Khutbah Jum'at : Nasehat Nabi Muhammad saw. Dalam Menyebarkan Berita.
Tuesday, September 25, 2018
Add Comment
Pembaca budiman Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di di Akhirat kelak. Aamiin...
Kaum Muslimin Sidang Jum'at yang dirahmati Allah,
Mengawali khutbah, tiada kata yang terindah dan toyyibah kecuali ungkapan puji syukur ke hadirat illahi robbi, Allah SWT, bahwa pada hari yang mulia, sayyidul ayaum, kita masih diberikan nikmat yang begitu besar, nikmat panjang umur, nikmat iman di dalam Islam, dan nikmat sehat wal afiat, sehingga masih dapat melangkahkan kaki untuk mematuhi perintah-Nya yaitu shalat Jum'ah berjamaah.
Shalawat dan salam marilah kita haturkan ke haribaan junjungan Nabi Besar Muhammad saw, kepada keluarganya, para sahabat, Thabi'in serta Tabiut-Thabi'in dan kepada kita yang hingga saat ini, bahkan detik ini, masih istiqomah menjalankan risalahnya, mudah-mudahan akan mendapatkan syafa'at di yaumil akhir kelak. Aamin... ya robbal 'alamin.
Melalui mimbar yang mulia ini wabil khusus khatib berwasiat kepada diri khatib sendiri, dan para jama'ah sekalian marilah kita tingkatkan takwa kita, kepada Allah dengan yang sebenar-benarnya takwa, yaitu menjalankan seluruh perintah-Nya dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meninggalkan segala larangan-Nya. Karena hanya dengan kedua cara tersebutlah kita akan dapat meraih kebahagiaan di dunia maupun di akhirat kelak.
Kaum Muslilin Sidang Jum'at yang dirahmati Allah,
Di era globalisasi ini dunia betul-betul terasa kecil, bagaikan bola. Berita dari ujung dunia atau belahan dunia yang paling terjauh sekalipun dalam hitungan detik dapat disebarkan ke seluruh penjuru, melaui situs-situs internet atau jejaring sosial. Dengan begitu cepatnya berita dapat kita terima. Namun tidak semua berita yang disebar itu benar dan baik untuk dikonsumsi masyarkat. Terkadang berita itu adalah berita bohong belaka, mengandung unsur fitnah dan hasutan bahkan ada pula yang membuat kita menjadi kerdil dalam menerimanya.
Khutbah Jum'at Dengan materi :
"Nasehat Nabi Muhammad saw. Dalam Menyebarkan Berita"
Khutbah Pertama:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا
هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى
آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ
أَمَّا بَعْدُ
أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَ
Mengawali khutbah, tiada kata yang terindah dan toyyibah kecuali ungkapan puji syukur ke hadirat illahi robbi, Allah SWT, bahwa pada hari yang mulia, sayyidul ayaum, kita masih diberikan nikmat yang begitu besar, nikmat panjang umur, nikmat iman di dalam Islam, dan nikmat sehat wal afiat, sehingga masih dapat melangkahkan kaki untuk mematuhi perintah-Nya yaitu shalat Jum'ah berjamaah.
Shalawat dan salam marilah kita haturkan ke haribaan junjungan Nabi Besar Muhammad saw, kepada keluarganya, para sahabat, Thabi'in serta Tabiut-Thabi'in dan kepada kita yang hingga saat ini, bahkan detik ini, masih istiqomah menjalankan risalahnya, mudah-mudahan akan mendapatkan syafa'at di yaumil akhir kelak. Aamin... ya robbal 'alamin.
Melalui mimbar yang mulia ini wabil khusus khatib berwasiat kepada diri khatib sendiri, dan para jama'ah sekalian marilah kita tingkatkan takwa kita, kepada Allah dengan yang sebenar-benarnya takwa, yaitu menjalankan seluruh perintah-Nya dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meninggalkan segala larangan-Nya. Karena hanya dengan kedua cara tersebutlah kita akan dapat meraih kebahagiaan di dunia maupun di akhirat kelak.
Kaum Muslilin Sidang Jum'at yang dirahmati Allah,
Di era globalisasi ini dunia betul-betul terasa kecil, bagaikan bola. Berita dari ujung dunia atau belahan dunia yang paling terjauh sekalipun dalam hitungan detik dapat disebarkan ke seluruh penjuru, melaui situs-situs internet atau jejaring sosial. Dengan begitu cepatnya berita dapat kita terima. Namun tidak semua berita yang disebar itu benar dan baik untuk dikonsumsi masyarkat. Terkadang berita itu adalah berita bohong belaka, mengandung unsur fitnah dan hasutan bahkan ada pula yang membuat kita menjadi kerdil dalam menerimanya.
Terkadang ada di antara pengguna dari kaum muslimin yang mudah mengutip, lalu menyebarkannya kepada yang lain, tanpa memperhatikan kebenaran dan mudharat sebuah berita tersebut. Seorang muslim dalam menyebarkan berita haruslah menggunakan etika. Sebagai Muslim, kita mempunyai suri tauladan dalam segala perilaku yaitu dengan petunjuk Rasulullah saw.
Hendaknya kita berhati-hati dalam berbicara dan berbuat, jangan mudah menyebarkan setiap berita yang di dengar atau yang dibaca, tanpa mengetahui kebenaran berita tersebut. Karena perbuatan itu akan menimbulkan mudharat yang lebih besar dan tercela. Rasulullah saw. menyebut orang yang seperti itu, dengan sebutan pendusta. Nabi saw, bersabda : كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِع
"Cukup seseorang itu dikatakan pendusta jika ia mudah menyebarkan setiap berita yang ia dengar". ( Shaheh Muslim no. 4).
Disamping perbuatan tersebut menyebabkan si pelaku mendapatkan predikat pendusta, hal itu juga merupakan sebuah perbuatan yang juga dibenci oleh Allah SWT., karena masuk dalam penyebaran desas-desus. Nabi SAW. bersabda :
إِنِّ اللهَ كَرِهَ لَكُمْ ثَلاَثاٌ : قِيلَ وَقَالَ ،
وَإِضَاعَةَ المَالِ ، وَكَثْرَةَ السُّؤَال
Sesungguhnya Allah SWT. membencimu dalam tiga perkara :"Menyebarkan desas-desus, menghambur-hamburkan harta, banyak pertanyaan yang tujuannya menyelisih jawabannya" ( HR. al Bukhari no. 1477, Lihat shaheh Muslim no. 1715). Kaum Muslimin Sidang Jum'at yang dirahmati Allah,
Seorang Muslim jika ingin menyebarkan suatu berita, hendaklah ia mengecek atau bertabayun terlebih dahulu kebenarannya sebelum mnyebarkannya. Mungkin saja berita tersebut bersumber dari orang yang fasik atau pendusta atu musuh Islam, atau sekedar dugaan belaka, yang efek negatifnya mungkin dapat merugikan si penyebar berita itu sendiri, atau kepada kaum muslimin secara umum.
Ibnu Mas'ud r.a pernah ditanya : "Apa yang pernah engkau dengarkan dari Rasulullah saw. tentang prasangka atau dugaan?. Ia menjawab , "Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda :
بِئْسَ مَطِيَّةُ الرَّجُلِ زَعَمُوا
"Dugaan-dugaan adalah sejelek-jelek sandaran seseorang" (Sunan Abu Dawud no. 4972. Hadits shaheh lihat Ash-Shahihah no. 866). Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ
بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ
مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
"Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaanya, yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu". (QS, Al-Hujurat : 6).Ketika mendapatkan suatu berita, janganlah kita terburu-buru menyebarkannya . Mari kita bersikaplah bijak dan tenang, karena sesungguhnya sikap tenang itu terpuji. Nabi Shalallahu 'alaihi wa shallam pernah bersabda : التَّأَنَّي مَنَ اللَّهِ، وَالْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ
"Sikap tenang itu dari Allah SWT, sedangkan sikap tergesa-gesa adalah dari setan" (Hadits hasan, lihat ash-Shahihah no. 1795).
Dalam hal ini Rasulullah saw. telah memberikan contoh kepada umatnya saat ketika Beliau saw. hendak menyerang orang-orang kafir Quraisy di Makkah. Akan tetapi berita ini dibocorkan oleh Hathib bin Abi Balta'ah r.a secara sembunyi-sembunyi melalui surat yang ia tulis. Singkat cerita, setelah Nabi saw. mendapatkan surat tersebut dari salah satu sahabat, lalu Beliau saw. memanggilnya dan bertanya kepadanya; "Kenapa kau lakukan ini, wahai Hathib?. Di sini Nabi saw. tidak tergesa-gesa menghukumnya atau langsung membunuhnya disebabkan perbuatan kufur tersebut. Akan tetapi Beliau saw. menanyakan terlebih dahulu sebab yang melatarbelakangi perbuatannya itu. Kemudian Hathib r.a menjawab , : "Wahai Rasulullah, meskipun aku dekat dengan mereka tetapi aku bukan dari mereka.
Aku melakukan itu bukan karena aku benci dan keluar dari Islam, akan tetapi aku meninggalkan kerabtku di Makkah. Aku tidak ingin kalau mereka di sakiti oleh orang-orang Quraisy. Aku lakukan itu agar kerabat-kerabatku selamat dari gangguan mereka. Nabi saw. pun memakluminya. Tatkala Umar bin Khattab r.a. meminta izin kepada Nabi saw, untuk memenggal kepala Hathib, Beliau saw. menjawab :
إِنَّهُ قَدْ شَهِدَ بَدْرًا، وَمَا يُدْرِيْكَ لَعَلَّ اللَّهَ أَنْ
يَكُونَ قَدِ اطَّلَعَ عَلَى أَهْلِ بَدْرٍ فَقَالَ : اعْمَلُوامَا شِئْتُمْ
فَقَدْ غَفَرْتُ لَكُمْ
"Sesungguhnya dia pernah ikut berjihad di Perang Badar. (Wahai Umar!). Dan ketahuilah bahwa Allah ketika itu melihat para pasukan Perang Badar, maka berkata : "Lakukanlah apa saja yang kalian mau, sesungguhnya Aku telah mengampuni dosa-dosa kalian". (Shahih al-Bukhari no. 3007. Demikian khutbah yang singkat ini, semoga Allah SWT. senantiasa memberikan taufiq, hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua sehingga bisa mengamalkan petunjuk-petunjuk Nabi-Nya yang mulia itu.
بَارَكَاللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِكْرِالحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَا وَتَهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ
Khutbah Kedua :
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ.
اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Baca yang ini juga :
0 Response to "Khutbah Jum'at : Nasehat Nabi Muhammad saw. Dalam Menyebarkan Berita."
Post a Comment