Penjelasan Tentang Gelar Radiyallahu Anhu, Hafidzullah dan Muttafaq 'Alaih.
Sunday, August 25, 2019
Add Comment
Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...
Gelar Radiyallahu Anhu, Hafidzullah, dan Muttafaq Alaih, adalah gelar yang diberikan kepada orang-orang tertentu yan memiliki keilmuan tentang agama khususnya Islam, dan istiqamah dalam pengamalannya. Gelar-gelar seperti di atas, sering juga kita dengar dalam ceramah pengajian agama Islam. Hampir sebagain peserta pengajian cuek tidak terlalu memperhatikan terkait dengan gelar-gelar diatas, bahkan mungkin ada yang bertanya dalam hati, apa sih sebenarnya makna dari Radiyallahu anhu, Rahimahullah serta Hafidzullah.
Beberapa orang yang memiliki kedudukan khusus dalam Agama Islam, biasanya akan diberikan gelar, atau orang lain yang memberikan gelar tersebut dengan sendirinya, sebagai bentuk rasa hormat kepada orang-orang tersebut. Contohnya kepada sahabat Nabi saw. yang diberikan gelar Radiyallahu anhu, atau sahabat-sahabat lain yang memiliki gelar Hafidzullah serta kepada para Imam besar contohnya Imam Syafi'i dengan gelar Rahimahullah.
Mari kita coba membahas tentang gelar-gelar tersebut sebagai berikut :
Radiyallahu Anhu (gelar untuk laki-laki). Adapun Radiyallahu Anha (gelar untuk Wanita)
Arti ; "Radiyallah Anhu" adalah : Ridho Allah selalu ada padanya. Gelar ini disebutkan ketika baru saja menyebutkan sahabat dekat Rasulullah saw, yang berjenis kelamin laki-laki.
Contoh : Abu Bakar Asiddiq. Radiyallahu Anhu, Umar bin Hattab, Radiyallahu Anhu.
Radiyallahu Anha (gelar untuk Wanita)
Arti : "Radiyallahu Anha" adalah Ridho Allah selalu ada padanya. Gelar ini disebutkan ketika baru saja menyebutkan sahabat dekat Rasulullah saw. yang berjenis Wanita.
Contohnya : "Aisyah Radiyallahu Anha, Fatimah Radiyallah Anha dst.
Gelar yang diberikan kepada orang-orang itu selain sebagai bentuk rasa hormat kita, juga merupakan pujian sebagaimana Allah swt. juga memuji mereka. Hal ini dijelaskan dalam firman-Nya sebagai berikut :
"Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah Syurga Adn, yang mengalir dibawahnya sungai-sungai mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang-orang yang takut kepada Tuhannya". (QS, Al-Bayyinah : 8).
Gelar yang diberikan kepada orang-orang itu selain sebagai bentuk rasa hormat kita, juga merupakan pujian sebagaimana Allah swt. juga memuji mereka. Hal ini dijelaskan dalam firman-Nya sebagai berikut :
"Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah Syurga Adn, yang mengalir dibawahnya sungai-sungai mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang-orang yang takut kepada Tuhannya". (QS, Al-Bayyinah : 8).
Hafidzullah.
Arti dari Hafidzullah adalah : "Semoga Allah menjaganya". Gelar ini hampir sama dengan Rahimahullah yang akan kita bahas di bawah ini. Gelar ini ditujukan untuk orang-orang yang memiliki kedalaman dan keluasan ilmu yang digunakan untuk menegakkan Agama Allah SWT. Hanya saja bedanya, jika Rahimahullah digunakan pada mereka yang sudah meninggal, maka Hafidzullah ini digunakan untuk mereka yang saat ini/sekarang masih hidup.
Contoh : Syeikh Ali Hasan Al-Halaby, Hafidzullah. Syeikh Musa Aku Nasr, Hafidzullah, Syeikh Salam bin led Al-Hilaly, Hafidzullah. Dan masih banyak lagi orang-orang yang memiliki kedalaman dan keluasan ilmu-ilmu Allah Ta'ala yang tidak mungkin disebutkan satu persatu dalam artikel ini.
Rahimahullah.
