Kisah Kegelisahan Seorang Dermawan Dengan Sedekahnya.
Wednesday, September 19, 2018
Add Comment
Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan menyertai kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...
"Dari Abu Hurairah" Sahabat kesayangan Nabi saw. , telah menceritakan kisah seorang dermawan yang selalu tulus dalam sedakahnya sehingga orang tersebut akan melakukan sedekah jangan sampai dikehauinya oleh orang lain yang tidak ada kepentingannya dengan sedekah tersebut. Maka dengan niat yang tulus orang ini selalu bersedekah pada malam hari dimana kesibukan orang tidak terlalu bertebaran, dengan tujuan agar sedekahnya tidak diketahui oleh siapa-pun kecuali dirinya, dan orang yang menerima sedekah dan hanya Allah saja.
Alkisah : Suatu hari seorang dermawan tersebut berkata dengan dirinya sendiri "Malam ini aku akan bersedekah". Lalu iapun memberi sedekah kepada orang yang ditemuinya di malam hari itu. Namun ternyata keesokan harinya sedekahnya menjadi buah bibir orang, karena yang yang menerimanya adalah seorang pelacur. Ia-pun sangat menyesalinya karena menurutnya apa yang ia berikan tidak tepat sasaran dalam hatinya. Dan dengan merendahkan diri iapun berdo'a "Ya Allah, segala puji bagi-Mu yang menakdirkan sedekahku jatuh ke tangan pelacur. Seraya berkata "Aku akan sedekah lagi"
Pada malam berikutnya, ia memberi sedekah kepada orang yang dijumpai. Namun pada pagi harinya, lagi-lagi ternyata menjadi bahan cemoohan karena sedekahnya diterima oleh seorang pencuri. Orang dermawan itupun tambah gundah gulana dan berkata : "Ya Allah segala puji bagi-Mu, ternyata sedekahku jatuh pada seorang pencuri. Dengan wajah yang pucat karena takut sedekahnya tidak diterima, maka ia berkata: "Akau akan sedekah lagi". Dengan harapan tidak keliru/salah lagi.
Malam berikutnya orang dermawan inipun bersedekah lagi kepada seseorang. Namun keesokan harinya juga ramai lagi dibicarakan khalayak dan menyayangkan sedekahnya diterima oleh seorang kaya. Mendengar hal yang diramaikan itu ia merasa gagal untuk bersedekah kepada orang yang tepat. Lalu berucap "Ya Allah, segala puji bagi-Mu rupanya sedekahku telah diterima oleh seorang pelacur, seorang, pencuri, dan seorang kaya".
Dengan rasa gelisah dan kecewa seorang dermawan ini setiap harinya merasa bersalah dan menyesali terhadap dirinya yang selalu tidak tepat dalam bersedekah. Sehingga suatu malam ia bermimpi didatangi sesosok malaikat dan berkata : "Wahai seorang dermawan sedekahmu telah diterima oleh Allah SWT." Dengan penjelasan dari malaikat sebagai berikut :
"Adapun sedekah yang jatuh kepada tangan pelacur, semoga ia berhenti dengan profesinya untuk tidak melacurkan diri lagi. Sedekahmu kepada seorang pencuri akan membuatnya berhenti mencuri. Sementara sedekahmu kepada seorang kaya kiranya ia sadar dan mau berbagi kepada sesama yang membutuhkannya". (HR. Bukhari)
Dari kisah di atas, yang inspiratif ini relevan sekali dalam upaya kita membangun/mengajarkan karakter kedermawanan kepada anak-nak kita dan anak pada umumnya. Paling tidak, ada tiga pesan berharga yang dapat kita ambil pelajaran di dalamnya, yakni :
Pertama, dasar utama segala perbuatan baik, adalah ketulusan (keikhlasan) semata karena Allah swt. dalam al-qur'an disebutkan sebagai berikut :
"Dan tidaklah mereka diperintah kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agar dengan ikhlas dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus". (QS.Al-Bayyinah : 5)
Menjaga keikhlasan dalam berbuat kebajikan sering dinodai oleh penyakit hati, yaitu selalu ingin dilihat (riya') dan ingin dipuji (sum'ah), yang akhirnya menjadi 'ujub (kagum pada diri sendiri).
Kedua, Jika sedekah itu untuk seseorang, lebih utama sembunyi. Seseorang akan mendapat perlindungan Allah pada hari kiamat karena bersedekah dengan diam-diam sehingga diumpamakan tangan kiri tidak tahu apa yang diberikan tangan kanan. (HR. Bukhari). Namun jika mampu menjaga hati, sedekah terbuka juga tetap diperbolehkan bahkan ada anjuran. Dengan tujuan dapat diambil hikmahnya agar orang lain juga turut tergerak untuk bersedekah dengan penuh keikhlasan dengan pernyataan bersyukur. Firman Allah dibawah ini :
"Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya. (dengan bersyukur)". (QS, Adh-Dhuhaa : 11)
Ketiga, Sedekah yang tulus tidak akan diabaikan dan pasti mendapt ganjaran pahala dari Allah SWT. sebab, sedekah akan memberikan dampak positif tersendiri bagi penerimanya, apapun latar belakang, status sosial, bahkan agamanya. Kalau kita mengambil dari kisah di atas, menegaskan, bahwa walaupun diterima seorang pelacur, pencuri, dan orang kaya, terselip secercah harapan di dalamnya.
