Bulan Muharam Bukan Permulaan Hijriyah Nabi SAW. Inilah Sejarahnya.
Tuesday, September 11, 2018
Add Comment
Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan menyertai kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...
Pernyataan judul di atas, "Bulan Muharam Bukan Permulaan Hijrah Nabi SAW". adalah mengandung pesan, ingin menyampaikan bahwa masih banyak umat muslim yang menganggap bahwa hijrah Nabi SAW bertepatan pada tanggal, 1 Muharam hal ini karena sudah menjadi salah kaprah. Agar kita dapat mengetahui secara pasti maka sekelumit akan dituliskan kisah kedudukan bulan Muharam yang benar dalam sejarah perkembangan Islam.
Bulan Muharam merupakan bulan yang berpengaruh pada sejarah kehidupan Islam, yaitu suatu bulan yang menjadi pembuka tahun dalam kalender Islam. Bulan Muharam adalah suatu bulan yang penuh barokah dan rahmat karena bermula dari bulan inilah, menurut dunia Islam, berlakunya segala kejadian alam ini. Bulan Muharam juga termasuk salah satu dari empat bulan yang dimuliakan Allah. Ini diterangkan dalam (al-Qur'an Surat At-Taubah Ayat 36).
Secara otomatis bulan Muharam adalah merupakan bulan yang menyimpan sejarah kehidupan umat. Dimana pada bulan tersebut Allah banyak menurunkan peristiwa yang patut dikenang oleh umat sebagai rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan kepada kita. Karena peristiwa-peristiwa yang terjadi pada bulan tersebut dapat memberikan banyak inspirasi bagi kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi ini.
Dalam sejarahnya Khalifah Umar bin Khattab pernah menerima surat dari Gubernur di Bashra, Abu Musa Asyi 'ari yang menyebut pada awal suratnya berbunyi "..... menjawab surat Anda yang tidak ada tanggal.... dan tahun ..... " . Perkara pendek yang tampaknya tidak begitu penting, telah menarik perhatian Khalifah Umar bin Khattab, yaitu perlunya umat Islam mempunyai tanggal dan tahun yang pasti. Hingga akhirnya diadakan musyawarah khusus untuk menentukan kapan awal tahun baru Islam.
Dalam musyawarah yang dihadiri para tokoh-tokoh yang terkemuka dari kalangan sahabat, muncul beberapa usulan untuk menentukan kapan dimulainya tahun baru Islam. Diantara usulan terseut terdapat pendapat yang mengatakan penaggalan Islam dihitung dari peristiwa penyerangan Abrahah terhadap Ka'bah, yang dikenal dengan sebutan "Amul Fiil" (tahun gajah) dan itu sudah sering dipakai. Ada yang menyarankan penaggalan Islam dihitung dari turunnya wahyu pertama kepada Rasulullah saw. di mana waktu itu beliau secara resmi dilantik oleh Allah SWT sebagai Nabi dan Rasul untuk seluruh umat. Ada juga yang mengusulkan penanggalan Islam dihitung dari hari-hari mendekati wafatnya Nabi s.aw. dengan alasan pada waktu itu diturunkan wahyu terakhir yang menegaskan bahwa Islam sebagai agama yang sempurna. Dan ada pula yang berpendapat bahwa penaggalan Islam dihitung dari hijrahnya Rasulullah saw. dari Mekah ke Madinah, dengan alasan karena peristiwa itu merupakan pintu masuk kehidupan baru bagi Rasulullah saw dan umatnya dari dunia kemusyrikan menuju ajaran tauhid (Islam).
Setelah lama bermusyawarah bersama, dengan berbagai pendapat dan argumen masing-masing, akhirnya disepakati bahwa usulan terakhir itu yang diterima (penanggalan Islam dihitung dari hijrahnya Rasulullah saw. dari Mekah ke Madinah), yang kemudian diumumkan oleh Khalifah bahwa tahun baru Islam dimulai dari Hjirah Rasulullah saw.