Arti : "Rahimahullah" Adalah : "Semoga Allah Selalu Mengasihinya" Gelar ini hampir sama dengan gelar Hafidzullah, yaitu untuk orang yang memiliki kedalaman dan keluasan ilmu. Dan ilmu tersebut mereka gunakan untuk menyebarkan, menegakkan dan juga membela kalimatullah, Agama Islam dan sunnah. Seperti contohnya para Tabi'in, Tabiut-tabi'in, ulama-ulama salaf yang shaleh, dan para keturunannya yang mengikuti jejak mereka. Sudah dijelaskan bahwa gelar ini ditujukan kepada orang yang sudah meninggal dunia. Contoh : Imam Malik, Rahimahullah, Imam Abu Hanifah, Rahimahullah, Imam Ahmad, Rahimahullah dan Imam Syafi'i, Rahimahullah.
Gelar ini juga tanda penghormatan dan doa kepada mereka semua, yang lebih dulu meninggal. Mengapa tidak memakai gelar Almarhum atau Almarhumah? Karena kata Almarhum atau Almarhumah, biasanya digunakan untuk orang-orang biasa yang belum tentu atau tidak pasti mendapat "Rahmat" (kasih sayang) Allah swt. setelah mereka meninggal.
Muttafaq 'Alaih.
Muttafaq Alaih adalah gabungan dari frasa "Muttafaq" (متفق) yang artinya disepakati, dan frasa "Alaih" (عليه) yang artinya "atasnya". Sehingga gabungan dari dua frasa ini "Muttafaq 'Alaih" memiliki arti (sesuatu yang disepakati). Mengingat istilah ini digunakan dalam ilmu hadits, maka hadits muttafaq alaih artinya "hadits yang disepakati" keshahihannya.
Tidak kurang dari 3 (tiga) atau ada tiga istilah muttafaq alaih yang disampaikan para ulama :
Pertama : Hadits yang diriwayatka Bukhari dan Muslim dalam kitab Shahihnya.
Dan riwayat Bukhari dan Muslim dapat disebut Muttafaq alaih, jika memenuhi 3 syarat.
Haditsnya sama walaupun redaksinya berbeda. Sahabat yang meriwayatkan sama. Dan disebutkan dalam kitab shahihnya.
Jika diriwayatkan Bukhari di kitab yang lain, seperti kitab Adabul Mufrad, Kitab Tarikh atau yang lainnya, maka tidak berlaku muttafaq 'alaih. Istilah inilah yang digunakan oleh umumnya ulama hadits mutaakhirin.
Kedua : Hadits yang diriwayatkan 3 Imam, Bukhari, Muslim dalam kitab shahihnya dan Imam Ahmad dalam Al-musnad. Ini merupakan istilah yang digunakan Majduddin Abul Barakat Abdus Salam dalam kitabnya Muntaqa Al- Akhbar (al-Muntaqa fi al-Ahkam As-Syariyah min kalam khoiril Bariyyah). Kitab ini diberi penjelasan oleh as-Saukhani menjadi kitab tebal berjudul Nailul Authar.
Syafaruddin Ali bin al-Mufadhal memberikan penjelasan penggunaan istilah Muttafaq alaih menurut Abu Nuaim, sebagai berikut :
"Yang dimaksud Abu Nuaim dengan istilah yang beliau sampaikan, Muttafaq 'Alaih adalah Hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dalam kitab shahihnya. Namun yang beliau maksud adalah hadits yang perawinya selamat dari celah kekurangan, dan tidak ada celaan dengan illah (cacat), menurut yang saya tahu. (al-Arba'un 'ala at-Thabaqat, halaman 457).
Demikian uraian singkat dari materi Gelar Radiyallahu Anhu Hafidzullah dan Muttaq 'alaih. Semoga bermanfaat dan menjadi perbendaharaan pengetahuan Islam secara kaafah. Wallahu 'alam bishawwab.
Contoh : Syeikh Ali Hasan Al-Halaby, Hafidzullah. Syeikh Musa Aku Nasr, Hafidzullah, Syeikh Salam bin led Al-Hilaly, Hafidzullah. Dan masih banyak lagi orang-orang yang memiliki kedalaman dan keluasan ilmu-ilmu Allah Ta'ala yang tidak mungkin disebutkan satu persatu dalam artikel ini.