Begitu pula jika kita bersedekah untuk korban bencana Lombok NTB yang baru-baru ini dan menelan korban kurang lebih 300 orang meninggal dunia, dan luka-luka berat, dan kehilangan harta benda. Dan tak usah risau siapa yang akan menerimanya karena sedekah kita akan bernilai kebajikan dalam merajut kebersamaan anak bangsa dan tanda syukur atas nikmat Allah SWT. Sungguh Sedekah yang diberikan dengan tulus ikhlas tak akan pernah salah sasaran dan selalu memberi maslahat bagi penerimanya. Tentulah, Allah SWT akan memberikan balasan yang berlipat ganda di dunia dan akhirat kelak. Firman Allah sebagai berikut :
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebulir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir : seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui". QS, Al-Baqarah : 261)
"Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima) mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak ada (pula) mereka bersedih hati." (QS, Al-Baqarah : 262). Insya Allah, kedermawanan itu pula yang akan menjadi karakter anak-anak kita, Aamiin.
Demikian uraian kisah kegelisahan seorang dermawan pada masa lampau dengan sedekahnya. Semoga bermanfaat dan menambah keimanan kita, khususnya dalam mengamalkan sedekah dengan tulus dan ikhlas.
Baca juga yang ini :
"Adapun sedekah yang jatuh kepada tangan pelacur, semoga ia berhenti dengan profesinya untuk tidak melacurkan diri lagi. Sedekahmu kepada seorang pencuri akan membuatnya berhenti mencuri. Sementara sedekahmu kepada seorang kaya kiranya ia sadar dan mau berbagi kepada sesama yang membutuhkannya". (HR. Bukhari)
Dari kisah di atas, yang inspiratif ini relevan sekali dalam upaya kita membangun/mengajarkan karakter kedermawanan kepada anak-nak kita dan anak pada umumnya. Paling tidak, ada tiga pesan berharga yang dapat kita ambil pelajaran di dalamnya, yakni :
Pertama, dasar utama segala perbuatan baik, adalah ketulusan (keikhlasan) semata karena Allah swt. dalam al-qur'an disebutkan sebagai berikut :
"Dan tidaklah mereka diperintah kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agar dengan ikhlas dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus". (QS.Al-Bayyinah : 5)
Menjaga keikhlasan dalam berbuat kebajikan sering dinodai oleh penyakit hati, yaitu selalu ingin dilihat (riya') dan ingin dipuji (sum'ah), yang akhirnya menjadi 'ujub (kagum pada diri sendiri).
Kedua, Jika sedekah itu untuk seseorang, lebih utama sembunyi. Seseorang akan mendapat perlindungan Allah pada hari kiamat karena bersedekah dengan diam-diam sehingga diumpamakan tangan kiri tidak tahu apa yang diberikan tangan kanan. (HR. Bukhari). Namun jika mampu menjaga hati, sedekah terbuka juga tetap diperbolehkan bahkan ada anjuran. Dengan tujuan dapat diambil hikmahnya agar orang lain juga turut tergerak untuk bersedekah dengan penuh keikhlasan dengan pernyataan bersyukur. Firman Allah dibawah ini :
"Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya. (dengan bersyukur)". (QS, Adh-Dhuhaa : 11)
Ketiga, Sedekah yang tulus tidak akan diabaikan dan pasti mendapt ganjaran pahala dari Allah SWT. sebab, sedekah akan memberikan dampak positif tersendiri bagi penerimanya, apapun latar belakang, status sosial, bahkan agamanya. Kalau kita mengambil dari kisah di atas, menegaskan, bahwa walaupun diterima seorang pelacur, pencuri, dan orang kaya, terselip secercah harapan di dalamnya.
Begitu pula jika kita bersedekah untuk korban bencana Lombok NTB yang baru-baru ini dan menelan korban kurang lebih 300 orang meninggal dunia, dan luka-luka berat, dan kehilangan harta benda. Dan tak usah risau siapa yang akan menerimanya karena sedekah kita akan bernilai kebajikan dalam merajut kebersamaan anak bangsa dan tanda syukur atas nikmat Allah SWT. Sungguh Sedekah yang diberikan dengan tulus ikhlas tak akan pernah salah sasaran dan selalu memberi maslahat bagi penerimanya. Tentulah, Allah SWT akan memberikan balasan yang berlipat ganda di dunia dan akhirat kelak. Firman Allah sebagai berikut :
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebulir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir : seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui". QS, Al-Baqarah : 261)
"Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima) mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak ada (pula) mereka bersedih hati." (QS, Al-Baqarah : 262). Insya Allah, kedermawanan itu pula yang akan menjadi karakter anak-anak kita, Aamiin.
Demikian uraian kisah kegelisahan seorang dermawan pada masa lampau dengan sedekahnya. Semoga bermanfaat dan menambah keimanan kita, khususnya dalam mengamalkan sedekah dengan tulus dan ikhlas.
Baca juga yang ini :
0 Response to "Kisah Kegelisahan Seorang Dermawan Dengan Sedekahnya. "
Post a Comment