Ada hal yang menarik, meskipun awal bulan Muharram merupakan awal bagi tahun Hijriyah, tetapi ternyata bulan Muharam bukan awal permulaan hijriyah Nabi saw. Inilah yang menjadikan judul materi ini : "Bulan Muharam Bukan Permulaan Hijrah Nabi SAW." Menurut hadits yang shaheh diterangkan bahwa hijrah beliau jatuh pada permulaan bulan Rabiul Awal tahun ke-13 kenabian (tanggal 14 September 622 M ), bukan pada awal bulan Muharam atau 1 Muharam sebagaimana banyak dipahami oleh umat muslim, bahwa 1 Muharam adalah tahun hijrah Nabi SAW.
Dalam kitab tarikh Ibnu Hisyam dinyatakan bahwa keberangkatan hijrah Rasulullah dari Mekkah ke Madinah pada akhir bulan Syafar, dan tiba di Madinah pada awal bulan Rabiul Awal. Jadi bukan pada tanggal 1 Muharam sebagaimana anggapan sebagian orang.
Adapun penetapan Bulan Muharam sebagai awal tahun baru dalam kalender Hijriyah adalah hasil musyawarah para sahabat Nabi saw. pada zaman Kekhalifahan Umar bin Khattab r.a. mencanangkan penanggalan Islam. Pada masa itu ada yang mengususlkan Rabiul Awal sebagai awal tahun dan ada pula yang mengusulkan pada bulan Ramadhan.
Betapa besar dan berat perjuangan Rasulullah SAW. waktu itu hingga setiap datang tanggal 1 Muharam, ingatan kita terlukis kembali pada puncak perjuangan beliau saw. 14 abad silam. Suatu perjuangan untuk membebaskan kaum muslimin dari kezaliman dan tindakan sewenang-wenang yang menimpa mereka dikarenakan orang-orang kafir tersebut semakin hari semakin meningkat pada taraf yang sangat membahayakan masa depan Islam dan kaum Muslimin. Dengan izin Allah SWT Nabi Saw, beserta para sahabat yang setia akhirnya meninggalkan tanah kelahirannya yang tercinta Makkah Al-Mukarramah untuk pindah/hijrah ke negeri yang baru yaitu Yastrib (Madinah). Perpindahan beliau dari Mekkah ke Yatsrib inilah yang disebut "Hijriyah" , dan oleh Khalifah Umar bin Khattab dijadikan momentum dan starting point, pangkal tolok ukur perjalanan sejarah Islam, dengan ucapakn"Hijriyah itu memisahkan antara yang hak dengan yang batil, karena itu jadikanlah catatan sejarah".
Peristiwa hijrah Nabi Saw dan para sahabatnya, bisa kita ambil suatu pelajaran berharga dalam kehidupan kita. Betapapun berat menegaggak agama Allah SWT, tetapi seorang muslim tidak layak untuk mengundurkan diri untuk berperan di dalamnya. Dalam sejarahnya, malam itu (menjelang hijrah) Rasulullah SAW akan keluar dari rumah. Sementara di luar rumah, orang-orang yang ingin membunuhnya sudah menunggu. Dengan izin Allah SWT (waja'alna min baini aidihim wa min kholfihim saddan fa'aghsainahum, fahum laa yubsyirun). Baginda Nabi dapat melewati para musuh yang telah mengepung rumahnya tadi, dengan selamat.
Meskipun berhasil melewati mereka, beliau tetap bersembunyi dahulu di sebuah goa (tsur) karena musuh masih tetap mengejar. Namun mereka tidak berhasil dan beliau dapat meneruskan perjalanan. Meskipun demikian pengejaran tetap dilakukan, tetapi Allah menyelamatkan beliau dan juga Abu Bakar yang menemaninya hingga sampai di Madinah dengan selamat. Allah senantiasa akan menolong hambanya selama ia mau berusaha dengan sungguh-sungguh.