Rahimahullah.
Arti : "Rahimahullah" Adalah : "Semoga Allah Selalu Mengasihinya" Gelar ini hampir sama dengan gelar Hafidzullah, yaitu untuk orang yang memiliki kedalaman dan keluasan ilmu. Dan ilmu tersebut mereka gunakan untuk menyebarkan, menegakkan dan juga membela kalimatullah, Agama Islam dan sunnah. Seperti contohnya para Tabi'in, Tabiut-tabi'in, ulama-ulama salaf yang shaleh, dan para keturunannya yang mengikuti jejak mereka. Sudah dijelaskan bahwa gelar ini ditujukan kepada orang yang sudah meninggal dunia. Contoh : Imam Malik, Rahimahullah, Imam Abu Hanifah, Rahimahullah, Imam Ahmad, Rahimahullah dan Imam Syafi'i, Rahimahullah.
Gelar ini juga tanda penghormatan dan doa kepada mereka semua, yang lebih dulu meninggal. Mengapa tidak memakai gelar Almarhum atau Almarhumah? Karena kata Almarhum atau Almarhumah, biasanya digunakan untuk orang-orang biasa yang belum tentu atau tidak pasti mendapat "Rahmat" (kasih sayang) Allah swt. setelah mereka meninggal.
Muttafaq 'Alaih.
Muttafaq Alaih adalah gabungan dari frasa "Muttafaq" (متفق) yang artinya disepakati, dan frasa "Alaih" (عليه) yang artinya "atasnya". Sehingga gabungan dari dua frasa ini "Muttafaq 'Alaih" memiliki arti (sesuatu yang disepakati). Mengingat istilah ini digunakan dalam ilmu hadits, maka hadits muttafaq alaih artinya "hadits yang disepakati" keshahihannya.
Tidak kurang dari 3 (tiga) atau ada tiga istilah muttafaq alaih yang disampaikan para ulama :
Pertama : Hadits yang diriwayatka Bukhari dan Muslim dalam kitab Shahihnya.
Dan riwayat Bukhari dan Muslim dapat disebut Muttafaq alaih, jika memenuhi 3 syarat.
Haditsnya sama walaupun redaksinya berbeda. Sahabat yang meriwayatkan sama. Dan disebutkan dalam kitab shahihnya.
Jika diriwayatkan Bukhari di kitab yang lain, seperti kitab Adabul Mufrad, Kitab Tarikh atau yang lainnya, maka tidak berlaku muttafaq 'alaih. Istilah inilah yang digunakan oleh umumnya ulama hadits mutaakhirin.
Kedua : Hadits yang diriwayatkan 3 Imam, Bukhari, Muslim dalam kitab shahihnya dan Imam Ahmad dalam Al-musnad. Ini merupakan istilah yang digunakan Majduddin Abul Barakat Abdus Salam dalam kitabnya Muntaqa Al- Akhbar (al-Muntaqa fi al-Ahkam As-Syariyah min kalam khoiril Bariyyah). Kitab ini diberi penjelasan oleh as-Saukhani menjadi kitab tebal berjudul Nailul Authar.
Syafaruddin Ali bin al-Mufadhal memberikan penjelasan penggunaan istilah Muttafaq alaih menurut Abu Nuaim, sebagai berikut :
"Yang dimaksud Abu Nuaim dengan istilah yang beliau sampaikan, Muttafaq 'Alaih adalah Hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dalam kitab shahihnya. Namun yang beliau maksud adalah hadits yang perawinya selamat dari celah kekurangan, dan tidak ada celaan dengan illah (cacat), menurut yang saya tahu. (al-Arba'un 'ala at-Thabaqat, halaman 457).
Demikian uraian singkat dari materi Gelar Radiyallahu Anhu Hafidzullah dan Muttaq 'alaih. Semoga bermanfaat dan menjadi perbendaharaan pengetahuan Islam secara kaafah. Wallahu 'alam bishawwab.
0 Response to "Penjelasan Tentang Gelar Radiyallahu Anhu, Hafidzullah dan Muttafaq 'Alaih."
Post a Comment