Inilah Cara Puasa Sunnah Syawal 6 Hari, Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW.
Tuesday, May 3, 2022
Add Comment
Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan menyertai kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...
Puasa Sunnah Syawal 6 hari, adalah salah satu amalan yang dicontohkan Rasulullah saw. yang memiliki nilai agung, dan barangsiapa yang melaksanakannya akan mendapat pahala seperti berpuasa satu tahun penuh.
Allah akan memberikan pahala seseorang yang melaksanakan puasa selama 6 (enam) hari pada bulan Syawal yaitu mendapat pahala selama satu tahun penuh. Pahala yang didapat dari amalam ini sangatlah mulia dan hanya diberikan kepada orang yang melaksanakan enam hari secara berturut, dan pahalanya sama besar dengan yang melakukannya langsung sesudah hari raya. Puasa syawal juga boleh dilakukan saat pertengahan bulan syawal, atau pada akhir bulan.
1. Tata Cara Puasa Sunnah Syawal 6 Hari.
Sebagaiman disebutkan dalam hadits bahwa puasa Syawal itu dilakukan selama enam hari. Lafazh haditsnya sebagai berikut : "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh". (HR. Muslim No. 1164).
Sebagaiman disebutkan dalam hadits bahwa puasa Syawal itu dilakukan selama enam hari. Lafazh haditsnya sebagai berikut : "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh". (HR. Muslim No. 1164).
Dari hadits tersebut, Syaikh Muhammad bin Sholih al Utsaimin berkata : "Yang disunnahkan adalah berpuasa enan hari di bulan Syawal" (Syarhul Munti' 6 :464)
2. Lebih utama dilaksanakan sehari setelah Hari Raya Idul Fitri, namun tidak mengapa jika di akhirkan asalkan masih di dalam bulan Syawal.
Syaikh Muhammad bin Sholih Utsaimin berkata : "Bahwa para fuqoha berkata yang lebih utama, enam hari di atas dilakukan setelah Idul Fitri (1 Syawal) secara langsung. Ini menunjukkan bersegera dalam melakukan kebaikan" (Syarhul Mumti' 6 : 465).
3. Lebih utama dilakukan secara berurutan, namun juga tidak mengapa apabila tidak berutuan.
Syaikh Ibnu Utsaimin juga berkata : "Lebih utama puasa syawal 6 hari dilakukan secara berurutan karena itu yang umum dilakukan dan lebih mudah. Hal itupun juga tanda bahwa berlomba-lomba dalam hal yang diperintahkan". (Syarhul Mumti' 6 : 466)
4. Tetapi apabila kita mempunyai hutang puasa Ramadhan, lebih utama dianjurkan untuk membayar puasa Ramadhan yang tertinggal tersebut. Maka para ulama mengatakan bahwa puasa syawal 6 hari tidak musti harus dimulai dari tanggal 2 syawal. Boleh dipertengan bulan ataupun di akhir bulan yang terpenting jumlahnya 6 hari.
Ibnu Rajab al Hanbali rahimahullah berkata : "Siapa yang mempunyai kewajiban mengganti puasa Ramadhan, hendaknya ia memulai puasa qodha-nya di bulan syawal. Hal itu lebih akan membuat kewajiban seorang muslim menjadi gugur. Bahkan puasa qadha itu lebih utama daripada puasa enam hari Syawal. (Lathoiful Ma'arif, hal 391).
Begitu pula beliau mengatakan : "Siapa yang memulai qadha puasa Ramadhan terlebih dahulu dari puasa sunnah syawal, lalu ia menginginkan puasa enam hari di bulan Syawal setelah qadhanya sempurna, maka ia lebih baik.
Inilah yang dimaksud dalam hadits yaitu bagi yang menjalani ibadah puasa Ramadhan lalu mengikuti puasa enam hari di bulan syawal. Namun pahala puasa syawal itu tidak dapat dicapai jika menunaikan qadha puasanya di bulan Syawal. Alasannya karena puasa enam hari di bulan syawal tetap harus dilakukan setelah qadha itu dilakukan". (Lathoiful Ma'arif, hal 392).
Inilah yang dimaksud dalam hadits yaitu bagi yang menjalani ibadah puasa Ramadhan lalu mengikuti puasa enam hari di bulan syawal. Namun pahala puasa syawal itu tidak dapat dicapai jika menunaikan qadha puasanya di bulan Syawal. Alasannya karena puasa enam hari di bulan syawal tetap harus dilakukan setelah qadha itu dilakukan". (Lathoiful Ma'arif, hal 392).
5. Boleh melakukan puasa syawal pada hari Jum'at dan Sabtu.
Imam Nawawi mengatakan : "Ulama Syafi'iyah berpendapat bahwa dimakruhkan puasa pada hari Jum'at secara sendiri atau berdiri sendiri hanya pada hari jum'at saja. Namun jika dikuti puasa sebelum atau sesudahnya atau bertepatan dengan kebiasaan puasa seperti misal berpuasa nazar karena sembuh dari sakit dan bertepatan dengan hari Jum'at, maka tidaklah makruh. (Almajmu' Syrh Al Muhaddzah, 6 : 309).
Hal ini menunjukkan masih bolehnya berpuasa sunnah Syawal pada hari Jum'at karena bertepatan dengan kebiasaan.
Adapun berpuasa Sunnah Syawal pada hari Sabtu juga masih dibolehkan sebagaimana puasa lainnya yang memiliki sebab. Misalnya jika melakukan puasa Arafah bertepatan pada hari Sabtu.
Berikut Ini Lafadz Niat Puasa Sunnah Syawal.
ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺻَﻮْﻡَ ﻏَﺪٍ ﻋَﻦْ ﺃَﺩَﺍﺀِ
ﺳُﻨَّﺔِ ﺍﻟﺸَّﻮَّﺍﻝِ ﻟِﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
Artinya : "Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah Ta'aala".
Adapun untuk orang yang mendadak di pagi hari ingin mengamalkan sunnah puasa Syawal, diperbolehkan baginya berniat sejak ia berkehendak untuk puasa sunnah tersebut.
Catatan : "Karena kewajiban niat puasa di malam hari, hanya berlaku untuk puasa wajib saja"
Sedangkan untuk puasa sunnah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, dan minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.
Ia juga dianjurkan untuk melafalkan niat puasa sunnah syawal di siang hari.
Berikut ini adalah lafazdnya :
ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺻَﻮْﻡَ
ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟﻴَﻮْﻡِ ﻋَﻦْ ﺃَﺩَﺍﺀِ ﺳُﻨَّﺔِ ﺍﻟﺸَّﻮَّﺍﻝِ ﻟِﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
Artinya : "Aku berniat puasa sunnah Syawal hari ini karena Allah Ta'aala".
Demikian uraian singkat Cara Puasa Sunnah Syawal 6 Hari sesuai tuntunan Rasulullah SAW. Semoga bermanfaat dan dapat kita amalkan dengan penuh ikhlas semata karena Allah SWT.
0 Response to "Inilah Cara Puasa Sunnah Syawal 6 Hari, Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW."
Post a Comment