Begitu tiba di Madinah, dimulailah fase kehidupan baru dalam sejarah perjuangan Islam. Perjuangan demi perjuangan beliau lewati bersama para sahabat. Menyampaikan wahyu Allah, mendidik manusia agar menjadi masyarakat yang beradab dan terkadang harus menghadapi musuh yang tidak menginginkan akan hadirnya agama baru (Islam). Tidak jarang beliau turut serta ke medan perang untuk menyambung nyawa demi tegakknya agama Allah, hingga Islam tegak sebagai agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk dunia saat ini. Lalu sudahkah kita berbuat untuk agama kita?.
Jika kita cermati dan direnungi dengan seksama apa yang terjadi dalam sejarah hijrah tersebut, pemilihan hijrah sebagai titik perhitungan kalender Islam sangatlah tepat. Dimana penetapan tersebut didasarkan pada esensi dari peristiwa hijrah itu sendiri, yaitu suatu gerakan umat secara kolektif dari dunia kegelapan / kufur menuju kondisi yang lebih baik (Islam).
Daya revolusi dengan hijrah sebagai inspirasinya, tidak mungkin terjadi jika umat tidak menjadikan ruang koreksi bagi diri sendiri. Kita dapat sepakat bahwa pertambahan usia manusia berbeda dengan usia mobil yang kian bertambah. Manusia tua tidak sama dengan mobil tua. Jika mesin secara perlahan mengalami kerusakan mekanis, aus, berkarat, dan sebagainya, maka semua itu beda dengan manusia. Hakikat usia manusia terletak pada kesempatan untuk membentuk sikap dewasa dari masa ke masa.
Jika asumsi tersebut dapat diterima secara kolektif, usia peradaban manusia yang kian menua harusnya menuju pada kematangan atau kedewasaan. Namun, tampaknya yang terjadi tidak selalu demikian. Manusia kini memang banyak mengaku dirinya modern, namun sering alpa jika mereka adalah bagian dari alam semesta yang fana.
Arti Muharam.
Kata Muharam, secara etimologi diambil dari kata Arab, "Harrama-Yuharrimu-Tuhriiman-Muharrimun-wa Muharram" yang artinya "Diharamkan" Yakni, Muharam adalah sesuatu yang dihormati/yang terhormat dan yang diharamkan (dari hal-hal yang tidak baik). Sebagaimana tertulis dalam sejarahnya, bahwa pada bulan Muharam ini umat Muslim diharamkan oleh Allah untuk berperang.
Bulan Muharam adalah bulan yang pertama dan salah satu dari 12 bulan dalam kalender hijriyah yang tercantum pada Kitabullah, sejak Allah swt. menjadikan alam semesta. Allah berfirman :
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua blas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antara empat bulan haram (maksudnya ialah bulan Dzulqo'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri dari (menganiaya dirimu dengan mengerjakan perbuatan yang dilarang, seperti melanggar kehormatan bulan itu, dengan mengadakan peperangan) dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semua sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuliah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa" (QS At-Taubah : 36)
Adapun kata "Hijriyah" dari pecahan katanya, dalam Al-Qur'an ada lebih 30 kata Kata Hijriyah dirangkai dengan kata-kata "iman", dan "jihad". Hal itu menunjukkan bahwa hijriyah itu adalah suatu tingkat dalam perjuangan (jihad) yang berlandaskan kepada keimanan. Firman Allah : "Orang-orang yang beriman, yang berhijrah dan berjihad pada jalan Allah dengan harta benda dan dirinya, lebih tinggi derajatnya pada sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang menang. Tuhan menyampaikan berita gembira kepada mereka dengan beroleh rahmat, ridha-Nya dan surga yang di dalamnya mereka memperoleh nikmat yang abadi" (QS At-Taubah : 20-21).
