Apa Sajakah Anggota Badan Yang Harus Diperhatikan Ketika Sujud?.
Monday, February 5, 2018
1 Comment
Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (katergori posting Sholat)
Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan menyertai kita dalam seluruh aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...
Apa sajakah anggota badan yang harus diperhatikan ketika sujud, materi ini saya tulis, ketika sehabis sholat dhuhur di salah satu masjid yang cukup besar, juga cukup terkenal, saya baru saja selesai shalat ba'diyah dhuhur, dan duduk sejenak sebelum meneruskan perjalanan ke arah yang saya tuju. Secara kebetulan ada beberapa jamaah sedang melaksanakan shalat sunnah juga, saya melihat ketika sujud, ujung hidungnya tidak menyentuh karpet tempat sujud, dan orang tersebut hanya menempelkan kening bagian atas saja. Terpancing untuk memperhatikan kepada jamaah yang lain yang juga sedang melaksanakan shalat sunnah tersebut. Yang sangat mengejutkan ternyata banyak juga yang sujudnya "Tidak Sempurna" karena hidung adalah sebagai salah satu anggota badan yang mestinya harus ditempelkan ke bumi, ketika sujud. Tetapi hidungnya tidak menyentuh ke bumi (lantai/karpet shalat) maka shalatnya dinyatakan tidak sah dan ditolak oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda :
لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةً
لَا يُصِيبُ الْأَنْفُ مِنْهَا مَا يُصِيبُ الْجَبِينَ
"Allah tidak menerima shalat bagi orang yang tidak menempelkan hidungnya ke tanah (bumi), sebagaimana dia menempelkan dahinya ke tanah" (HR. Ibnu Abi Syaibah, Abdurrazaq dan dishahih-kan Al-Albani)
Hadits di atas sangat tegas menunjukkan wajibnya menempelkan anggota badan (hidung) ke bumi ketika sujud, karena menempelkan hidung ke bumi adalah termasuk rukun dalam shalat ketika sujud.
Dalam hadits lain bahwa shalat itu tentu harus mengikuti sebagaiman yang dicontohkan Rasulullah SAW sebagaimana bunyi hadits tersebut :
صَلوُّا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِي
أُصَليِّ
"Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat" (HR. Al-Bukari)
Dengan mencermati hadits di atas maka khususnya tentang ibadah shalat harus mengikuti yang dicontohkan Rasulullah SAW. Karena ketika kita shalat dengan aturan yang tidak jelas sumbernya maka ini masih dapat diragukan kesempurnaanya/kebenarannya.
Baca juga ini : Hukum Bagi Jama'ah Masbuq/Ketinggalan Takbiratul Ihram.
Pengertian hadits diatas kalau kita terima dengan tanpa dalil atau akal yang benar memang tidak akan mungkin kita melihat ketika Rasulullah shalat dikarenakan kita bukan pada zaman sahabat saat ketika Rasulullah saw, masih hidup. Tetapi kalau kita menggunakan dalil, maka kata "melihat sebagaimana aku sholat" ini dapat diartikan sebagai berikut :
- Pada zaman ketika Rasulullah saw, masih hidup, itu dinamakan masa "Sahabat" dan para sahabat yang berdekatan dengan Rasulullah pasti masih dapat melihat sholat Nabi saw. secara langsung.
- Setelah Nabi SAW. meninggal, maka contoh shalat yang dikatakan "sholatlah sebagaimana aku shalat", tentu acuannya (dalilnya) adalah seperti yang dicontohkan oleh para "Sahabat".
- Setelah para Sahabat meninggal, maka contoh shalatnya menggunakan dalilnya berdasarkan yang dicontohkan murid para shabat, yaitu "Thabi'in
- Setelah para "Thabi'in" meninggal maka contoh shalatnya adalah berdasarkan murid para "Thabi'in" yaitu "Thabiut -Thabi'in" (murid para Thabi'in).
- Dan yang terakhir ketika para "Thabiut-Thabi'in" meninggal, maka contoh sholatnya adalah berdasarkan yang dilakukan para "Ulama" sebab disabdakan oleh Rasulullah saw, bahwa ulama adalah penerus para Nabi (warisyatun Anbiya).
Karena sekarang kita tidak mungkin dapat melihat langsung apa yang disabdakan Rasulullah saw. "Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat" (HR. Al-Bukari). Maka dengan dalil yang ke-5 di atas, adalah sebagai dalil bahwa kita sudah melaksanakan sebagaimana Hadits Rasulullah saw. tentang perintah shalat. Maka hal yang demikian itu, kita telah mengikuti pada dalil urutan yang ke-5. Dan ini sudah dianggap mengikuti perintah Nabi saw. dalam kita melaksanakan shalat sebagaimana shalatnya Nabi saw.
Marilah kita lihat kembali berkaitan denga sujud ketika shalat, baik shalat Fardhu ataupun shalat sunnah khususnya dalam sujud yang sempurna adalah sujud yang sama seperti yang diajarkan Rasulullah saw, tidak kurang dan juga tidak lebih. Berikut adalah hadits Nabi saw, tekait dengan sujud :
أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى
سَبْعَةِ أَعْظُمٍ عَلَى الجَبْهَةِ، وَأَشَارَ بِيَدِهِ عَلَى أَنْفِهِ
وَاليَدَيْنِ وَالرُّكْبَتَيْنِ، وَأَطْرَافِ القَدَمَيْنِ
"Aku diperintahkan untuk bersujud dengan bertumpu pada tujuh anggota badan; Dahi dan beliau berisyarat dengan menyentuhkan tangan ke hidung beliau, dua telapak tangan, dua lutut, dan ujung-ujung dua kaki." (HR. Bukhari dan Muslim).
Baca juga yang ini :Mengenakan Pakaian Yang Terindah Ketika Shalat.
Ulama mengatakan ada 7 (tujuh) anggota badan yang harus diperhatikan ketika kita sujud dalam shalat, baik sholat Fardhu maupun Sunnah.
- Dahi dan hidung ini dikatakan satu anggota
- Telapak tangan kanan
- Telapak tangan kiri
- Lutut kanan
- Lutut kiri
- Ujung jari kaki kanan
- Ujung jari kaki kiri.
Ke-7 (tujuh) anggota badan tersebut diatas harus menempel ke tanah, (bumi) untuk sempurnanya sujud agar shalat kita diterima Allah Swt.
Demikian uraian ; Apa Sajakah Anggota Badan Yang Harus Diperhatikan Ketika Sujud. Semoga bermanfaat dan dengan uraian di atas menjadi kita lebih hati-hati dalam shalat.
Sumber :
Fiqih Islam (Hukum Fiqih lengkap) diselaraskan oleh penulis.
Oleh H. Sulaiman Rasyid, Cetakan ketujuhbelas.
Penerbit Attahiriyah, Jakarta.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete