Contoh Bacaan Rasulullah SAW. Ketika Shalat Dzuhur Dan Ashar.
Monday, March 18, 2019
Add Comment
Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...
Bacaan shalat Dzuhur dan Ashar adalah, yang bacaannya di syirr-kan (tidak dikeraskan). Lalu bagaimana cara dan bacaanya yang harus dibaca dari raka'at pertama hingga raka'at keempat. Ada pembaca yang bertanya kepada penulis melalui email, dan orang tersebut mengatakan selalu mengikuti shalat jama'ah menjadi makmum shalat Dzuhur maupun Ashar di mana saja ia berada. Dan sepanjang yang dia amati menurutnya masih banyak imam yang membaca pada raka'at pertama dan kedua, dengan durasi waktu, imam hanya dapat menyelesaikan bacaan Al-Fatihah saja, tanpa membaca surat yang lain selain Al-Fatihah lalu ruku, dan dilanjutkan sujud. Bapak yang bertanya menyampaikan kepada penulis apakah memang betul dengan cara yang demikian itu. Dibawah ini adalah cara yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Sesuai kajian yang disampaikan oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan pembina Konsultasi Syariah.com) sebagai berikut :
Pertama : Ulama menegaskan, dianjurkan agar raka'at ketiga dan keempat lebih ringan dibandingkan rakaat pertama dan kedua. Hal ini pernah terjadi pada masa Rasulullah masih hidup dalam kisah yang dialami sahabat yang bernama Saad bin Abi Waqqas beliau adalah gubernur Kufah dan ketika itu beliau mengimami shalat, tetapi banyak penduduk Kufah yang mengeluh kepada Umar Bin Khattab. Mereka mengatakan, Saad tidak bisa shalat dengan benar. Lalu dihadapan Umar, Saad mengatakan ; "Saya tidak peduli dengan komentar mereka selama saya mempraktekkan shalat Rasulullah saw. ketika Dzuhur dan Ashar, saya memanjangkan dua rakaat pertama dan meringankan dua rakaat kedua. Lalu Umar bin Khattab memberi komentar :
"Itu yang menjadi dugaan saya dari kritik mereka, wahai Saad. (Bapak Ishaq)" (HR Ahmad 1510 Bukhari 755 dan Nasai 1003).
Kedua : Ulama berbeda pendapat, apakah ketika raka'at ketiga dan keempat dianjurkan membaca surat ataukah cukup membaca Al-Fatihah?.
Sebagian ulama menganjurkan agar tetap membaca surat atau beberapa ayat, Hal ini adalah pendapat Abu Bakar As-Siddiq r.a.
Dan sebagian ulama menganjurkan agar cukup membaca Al-Fatihah saja dan tidak membaca surat. Ini adalah pendapat mayoritas ulama, diantaranya Hanafiyah dan Hanbali.
Sementara Imam Asy-Syafi'i memiliki dua pendapat : pendapat pertama beliau menganjurkan membaca surat seusai Al-Fatihah di raka'at ketiga dan keempat, dan pendapat kedua beliau menganjurkan agar cukup membaca Al-Fatihah, (Ta'liq Ashlu Shifat Shalat Nabi, hlm. 2/268.
Ketiga : Berdasarkan kesimpulandi atas, ulama sepakat bahwa boleh hanya membaca surat Al-Fatihah saja ketika rakaat ketiga dan keempat. Juga terdapat riwayat dari Abu Qatadah r.a. beliau menceritakan :
"Nabi saw. membaca di dua raka'at pertama Dzuhur dengan Al-Fatihah dan surat, Sementara di dua raka'at terakir dengan membaca Al'Fatihah saja". (HR. Bukhari 766. Muslim 451).
Tambahan :
Diantara kebiasaan sahabat yaitu Abu Bakar As-Siddiq radhiyallahu anhu, ketika shalat mahrib pada raka'at ketiga, beliau membaca Al-Fatihah dan surat Ali Imran ayat 8 Firman Allah SWT sebagai berikut :
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkau-lah Maha pemberi (karunia)" QS, (3) Ali Imran : 8).
Hal itu sebagaimana disebutkan dalam riwayat Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman (no. 781) dan sanadnya shahih.
Demikian uraian singkat Contoh bacaan Rasulullah saw. Ketika shalat Dzuhur dan Ashar, Semoga bermanfaat dan menjadi lebih jelas permasalahannya. Wallahu A'lam.
0 Response to "Contoh Bacaan Rasulullah SAW. Ketika Shalat Dzuhur Dan Ashar."
Post a Comment