Pada tahun baru Hijriyah, 1 Muharram, bagi orang yag tidak mengetahui tentang Islam, mereka akan memperingatinya dengan cara yang kurang tepat karena bertitik tolak dari anggapan yang kurang tepat pula. Mereka yang demikian tersebut menganggap Muharram (Syura) adalah bulan keramat, angker atau naas, dan suntuk, berjalan (pawai) semalam suntuk, mengadakan sesaji ke laut atau tempat-tempat yang dianggap keramat, mandi keramas (berendam) supaya awet muda, memandikan (marangi) pusaka, seperti keris, tombak dan lain sebagainya.
Hal yang paling relevan untuk dilakukan adalah apa yang pernah dikerjakan oleh Amirul Mukminin, Umar bin Khattab "Haasibuu anfusakum qabla an tuhasabuu" "Koreksi diri kalian sebelum kalian dikoreksi" (di akhirat kelak).
Sejarah dalam Muharram.
Sementara dalam bulan Muharram, lebih-lebih tanggal 10 Muharram, yang disebut "Asyura" atau bulan Suro. (sebutan Jawa), banyak menitiskan peristiwa bersejarah pada kita, khususnya apa yang pernah dialami oleh para Nabi dan Rasul Allah. Dimana pada hari itu merupakan "hari pertolongan" bagi para Nabi.
Dalam sejarah, pada hari itu terdapat beberapa peristiwa besar yang sngat berpengaruh dalam sejarah eksistensi agama Tauhid (Islam) antara lain :
Diantara hikmah hijriyah tersebut adalah kita dapat mengartikan bahwa usaha dan tawakal merupakan kunci sukses dalam mengarungi hidup di dunia ini. Demikian yang telah digambarkan oleh Rasullah saw. dan Abu Bakar saat bersembunyi di Gua Tsur dan para pengejar mereka yang telah berdiri di mulut gua tersebut. Saat itu Abu Bakar sangat Gemetar ketakutan. Rasulullah menenangkannya sambil berkata : "Jangan kuatir dan Jangan bersedih. Sesungguhnya Allah bersama kita" (Al-Hadits). Dengan usaha mereka berdua yang berangkat hijriyah ke Madinah waktu tengah malam dan selalu bertawakal kepada Allah, akhirnya berhasil terhindar dari bahaya para pengejar yang hendak membunuhnya.
Hijriyah Rasullah SAW dan para sabahat juga membawa arti tersendiri dalam mempererat ukhuwah islamiyah antara orang-orang yang hijrah dari Makah ke Madinah dan orang-orang penduduk asli Madinah yang menolong perjuangan Islam (Kaum Anshor).
Keharmonisan hubungan antara kedua kelompok tersebut begitu mesra terbina, seakan-akan semuanya saudara yang telah lama kenal. Kaum Anshor dengan segala keikhlasannya memberikan segala macam bantuan bagi kaum Muhajirin yang telah meninggalkan harta bendanya di Makkah. Muhajirin pun ikut bersama membangun Madinah di bawah pimpinan Rasulullah SAW.
Hal ini mencerminkan bahwa proses keberhasilan tidak akan dicapai ketika orang-orang yang berada di dalamnya saling mengecam satu sama lain, kritik yang tidak konstruktif, asal ganti dan lebih lagi mementingkan kepentingan golongan dan pribadinya semata.
Penggantian Nama Yatsrib menjadi Madinah, menyimbolkan bahwa keberhasilan hanya akan dapat dicapai dalam tata kehidupan yang beradab, dengan adanya sopan santun dan etika berpendapat, kritik dan masukan, tata aturan yang mesti dipenuhi oleh orang-orang beradab. Kemudian dibuktikan dalam sejarah masa kini, bahwa dimanapun tidak akan pernah dapat mencapai keberhasilan, ketika individu-individu yang terlihat dalam proses itu saling mengecam, bahkan tak jarang menyebarkan fitnah-fitnah keji. Sebaliknya, sebuah kondisi yang beradab yang berdasarkan tata aturan dan norma kesusilaan-lah yang mengantar sebuah bangsa sebuah kelompok apapun untuk mencapai keberhasilannya.
