Adab Atau Etika Mencari Rezeki Yang Diajarkan Rasulullah SAW.
Thursday, October 11, 2018
Add Comment
Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...
Adab atau etika mencari rezeki adalah hal yang harus kita perhatikan sebab masih ada sebagian orang yang mencari rezeki tidak dengan cara seharusnya. Mereka banyak yang berfikir yang penting dapat rezeki meski harus dengan cara haram sekalipun.
Setiap manusia diwajibkan untuk mencari rezeki demi memenuhi hajat hidup. Apalagi bagi mereka yang menjadi Kepala Rumah Tangga. Kewajiban ini tidak hanya berlaku secara hukum sosial. Namun Agama juga mewajibkan seseorang untuk mencari rezeki. Namun kita harus ingat bahwa Islam mewajibkan umatnya untuk mencari rezeki dengan cara halal dan baik.
Seribu empat ratus tahun lebih (1.400) tahun lebih, Rasulullah saw, pernah bersabda tentang kaum yang menghalalkan segala cara dalam mendapatkan rezekinya. Inilah sabda Nabi SAW. :
عَنْ أَبي هُرَيْرَةَ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ أَ م مِنْ حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ (البخارى وأبو يعلى
Dari Abu Hurairah Rasulullah saw bersabda : " Pasti akan datang pada manusia suatu zaman dimana orang tidak peduli lagi dengan apa dia mengambil harta, apakah dari yang halal atau yang haram" ( HR. Bukhari dan Abu Ya'la).
نَفَثَ رُوحُ الْقُدُسِ فِي رَوْعِي أَنَّ نفْسًا لَنْ تَخْرُجَ مِنَ الدُّنْيَا حَتَّى تَسْتَكْمِلَ أَجَلَهَا، وَتَسْتَوْعِبَ رِزْقَهَا، فَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ، وَلا يَحْمِلَنَّكُمِ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ تَطْلُبُوهُ بِمَعْصِيَةِ اللَّهِ، فَإِنَّ اللَّهَ لا يُنَالُ مَا عِنْدَهُ إِلا بِطَاعَتِهِ”
"Ruh kudus (Malaikat Jibril) membisikkan di dadaku bahwa tidaklah suatu jiwa meninggal dunia sampai disempurnakan baginya ajal dan dipenuhinya rezekinya. Oleh karena perbaguslah di dalam mencari rezeki. Jangan ia merasa lambatknya rezeki, menyebabkan ia mencari rezeki tersebut dengan maksiat kepada Allah, karena sesungguhnya Allah tidak dapat dicapai kecuali dengan mentaati-Nya " (HR. Tabrani).
مَرَّ عَلَى النَّبِيِّ n رَجُلٌ فَرَأَى أَصْحَابُ رَسُولِ اللهِ n مِنْ جَلَدِهِ وَنَشَاطِهِ فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، لَوْ كَانَ هَذَا فِي سَبِيلِ اللهِ. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ : إِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى وَلَدِهِ صِغَارًا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللهِ، وَإِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى أَبَوَيْنِ شَيْخَيْنِ كَبِيْرَيْنِ فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللهِ، وَإِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى نَفْسِهِ يُعِفُّهَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللهِ، وَإِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى رِيَاءً وَمُفَاخَرَةً فَهُوَ فِي سَبِيلِ الشَّيْطَانِ
"Seseorang telah melewati Nabi saw. maka para sahabat Nabi saw, melihat keuletan dan giatnya, sehingga mereka mengatakan : "Wahai Rasulullah, seandainya ia lakukan itu di jalan Allah, Lalu Rasulullah saw. bersabda : "Bila ia keluar (rumah) demi mengusahakan untuk anak-anaknya yang kecil maka ia berada di jalan Allah. Bila ia keluar demi mengusahakan untuk kedua orang tuanya yang telah berusia lanjut maka ia berada di jalan Allah. Bila dia keluar demi mengusahakan untuk dirinya sendiri agar terjaga kehormatannya maka ia berada di jalan Allah. Namun bila dia keluar dan berusaha untuk riya' (mencari pujian orang) atau untuk bebangga diri, maka ia berada di jalan setan". (Shaheh lighairihi, HR. At-Thabrani. Sheheh At-Targhib, 2/141 no. 1692).
Rasulullah saw. pernah ditanya :
سُئِلَ رَسُولُ اللهِ : أَيُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ؟ قَالَ: عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِه،ِ وَكُلُّ كَسْبٍ مَبْرُورٍ
"Penghasilan apakah yang paling baik?" Beliau menjawab : "Pekerjaan seseorang dengan tanganya sendiri dan semua penghasilan yang mabrur (diterima di sisi Allah)" (Shahih Lighairihi, HR Al-Hakim).
Bagi seorang Muslim, minimal ada empat adab yang harus diperhatikan dalam mencari rezeki :
Pertama : Jangan sampai mencurangi kadar timbangan. Sebagian besar aktivitas mencari rezeki dijalankan melalui perdagangan atau perniagaan. Seorang muslim dituntut untuk jujur dalam berdagang. Dia dilarang dari perbuatan mempermainkan timbangan demi mendapat keuntungan yang besar. Larangan ini termuat dalam Al-Qur'an suarta Al-Muthaffifin ayat 1-6.
"Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. Pada suatu hari yang besar.(yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam" (QS, Al-Muthaffifin : 1-6).
Kedua :Tidak menjalankan Riba.Larangan ini terdapat dalam Al-Qur'an surat Ali Imran di bawah ini :
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memmakan riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang kafir". (QS, Ali Imran : 130-131)
Ketiga : Tidak mencari rezeki dengan cara bathil. Contohnya, korupsi, suap, maupun menipu. Larangan ini tercantum dalan Al Qur'an Surat Al-Baqarah di bawah ini :
"Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui" (QS, Al-Baqarah : 188)
Keempat : Tidak jual beli barang, baik makanan maupun minuman yang haram, ataupun melakukan perjudian. Hal ini seperti dinyatakan dalam Al-Qur'an di bawah ini :
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)." (QS, Al-Maidah : 90-91).
Demikian uraian materi Adab Atau Etika Mencari Rezeki Yang Diajarkan Rasulullah SAW. Semoga bermanfaat dan dapat kita jadikan pelajaran untuk mengamalkan khususnya dalam mencari rezeki yang halal dan baik.
Baca juga yang ini :
Hadits Yang Menjelaskan Tentang Umat Muslim Harus "Kaya"
0 Response to "Adab Atau Etika Mencari Rezeki Yang Diajarkan Rasulullah SAW. "
Post a Comment