Peringatan Allah SWT, Bagi Orang-Orang Yang Lalai.
Friday, November 23, 2018
Add Comment
Maka kecelakaanlah bagi orang yang shalat. (yaitu) 0rang-orang yang lalai dari shalatnya. (QS, (107 : 4-5)
Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Mu'amalah).
Pembaca budiman Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...
Peringatan Allah SWT bagi orang-orang yang lalai adalah begitu besar manfaatnya, sehingga Allah selalu mengingatkan bagi manusia itu sendiri. Orang yang lalai akan menemui kerugian yang sangat fatal baik di dunia maupun di akhirat kelak. Manusia adalah salah satu makhluk yang labil. Salah satu labilitas manusia adalah seringnya lalai.
Lalai terhadap dirinya, terhadap orang lain, terhadap lingkunganya dan yang paling sudah parah adalah lalai terhadap Tuhan-Nya. Lalai memang manusiawi, tetapi jika lalainya berkali-kali dan ada unsur kesengajaan ini sudah diluar batas kemanusiaan. Inilah bagian lalai yang dilarang yaitu lalai yang berulang-ulang dan disengaja. Maka terkait hal ini Allah berfirman dalam Al-Qur'an dan selalu menegaskan agar manusia jangan sampai lalai baik terhadap dirinya apalagi terhadap Allah yang telah menciptakan-Nya.
Dibawah ini Allah berfirman :
"Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman" (QS, Adz Dzaariyaat : 55).
Terkait dengan ayat di atas, adalah bahwa pada umumnya orang-orang yang diberi peringatan oleh para Rasul-Nya pada zaman sebelum Nabi Muhammad saw. selalu mendustakan para Nabi yang memberi peringatan itu. Maka Rasulullah saw. selalu diperintahkan agar tetap selalu memberi peringatan kepada umatnya.
Dalam Al-Qur'an Allah mengecam/mencela pula kepada orang-orang yang lengah atau lalai berulang-ulang dan disengaja.
"Dan mereka sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak mengunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak digunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah) Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yag lalai". (QS, Al- 'Araaf : 179).
Dan dalam ayat yang lain, Allah juga memberikan peringatan terhadap orang yang lalai dalam mengerjakan shalat.
"Dan mereka sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak mengunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak digunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah) Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yag lalai". (QS, Al- 'Araaf : 179).
Dan dalam ayat yang lain, Allah juga memberikan peringatan terhadap orang yang lalai dalam mengerjakan shalat.
"Maka Kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. (Yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya." (QS, Al Maa'un : 4 - 5).
Biasanya jika manusia lalai yang berkali-kali karena ada unsur kesengajaan, dan ada beberapa alasan yang menurut mereka tidak berguna.
Pertama : Menganggap sesuatu sebagai tidak ada gunanya, tidak bermanfaat dan menganggap tidak menguntunkan bagi dirinya. Anggapan ini jelas sangat keliru dikaitkan dengan sesuatu yang memang merupakan suatu kebaikan seperti yang diajarkan oleh agama.
Secara keseluruhan, agama selalu mengajarkan kebaikan dan menghindarkan diri dari keburukan. Karena itu jika ada satu tindakan buruk yang diklaim berlandaskan agama, tindakan itu harus perlu dipertanyakan.
Kedua, berpikir pragmatis dan parsial (setengah hati). Manusia memandang bahwa apa yang dilakukan adalah untuk saat itu. Itupun untuk sesuatu yang dianggapnya memiliki keuntungan. Orang yang berpikir demikian tidak memikirkan apa yang terjadi pada hari esok. Dengan katalain, ia melalaikan hari esok, dan hanya ingat hari ini. Padahal Allah SWT selalu mengingatkan kita dalam sebuah firman-Nya sebagai berikut :
Secara keseluruhan, agama selalu mengajarkan kebaikan dan menghindarkan diri dari keburukan. Karena itu jika ada satu tindakan buruk yang diklaim berlandaskan agama, tindakan itu harus perlu dipertanyakan.