Jika dicermati dengan seksama akan kita temui bahwa Hijriyah Rasulullah SAW. mempunyai banyak kelebihan dan pengaruh besar dalam eksistensi agama Islam ini. Hingga pantas hijrah Rasul dijadikan patokan penetapan kalender Islam. Sebab peristiwa-peristiwa penting bersejarah yang lainnya, hampir semuanya terkandung dalam peristiwa hijriyah Rasulullah SAW. Misalnya peritiwa Isra' dan Mi'raj, dimana beliau mendapat perintah shalat wajib lima waktu, datang setelah dua tahun dari hijriyah, perristiwa penaklukan kota Mekkah, terjadi setelah hijrah, Wafatnya Rasulullah juga setelah terjadi Hijrah. Muharam 1440 Hijirah ini, kita Umat Islam dapat mengambil hikmah yang banyak terkadung dari sejarah hijrah tadi.
Demikian uraian dari materi Bulan Muharam Bukan Permulaan Hijrah Nabi Muhammad SAW. Semoga bermanfaat dan dapat menambah khazanah pemahaman Islam khususnya dengan sejarah Hijrah yang sarat dengan hikmah.
Baca juga ini :
Setelah lama bermusyawarah bersama, dengan berbagai pendapat dan argumen masing-masing, akhirnya disepakati bahwa usulan terakhir itu yang diterima (penanggalan Islam dihitung dari hijrahnya Rasulullah saw. dari Mekah ke Madinah), yang kemudian diumumkan oleh Khalifah bahwa tahun baru Islam dimulai dari Hjirah Rasulullah saw.
Ada hal yang menarik, meskipun awal bulan Muharram merupakan awal bagi tahun Hijriyah, tetapi ternyata bulan Muharam bukan awal permulaan hijriyah Nabi saw. Inilah yang menjadikan judul materi ini : "Bulan Muharam Bukan Permulaan Hijrah Nabi SAW." Menurut hadits yang shaheh diterangkan bahwa hijrah beliau jatuh pada permulaan bulan Rabiul Awal tahun ke-13 kenabian (tanggal 14 September 622 M ), bukan pada awal bulan Muharam atau 1 Muharam sebagaimana banyak dipahami oleh umat muslim, bahwa 1 Muharam adalah tahun hijrah Nabi SAW.
Dalam kitab tarikh Ibnu Hisyam dinyatakan bahwa keberangkatan hijrah Rasulullah dari Mekkah ke Madinah pada akhir bulan Syafar, dan tiba di Madinah pada awal bulan Rabiul Awal. Jadi bukan pada tanggal 1 Muharam sebagaimana anggapan sebagian orang.
Adapun penetapan Bulan Muharam sebagai awal tahun baru dalam kalender Hijriyah adalah hasil musyawarah para sahabat Nabi saw. pada zaman Kekhalifahan Umar bin Khattab r.a. mencanangkan penanggalan Islam. Pada masa itu ada yang mengususlkan Rabiul Awal sebagai awal tahun dan ada pula yang mengusulkan pada bulan Ramadhan.
Betapa besar dan berat perjuangan Rasulullah SAW. waktu itu hingga setiap datang tanggal 1 Muharam, ingatan kita terlukis kembali pada puncak perjuangan beliau saw. 14 abad silam. Suatu perjuangan untuk membebaskan kaum muslimin dari kezaliman dan tindakan sewenang-wenang yang menimpa mereka dikarenakan orang-orang kafir tersebut semakin hari semakin meningkat pada taraf yang sangat membahayakan masa depan Islam dan kaum Muslimin. Dengan izin Allah SWT Nabi Saw, beserta para sahabat yang setia akhirnya meninggalkan tanah kelahirannya yang tercinta Makkah Al-Mukarramah untuk pindah/hijrah ke negeri yang baru yaitu Yastrib (Madinah). Perpindahan beliau dari Mekkah ke Yatsrib inilah yang disebut "Hijriyah" , dan oleh Khalifah Umar bin Khattab dijadikan momentum dan starting point, pangkal tolok ukur perjalanan sejarah Islam, dengan ucapakn"Hijriyah itu memisahkan antara yang hak dengan yang batil, karena itu jadikanlah catatan sejarah".
