Baru Masehi.
Saat ini, tahun baru 1 Januari telah dijadikan sebagai salah salah satu hari suci umat Kristen. Pada awalnya tahun baru sudah lama menjadi tradisi sekuler yang menjadikan sebagai hari libur/hari pelepas penat bagi kaum sekuler saat itu. Namun kenyataan pada saat ini sudah dijadikan hari libur umum nasional untuk semua warga bangsa di Dunia.
Pada mulanya perayaan dirayakan baik oleh orang Yahudi yang dihitung sejak bulan baru pada akhir September. Selanjutnya menurut kalender Julianus, tahun Romawi dimulai pada tanggal 1 Januari. Paus Gredorius XIII mengubahnya menjadi 1 Januari pada tahun 1582 M dan hingga seluruh dunia merayakannya pada tanggal tersebut.
Perayaan Tahun Baru Zaman Dulu.
Seperti kita ketahui, tradisi perayaan tahun baru di beberapa negara terkait dengan ritual keagamaan atau kepercayaan mereka yang tentu saja sangat bertentangan dengan Islam. Contohnya di Brazil, pada tengah malam setiap tanggal 1 Januari, orang-orang Brazil berbondong-bondong menuju pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga di laut, sebagai tanda penghormatan terhadap sang dewa Lemanja - (Dewa laut) yang terkenal dalam legenda negara Brazil.
Seperti halnya di Brazil, orang Romawi kuno pun saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan meraka saling memberikan kacang atau coin lapis ema dengan gambar Janus (dewa pintu) dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari diambil dari nama dewa bermuka dua (satu menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang).
Sedangkan menurut kepercaan orang Jerman, jika mereka makan sisa hidangan pesta peranyaan New Year's Eve di tanggal 1 Januari, mereka percaya tidak akan kekurangan pangan selama setahun penuh. Bagi orang Kristen yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa, tahun baru masehi dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih putra Maryam, sehingga agama Kristen sering disebut agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun sudah disebut tahun Sebelum Masehi SM) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi.
Pada tanggal 1 Januari orang-orang Amerika mengunjungi sanak-saudara dan teman-teman atau nonton televisi (saat ini). Parade bunga Tournament of Roses sebelum lomba futbol Amerika Rose Bowl dilangsungkan di Kalifornia, atau Orange Bowl di Florida, Cotton Bowl di Texas, atau Sugar Bowl di Lousiana. Di Amerika Serikat, kebanyakan perayaan dilakukan malam sebelum tahun baru, pada tanggal 31 Desember, di mana orang-orang pergi ke pesta atau menonton program televisi dari Times Square di jantung kota New York, di mana banyak orang berkumpul. Pada saat lonceng tengah malam berbunyi, sirene dibunyikan, kembang api diledakkan dan orang-orang meneriakkan "Selamat Tahun Abru" dan menyanyikan Auld Lang Syne. Ini juga terjadi di negara-negara lain, termasuk di Indonesia menyalakan kembang api.
Baca jugu ini : Pandangan Islam Dalam Ilmu Horoskop/Perbintangan.
Bagi kita, orang Islam, merayakan tahun baru Masehi, tentu saja akan semakin ikut andil dalam menghapus jejak-jejak sejarah Islam yang sangat kita junjung tinggi. Sementara kita (Umat Islam) juga memiliki Tahun baru yang kita Namakan Tahun Hijriyah, dan awal tahunnya pada bulan Muharam, tetapi kadang justru tidak ada perbuatan yang mengingatkan pada sejarah yang agung ini. Walaupun tidak dengan pesta sebagaimana mereka orang-orang barat, tetapi setidaknya mengenang dengan hal-hal yang membawa kemaslahatan ummat. Walluhu a'lam.
Demikian uraian Kalender Tradisional Romawi Abad ke-7 SM dan Sejarah Tahun Baru Masehi. Semoga bermanfaat dan dapat kita ambil pelajaran agar kita tetap kokoh dalam bertauhid.
Sumber :
Diambil dari sejarah-sejarah kalender Yunani Kuno dan Romawi Kuno dll.
0 Response to "Kalender Tradisional Romawi Abad ke-7 SM & Sejarah Tahun Baru Masehi."
Post a Comment