Apakah Allah SWT Butuh Disembah Oleh Kita?. Inilah Penjelasannya.
Saturday, February 23, 2019
Add Comment
Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Aqidah)
Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam segala aktivitas kita di dunia untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak Aamiin.
Judul kajian kali ini adalah apakah Allah SWT. butuh disembah oleh kita?. Marilah kita sama-sama ikuti penjelasan singkat dan padat ini agar kita dapat lebih arif dan merasakan begitu indahnya apabila agama yang kita yakini ini, kita jadikan suatu kebutuhan bagi diri sendiri dan setidaknya dapat memberikan pencerahan kepada orang lain ketika kita dapat memberikan dakwah walaupun hanya 1 ayat.
Dari judul tersebut diatas, penulis ingin menyampaikan pengertian itu, dengan dalil-dalil Al-Qur'an serta Hadits Rasulullah saw.
Ketahuilah bahwa Allah SWT tidak membutuhkan untuk disembah oleh kita. Kalaupun Allah memerintahkan kepada kita untuk menyembah-Nya, namun itu bukan berarti Allah butuh untuk disembah. Firman Allah SWT. yang mungkin dimaknai oleh kebanyakan kita, bahwa Allah menyuruh untuk menyembah-Nya dianggap Allah butuh disembah ini sangatlah keliru. Baiklah saya ambilkan contoh tiga ayat dari Al-Qur'an sebagai berikut :
Ketahuilah bahwa Allah SWT tidak membutuhkan untuk disembah oleh kita. Kalaupun Allah memerintahkan kepada kita untuk menyembah-Nya, namun itu bukan berarti Allah butuh untuk disembah. Firman Allah SWT. yang mungkin dimaknai oleh kebanyakan kita, bahwa Allah menyuruh untuk menyembah-Nya dianggap Allah butuh disembah ini sangatlah keliru. Baiklah saya ambilkan contoh tiga ayat dari Al-Qur'an sebagai berikut :
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (saja).(56) Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan.(57). Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi sangat Kokoh".(58) (QS, (51) Adz Dzaariyaat : 56-58)
Pengertian ayat di atas bahwa kita mau beribadah ataupun tidak, kita melakukan amal kebaikan atau tidak, kita taat atau ingkar, kita maksiat atau tidak, sama sekali tidak akan berpengaruh pada keagungan Allah Rabbul 'aalamiin. Allah tetap pada kesempurnaan-Nya. Bahkan Andai semua manusia kafir dan ingkar kepada Allah, sama sekali tidak mengurangi Kekuasaan-Nya.
Dalam sebuah hadits Qudhsi Allah berfirman :
Sebelum penulis memberikan arti hadits Qudhsi di atas, ingin sedikit penjelasan tentang apa sih hadits Qudhsi itu?. Secara singkat "Hadits Qudhsi adalah wahyu Allah sama dengan Al-Qur'an, namun bedanya adalah bahwa Al-Qur'an yang diturunkan/diwahyukan kepada Nabi Muhammad ini disampaikan oleh Malaikat Jibril, sedangkan Hadits Qudhsi adalah wahyu dari Allah juga, tetapi Nabi Muhammad saw. menerima secara langsung tanpa ada perantara. Inilah sekelumit penjelasan singkat, sebagai gambaran tentang hadits Qudhsi tersebut.
Arti dari Hadits Qudhsi di atas sebagai berikut :
" Wahai hamba-Ku, Andai seluruh manusia dan jin dari yang paling awal sampai yang paling akhir seluruhnya menjadi orang yang paling bertaqwa, hal itu sedikitpun tida menambah kekuasaan-Ku. Wahai hamba-Ku andai seluruh manusia dan jin dari yang paling awal sampai yang paling akhir, seluruhnya menjadi orang yang paling bermaksiat, hal itu sedikitpun tidak mengurangi kekuasaan-Ku". (HR. Muslim, no 2577) .
Itulah wahyu yang diterima Rasulullah saw. menunjukkah bahwa Allah SWT, tidak butuh disembah oleh makhluknya yaitu manusia dan jin dari mulai yang paling pertama diciptakan hingga keturunannya yang paling akhir (saat sekarang).
Lalu yang menjadi pertanyaan untuk apa kita berlelah-lelah dan menghabiskan waktu untuk beribadah dan menyembahnya?. Jawaban singkatnya adalah karena kita yang membutuhkannya. Allah berfirman sebagai berikut :
"Jika kamu berbuat baik, kebaikan itu bagi dirimu sendiri dan jika berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri" (QS Al-Isra' : 7)
Ayat diatas menjelaskan bahwa sesuatu yang kamu perbuat pada dasarnya bukan kebutuhan Allah atau Allah yang butuh melainkan semua yang kita lakukan, hakekatnya kitalah yang butuh.
Satu firman Allah yang mempunyai arti yang sama, namun dengan redaksi yang lain :
"Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri". (QS, Luqman : 12).
Dari contoh dua ayat yang berbeda surat, menunjukkan bahwa Allah tidak mempunyai kepentingan apakah hambanya akan menyembah-Nya atau tidak. Lalu apa alasan kita hingga enggan menyembah kepada Allah?. Padahal kalau kita sadar bahwa menyembah dan beribadah kepada-Nya adalah kebutuhan kita sendiri. Wallahu a'lam.
Demikian uraian atau penjelasan singkat "Apakah Allah SWT Butuh Disembah oleh Kita?". Semoga bermanfaat dan akan menyadarkan kita bahwa kitalah yang sesungguhnya membutuhkan Allah Aza wajalla.
Baca juga yang ini :
0 Response to "Apakah Allah SWT Butuh Disembah Oleh Kita?. Inilah Penjelasannya."
Post a Comment