Peristiwa hijrah Nabi Saw dan para sahabatnya, bisa kita ambil suatu pelajaran berharga dalam kehidupan kita. Betapapun berat menegaggak agama Allah SWT, tetapi seorang muslim tidak layak untuk mengundurkan diri untuk berperan di dalamnya. Dalam sejarahnya, malam itu (menjelang hijrah) Rasulullah SAW akan keluar dari rumah. Sementara di luar rumah, orang-orang yang ingin membunuhnya sudah menunggu. Dengan izin Allah SWT (waja'alna min baini aidihim wa min kholfihim saddan fa'aghsainahum, fahum laa yubsyirun). Baginda Nabi dapat melewati para musuh yang telah mengepung rumahnya tadi, dengan selamat.
Meskipun berhasil melewati mereka, beliau tetap bersembunyi dahulu di sebuah goa (tsur) karena musuh masih tetap mengejar. Namun mereka tidak berhasil dan beliau dapat meneruskan perjalanan. Meskipun demikian pengejaran tetap dilakukan, tetapi Allah menyelamatkan beliau dan juga Abu Bakar yang menemaninya hingga sampai di Madinah dengan selamat. Allah senantiasa akan menolong hambanya selama ia mau berusaha dengan sungguh-sungguh.
Begitu tiba di Madinah, dimulailah fase kehidupan baru dalam sejarah perjuangan Islam. Perjuangan demi perjuangan beliau lewati bersama para sahabat. Menyampaikan wahyu Allah, mendidik manusia agar menjadi masyarakat yang beradab dan terkadang harus menghadapi musuh yang tidak menginginkan akan hadirnya agama baru (Islam). Tidak jarang beliau turut serta ke medan perang untuk menyambung nyawa demi tegakknya agama Allah, hingga Islam tegak sebagai agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk dunia saat ini. Lalu sudahkah kita berbuat untuk agama kita?.
Jika kita cermati dan direnungi dengan seksama apa yang terjadi dalam sejarah hijrah tersebut, pemilihan hijrah sebagai titik perhitungan kalender Islam sangatlah tepat. Dimana penetapan tersebut didasarkan pada esensi dari peristiwa hijrah itu sendiri, yaitu suatu gerakan umat secara kolektif dari dunia kegelapan / kufur menuju kondisi yang lebih baik (Islam).
Daya revolusi dengan hijrah sebagai inspirasinya, tidak mungkin terjadi jika umat tidak menjadikan ruang koreksi bagi diri sendiri. Kita dapat sepakat bahwa pertambahan usia manusia berbeda dengan usia mobil yang kian bertambah. Manusia tua tidak sama dengan mobil tua. Jika mesin secara perlahan mengalami kerusakan mekanis, aus, berkarat, dan sebagainya, maka semua itu beda dengan manusia. Hakikat usia manusia terletak pada kesempatan untuk membentuk sikap dewasa dari masa ke masa.
Jika asumsi tersebut dapat diterima secara kolektif, usia peradaban manusia yang kian menua harusnya menuju pada kematangan atau kedewasaan. Namun, tampaknya yang terjadi tidak selalu demikian. Manusia kini memang banyak mengaku dirinya modern, namun sering alpa jika mereka adalah bagian dari alam semesta yang fana.
Arti Muharam.
Kata Muharam, secara etimologi diambil dari kata Arab, "Harrama-Yuharrimu-Tuhriiman-Muharrimun-wa Muharram" yang artinya "Diharamkan" Yakni, Muharam adalah sesuatu yang dihormati/yang terhormat dan yang diharamkan (dari hal-hal yang tidak baik). Sebagaimana tertulis dalam sejarahnya, bahwa pada bulan Muharam ini umat Muslim diharamkan oleh Allah untuk berperang.