Kedua, berpikir pragmatis dan parsial (setengah hati). Manusia memandang bahwa apa yang dilakukan adalah untuk saat itu. Itupun untuk sesuatu yang dianggapnya memiliki keuntungan. Orang yang berpikir demikian tidak memikirkan apa yang terjadi pada hari esok. Dengan katalain, ia melalaikan hari esok, dan hanya ingat hari ini. Padahal Allah SWT selalu mengingatkan kita dalam sebuah firman-Nya sebagai berikut :
"Waha orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah, dan hendaklah setiap jiwa melihat aya yang akan dilakukannya untuk esok hari" (QS Al-Hasyr : 18)
Lalai membuat orang tidak produktif dan progresif. Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan, "Barangsiapa lalai terhadap dirinya, dia akan merugi" (Kitab Biharul Anwar). Orang lalai memang akan selalu merugi, karena ia tidak mendapatkan apa-apa selain kelaian itu. Ayat diatas menegaskan kepada setiap orang untuk tidak lalai karena akibat lalai maka sangat tidak membawa manfaat. Lalai yang sering-sering, berarti tidak lagi manusiawi. Tetapi merupakan penyakit akut yang harus diobati dengan peringatan yang berkali-kali. Peringatan ini disebut akan membawa manfaat yang artinya bahwa ingat itu jauh lebih membawa kepada kemanfaatan daripada lalai. Jika manusia suah lalai terhadap dirinya sendiri, maka krisis kemanusiaan sedang menggerokoti dan kehancuran tengah merayap mendekatinya. Orang yang lalai jika mengerjakan salah satu amal saleh, maka amalan tersebut tidak dibalut dengan sifat khusu', tunduk, kembali (taubat), rasa takut dan tidak terburu-buru, benar dan ikhlas. Pada akhirnya akan berpengaruh buruk terhadap keimanan.
Adapun orang yang berpaling atau lalai, maka Allah telah menggambarkan di dalam Al-Qur'an bahwa sifat tersebut memiliki banyak pengaruh yang buruk, dengan akibat dan hasil yang buruk pula. Dan hal ini diberikan oleh Allah sebagai sifat orang yang berpaling atau lalai, ibarat tiada seorangpun yang lebih zalim darinya dan ia termasuk golongan orang-orang pendosa. Hal ini sebagaimana firman Allah swt. :
"Dan siapakan yang lebih zalim daripada orang yang telah diperintahkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudaian dia berpaling darinya?. Sungguh Kami akan memberikan balasan kepada orang-orang yang berdosa." (QS As-Sjdah : 22)
Orang yang berpaling atau lalai akan Allah jadikan hatinya tertutup dan terkunci, sehingga ia tidak memahami dan tidak mendapat petunjuk untuk selama-lamanya. Sebagaimana firman-Nya :
"Dan siapakah yang lebih zalim daripa yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, lalu dia berpaling darinya dan lupa apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sungguh, Kami telah menjadikan hati mereka tertutuo. (sehingga mereka tidak) memehaminya, dan (kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka. Kendatipun engkau (Muhammad) menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk untu selama-lamanya." (QS Al-Kahfi : 57).
Lalu keberpalingannya akan menyebabkan kehidupannya menjadi sempit, baik kehidupan di dunia maupun di akhirat. "Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." (QS Thaha : 124).
Selanjutkan Allah juga menggambarkan bahwa orang yang berpaling dari mngingat Allah niscaya akan dijadikan baginya teman dekat dari kalangan setan-setan. Maka setan-setan itu pun merusakkan agamanya. Hal ini diterangan dalam firaman-Nya sebagai berikut :
"Dan barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pengasih (Al-Qur'an), Kami biarkan setan (menyesatkannya) dan menjadikan teman karibnya" (QS Az-Zukhruf : 36).
Orang yang berpaling akan memikul dosanya kelak di hari kiamat, dan akan dimasukkan ke dalam azab yang sangat berat. "Demikianlah Kami kishkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah yang telah lalu, dan sungguh, telah Kami berikan kepadamu suatu peringatan (Al-Qur'an) dari sisi Kami. Barangsiapa berpaling dari (Al-Qur'an), maka sesungguhnya dia kan memikul beban yang berat (dosa) pada hari Kiamat." (QS Thaha : 99-100).
Di ayat yang lain terkait dengan orang-orang yang lupa atau lalai kepada Allah juga diterangkan pada Al-Qur'an dibawah ini :
"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik." (QS Al-Hasyr : 19).
Terakhir bahwa pada hakekatnya Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Agar manusia dapat berbuat yang terbaik dengan niat yang tulus, ikhlas sesuai kadar kemampuannya. Allah berfirman sebagai berikut :
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahaknnya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdo'a) ; Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuha kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sangup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (QS, Al-Baqarah : 286)
Seorang Muslim dituntut untuk berjihad melawan hawa nafsunya, dan menjauhkan dirinya dari terjerumus dalam kelalaian / kelupaan, sehingga tidak membahayakan bagi dirinya, agama dan iamnnya.
Demikian uraian singkat Peringatan Allah SWT Bagi Orng-orang Yang Lalai. Semoga bermanfaat dan dapat kita amalkan dengan usaha yang maksimal sesuai kemampuan diri masing-masing.
0 Response to "Peringatan Allah SWT, Bagi Orang-Orang Yang Lalai."
Post a Comment