Hati-Hati! Jangan Sampai Menjadi Pendusta Agama.
Sunday, June 30, 2019
Add Comment
Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...
Para pendusta Agama telah disinggung dalam al-Qur'an. Dari pengertian pendusta agama yang dapat kita tangkap adalah bukan hanya orang yang tidak beragama saja, namun juga termasuk orang yang rajin mengamalkan agamanya tetapi mereka banyak lalai. Apakah itu lalai terkait dengan ibadah langsung kepada Tuhan-Nya, dan ibadah horizontal/mu'amalah sesama manusia di atas bumi ini.
Lalai terhadap Tuhan-Nya ; misal, diantara mereka masih banyak yang tidak bersegera memenuhi panggilan shalat, (adzan) untuk bersegera mendirikan shalat, khususnya bagi laki-laki berjama'ah di masjid-masjid atau di tmpat lain, yang memang sudah dijadikan tempat peribatan. Selanjuta mereka juga masih banyak yang belum menunaikan membayar zakat mal-nya (hartanya) dengan tepat waktu sesuai hishab (perhitungan) waktu setahun, dan nishab (jumlah) ketentuan harta yang telah ditentukan dalam syariat. (pedoman Fiqih). Juga puasa Ramadhan, masih banyak yang melalikan walaupun mengetahui bahwa puasa itu wajib hukumnya dan ibadah Haji, padahal mereka mampu, tetepi belum juga mau menunaikannya.
Lalai terhadap ibadah Mu'amalah ; misalnya, bertetang dengan baik sehingga tidak pernah menyakiti tetangga baik itu tetangga saudara muslim, atau non muslim sekalipun. Tetangga terdekat kita adalah saudara yang harus kita hormati. Sebab hal ini telah dipeintahkan oleh Nabi Muahamad saw.
Lalai tidak pernah menyantuni fakir miskin dan yatim piatu dengan mencukupi kebutuhan primernya, seperti memberi sandang, pangan, karena hal ini adalah salah satu pintu kebaikan yang sangat agung nilainya. Dan bila mengabaikannya maka kita akan mendapatkan ancamn dari Allah SWT sesuai firman-Nya dalam Al-Qur'an sebagai berikut :
Rasulullah di dalam haditsnya menyebutkan : "Jika kamu ingin melunakkan hatimu, maka berilah makan orang miskin dan santunilah anak yatim". (HR. Imam Ahmad).
Dari penjelasan yang singkat di atas mudah-mudahan kita dapat berhati-hati agar jangan sampai tergolong orang yang mendustakan Agama, hingga tak akan ada penyesalan di akhirat kelak.
Dan semoga masih ada ruang di hati kita, berniat, dan mengamalkan untuk berbagi.
Demikian uraian singkat "hati-hati jangan sampai menjadi pendusta agama. Semoga bermanfaat dan dapat mengalkan dengan istiqomah, apa-apa yang telah kita baca. Aamiin...
Lalai tidak pernah menyantuni fakir miskin dan yatim piatu dengan mencukupi kebutuhan primernya, seperti memberi sandang, pangan, karena hal ini adalah salah satu pintu kebaikan yang sangat agung nilainya. Dan bila mengabaikannya maka kita akan mendapatkan ancamn dari Allah SWT sesuai firman-Nya dalam Al-Qur'an sebagai berikut :
"Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang-yang meminta-minta jangan kamu menghardiknya. (QS, Ad-Dhuha (93) : 9-10)
Sebab Allah SWT sangat mengutuk dan mencela orang-orang yang menzolimi orang-miskin dan anak yatim, dan menyebut kepada mereka adalah sebagai pendusta agama. Surat Al-Ma'un dengan tegas telah menerangkan tentang itu :
"Tahukah kamu orang yang mendustakan agama?. Itulah orang-orang yang menghardik anak yaitm. dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin". (QS, Al-Ma'uun (107) : 1-3)
Bagi mereka yang memakan harta anak yatim dengan menipunya/merampas, Allah SWT mengibaratkan mereka bagaikan menelan api sepenuh perutnya, dan mereka akan masuk ke dalam api neraka yang menyala. Inilah Firman Allah SWT. :
"Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zolim, sebenarnya itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)". QS, An-Nisaa (4) : 10).
Rasulullah saw bersabda bahwa memakan harta anak yatin secara zolim termasuk dosa besar.
Sabda Rasulullas shalallahu 'alaihi wa sallam : "Jauhilah tujuh petaka yang membinasakan.
Akapah itu ya Rasulullah?.
Beliau menjawab :
"Pertama menyekutukan Allah (syirik), kedua sihir, ketiga membunuh seseorang yang diharamkan kecuali dengan hak, keempat memakan harta riba, kelima memakan harta anak yatim, keenam lari dari peperangan, dan ketujuh menuduh wanita muslim melakukan penyelewengan (zina)." (HR. Imam Bukhari dan Muslim).
Namun sebaliknya mencintai anak yatim dan fakir miskin adalah salah satu bentuk "mahabbatullah" (cinta kepada Allah swt.). Sebab itu perhatian dan kasih sayang kepada mereka harus tulus dan ikhlas jauh dari unsur riya' dan cari perhatian.
Karena sebenarnya menyayangi anak yatim dan fakir miskin menguntungkan bagi kita dari sisi rohani. Mencintai mereka berarti menumbuhkan energi positif dalam diri kita. Dengan senang berbagi, hati yang padam dapat bersinar kembali, egois dan penyakit kikir dapat tersingkirkan atau tersembuhkan.
Rasulullah di dalam haditsnya menyebutkan : "Jika kamu ingin melunakkan hatimu, maka berilah makan orang miskin dan santunilah anak yatim". (HR. Imam Ahmad).
Dari penjelasan yang singkat di atas mudah-mudahan kita dapat berhati-hati agar jangan sampai tergolong orang yang mendustakan Agama, hingga tak akan ada penyesalan di akhirat kelak.
Dan semoga masih ada ruang di hati kita, berniat, dan mengamalkan untuk berbagi.
Demikian uraian singkat "hati-hati jangan sampai menjadi pendusta agama. Semoga bermanfaat dan dapat mengalkan dengan istiqomah, apa-apa yang telah kita baca. Aamiin...
0 Response to "Hati-Hati! Jangan Sampai Menjadi Pendusta Agama."
Post a Comment