Bulan Muharam adalah bulan yang pertama dan salah satu dari 12 bulan dalam kalender hijriyah yang tercantum pada Kitabullah, sejak Allah swt. menjadikan alam semesta. Allah berfirman :
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua blas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antara empat bulan haram (maksudnya ialah bulan Dzulqo'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri dari (menganiaya dirimu dengan mengerjakan perbuatan yang dilarang, seperti melanggar kehormatan bulan itu, dengan mengadakan peperangan) dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semua sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuliah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa" (QS At-Taubah : 36)
Adapun kata "Hijriyah" dari pecahan katanya, dalam Al-Qur'an ada lebih 30 kata Kata Hijriyah dirangkai dengan kata-kata "iman", dan "jihad". Hal itu menunjukkan bahwa hijriyah itu adalah suatu tingkat dalam perjuangan (jihad) yang berlandaskan kepada keimanan. Firman Allah : "Orang-orang yang beriman, yang berhijrah dan berjihad pada jalan Allah dengan harta benda dan dirinya, lebih tinggi derajatnya pada sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang menang. Tuhan menyampaikan berita gembira kepada mereka dengan beroleh rahmat, ridha-Nya dan surga yang di dalamnya mereka memperoleh nikmat yang abadi" (QS At-Taubah : 20-21).
Pada tahun baru Hijriyah, 1 Muharram, bagi orang yag tidak mengetahui tentang Islam, mereka akan memperingatinya dengan cara yang kurang tepat karena bertitik tolak dari anggapan yang kurang tepat pula. Mereka yang demikian tersebut menganggap Muharram (Syura) adalah bulan keramat, angker atau naas, dan suntuk, berjalan (pawai) semalam suntuk, mengadakan sesaji ke laut atau tempat-tempat yang dianggap keramat, mandi keramas (berendam) supaya awet muda, memandikan (marangi) pusaka, seperti keris, tombak dan lain sebagainya.
Hal yang paling relevan untuk dilakukan adalah apa yang pernah dikerjakan oleh Amirul Mukminin, Umar bin Khattab "Haasibuu anfusakum qabla an tuhasabuu" "Koreksi diri kalian sebelum kalian dikoreksi" (di akhirat kelak).
Sejarah dalam Muharram.
Sementara dalam bulan Muharram, lebih-lebih tanggal 10 Muharram, yang disebut "Asyura" atau bulan Suro. (sebutan Jawa), banyak menitiskan peristiwa bersejarah pada kita, khususnya apa yang pernah dialami oleh para Nabi dan Rasul Allah. Dimana pada hari itu merupakan "hari pertolongan" bagi para Nabi.
Dalam sejarah, pada hari itu terdapat beberapa peristiwa besar yang sngat berpengaruh dalam sejarah eksistensi agama Tauhid (Islam) antara lain :
- Nabi Adam bertaubat kepada Allah dan dipertemukan dengan istrinya,Siti Hawa di Padang Arafah Jabal Rahmah.
- Nabi Idris diangkat oleh Allah ke langit.
- Nabi Nuh diselamatkan Allah dari perahunya setelah bumi ditenggelamkan selama enam bulan.
- Nabi Ibrahim diselamatkan Allah dari pembakran Raja Namrud.
- Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara
- Penglihatan Nabi Ya'qub yang kabur dipulihkan Allah kembali.
- Nabi Ayub dipulihkan Allah dari penyakit kulit yang dideritanya.
- Nabi Yunus dikeluarkan dari perut ikan paus setelah berada di dalam 40 hari 40 malam.
- Allah menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa a.s.
- Nabi Musa as. mnyeberangi laut merah menyelamatkan diri dan umatnya dari kejaran Fir'aun.
- Nabi Sulaiman dikarunia Allah kerajaan yang besar.
- Nabi Muhammad SAW. lepas dari racun orang-orang Yahudi
- Terbunuhnya cucu Nabi Muhammad, Husain Ibnu Aly r.a di bukit Karbala.
Diantara hikmah hijriyah tersebut adalah kita dapat mengartikan bahwa usaha dan tawakal merupakan kunci sukses dalam mengarungi hidup di dunia ini. Demikian yang telah digambarkan oleh Rasullah saw. dan Abu Bakar saat bersembunyi di Gua Tsur dan para pengejar mereka yang telah berdiri di mulut gua tersebut. Saat itu Abu Bakar sangat Gemetar ketakutan. Rasulullah menenangkannya sambil berkata : "Jangan kuatir dan Jangan bersedih. Sesungguhnya Allah bersama kita" (Al-Hadits). Dengan usaha mereka berdua yang berangkat hijriyah ke Madinah waktu tengah malam dan selalu bertawakal kepada Allah, akhirnya berhasil terhindar dari bahaya para pengejar yang hendak membunuhnya.
Hijriyah Rasullah SAW dan para sabahat juga membawa arti tersendiri dalam mempererat ukhuwah islamiyah antara orang-orang yang hijrah dari Makah ke Madinah dan orang-orang penduduk asli Madinah yang menolong perjuangan Islam (Kaum Anshor).
Keharmonisan hubungan antara kedua kelompok tersebut begitu mesra terbina, seakan-akan semuanya saudara yang telah lama kenal. Kaum Anshor dengan segala keikhlasannya memberikan segala macam bantuan bagi kaum Muhajirin yang telah meninggalkan harta bendanya di Makkah. Muhajirin pun ikut bersama membangun Madinah di bawah pimpinan Rasulullah SAW.
Hal ini mencerminkan bahwa proses keberhasilan tidak akan dicapai ketika orang-orang yang berada di dalamnya saling mengecam satu sama lain, kritik yang tidak konstruktif, asal ganti dan lebih lagi mementingkan kepentingan golongan dan pribadinya semata.
Penggantian Nama Yatsrib menjadi Madinah, menyimbolkan bahwa keberhasilan hanya akan dapat dicapai dalam tata kehidupan yang beradab, dengan adanya sopan santun dan etika berpendapat, kritik dan masukan, tata aturan yang mesti dipenuhi oleh orang-orang beradab. Kemudian dibuktikan dalam sejarah masa kini, bahwa dimanapun tidak akan pernah dapat mencapai keberhasilan, ketika individu-individu yang terlihat dalam proses itu saling mengecam, bahkan tak jarang menyebarkan fitnah-fitnah keji. Sebaliknya, sebuah kondisi yang beradab yang berdasarkan tata aturan dan norma kesusilaan-lah yang mengantar sebuah bangsa sebuah kelompok apapun untuk mencapai keberhasilannya.
Jika dicermati dengan seksama akan kita temui bahwa Hijriyah Rasulullah SAW. mempunyai banyak kelebihan dan pengaruh besar dalam eksistensi agama Islam ini. Hingga pantas hijrah Rasul dijadikan patokan penetapan kalender Islam. Sebab peristiwa-peristiwa penting bersejarah yang lainnya, hampir semuanya terkandung dalam peristiwa hijriyah Rasulullah SAW. Misalnya peritiwa Isra' dan Mi'raj, dimana beliau mendapat perintah shalat wajib lima waktu, datang setelah dua tahun dari hijriyah, perristiwa penaklukan kota Mekkah, terjadi setelah hijrah, Wafatnya Rasulullah juga setelah terjadi Hijrah. Muharam 1440 Hijirah ini, kita Umat Islam dapat mengambil hikmah yang banyak terkadung dari sejarah hijrah tadi.
Demikian uraian dari materi Bulan Muharam Bukan Permulaan Hijrah Nabi Muhammad SAW. Semoga bermanfaat dan dapat menambah khazanah pemahaman Islam khususnya dengan sejarah Hijrah yang sarat dengan hikmah.
Baca juga ini :
0 Response to "Bulan Muharam Bukan Permulaan Hijriyah Nabi SAW. Inilah Sejarahnya. "
Post a Comment