Jaga Jangan Sampai Kesedihan itu Mendatangkan Keburukan.
Tuesday, September 17, 2019
Add Comment
Jangan Berlarut-larut Dalam Kesedihan |
Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...
Roda kehidupan terus bergulir. Sedih dan bahagia Allah pergilirkan. Hari ini boleh jadi kita sedih, esok hari berbahagia. Begitupun sebaliknya sekarang berbahagia esok berduka. Sesungguhnya kebahagiaan dan kesedihan yang Allah berikan, adalah hanya sebagai ujian yang diberikan kepada manusia.
Pada saat tertentu setiap orang pasti pernah mengalami kesedihan dalam kehidupannya. Misalnya kehilangan sanak sudaranya yang menggal dunia, kehilangan barang yang berharga, cacian, kemalangan, hinaan, dan lain sebagainya. Kesedihan tak pernah diharapkan bahkan kalau datangpun akan ditolaknya apabila mampu. Namun sebaliknya kebahagiaan selalu diharapkan bahkan sangat ditunggu akan kehadirannya.
Tetapi apabila seseorang merasakan kesedihan maka hal ini tidak tercela. Sebab kesedihan adalah fitrah atau bagian dalam kehidupan. Namun kesedihan yang tidak tercela adalah kesedihan yang sewajarnya. Rasulullah SAW. pun pernah bersedih ketika beliau ditinggalkan oleh orang-orang yang dicintainya dan mencintai beliau. Tetapi Rasulullah saw. tak pernah berlebihan dalam bersedih. Rasulullah saw. segera bangkit dan kembali berjuang, tanpa berlama-lama dalam suasana kesedihan tersebut.
Kesedihan akan menjadi tercela apabila seseorang larut dalam kesedihannya, sehingga hatinya menjadi lemah, rasa optimisnya menurun, tekadnya meredup, rasa kepercayaan diri menghilang, dan menghancurkan harapan. Apalagi kalu sampai dirinya tidak mau bergerak/beranjak, tidak ada usaha untuk merubah keadaannya menjadi manusia yang bahagia.
Seorang filsuf Ibrahim bin Adam, telah memberikan pernyataan bahwa kesedihan dapat dibagi menjadi dua macam :
Pertama : Kesedihan yang mendatangkan kebaikan, yaitu sedih karena urusan akhirat dan segala kebaikannya. Contohnya bersedih dan menyesal karena telah berbuat dosa, dengki, iri hati, atau seorang bersedih karena tertinggal shalat berjama'ah di masjid tetpat waktu, sedih karena telah lalai tidak mendirikan shalat malam atau tidak shalat tahajud. Contoh yang demikian adalah contoh sedih yang mendatangkan kebaikan. Karena rasa sedih seperti di atas adalah sedih yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda : "Barangsiapa yang merasa bergembira karena amal kebaikannya, dan sedih karena amal keburukannya, maka ia adalah seorang yang beriman". (HR. At-Tharmidzi). Maka jangan sampai kesedihan itu mendatangkan keburukan.
Kedua : Kesedihan yang mendatangkan keburukan, yaitu sedih karena urusan dunia dan kemewahannya. Ketika kita kehilangan harta yang mewah dan berharga, rasa sedih timbul dengan berlebihan sehingga dapat melupakan Allah swt. Inilah kesedihan yang mendatangkan keburukan.
Yang pasti hanya keimanan yang dapat membuat seseorang mampu menyikapi kesedihan dengan bijaksana. Ia akan melewatinya dengan ikhlas dan penuh dengan kesabaran. Mengadu kepada-Nya. Tunduk bersimpuh di hadapan Allah SWT. Ia yakin dengan sepenuhnya bahwa hanya Allah-lah yang menghadirkan kesedihan dan kebahagiaan. Sambil terus mencoba/berusaha untuk keluar dari kesedihan tersebut. Allah berfirman dalam Al-Qur'an sebagai berikut :
Di dalam al-qur'an Allah melarang hambanya untuk larut dalam kesedihan sebagaima firman-Nya di bawah ini :
Kesedihan akan menjadi tercela apabila seseorang larut dalam kesedihannya, sehingga hatinya menjadi lemah, rasa optimisnya menurun, tekadnya meredup, rasa kepercayaan diri menghilang, dan menghancurkan harapan. Apalagi kalu sampai dirinya tidak mau bergerak/beranjak, tidak ada usaha untuk merubah keadaannya menjadi manusia yang bahagia.
Seorang filsuf Ibrahim bin Adam, telah memberikan pernyataan bahwa kesedihan dapat dibagi menjadi dua macam :
Pertama : Kesedihan yang mendatangkan kebaikan, yaitu sedih karena urusan akhirat dan segala kebaikannya. Contohnya bersedih dan menyesal karena telah berbuat dosa, dengki, iri hati, atau seorang bersedih karena tertinggal shalat berjama'ah di masjid tetpat waktu, sedih karena telah lalai tidak mendirikan shalat malam atau tidak shalat tahajud. Contoh yang demikian adalah contoh sedih yang mendatangkan kebaikan. Karena rasa sedih seperti di atas adalah sedih yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda : "Barangsiapa yang merasa bergembira karena amal kebaikannya, dan sedih karena amal keburukannya, maka ia adalah seorang yang beriman". (HR. At-Tharmidzi). Maka jangan sampai kesedihan itu mendatangkan keburukan.
Kedua : Kesedihan yang mendatangkan keburukan, yaitu sedih karena urusan dunia dan kemewahannya. Ketika kita kehilangan harta yang mewah dan berharga, rasa sedih timbul dengan berlebihan sehingga dapat melupakan Allah swt. Inilah kesedihan yang mendatangkan keburukan.
Yang pasti hanya keimanan yang dapat membuat seseorang mampu menyikapi kesedihan dengan bijaksana. Ia akan melewatinya dengan ikhlas dan penuh dengan kesabaran. Mengadu kepada-Nya. Tunduk bersimpuh di hadapan Allah SWT. Ia yakin dengan sepenuhnya bahwa hanya Allah-lah yang menghadirkan kesedihan dan kebahagiaan. Sambil terus mencoba/berusaha untuk keluar dari kesedihan tersebut. Allah berfirman dalam Al-Qur'an sebagai berikut :
"Dan bahwasanya Dia-lah yang menjadikan orang tertawa dan menangis" (QS, An-Najm : 43)
Jangan sampai kesedihan menjadikan kita lemah untuk mendapatkan ridho-Nya. Apalagi sampai membawa keputusasaan hingga membeci/menolak takdir-Nya. Maka untuk itu tak perlu lama-lama memendam kesedihan dalam hati. Sadarilah bahwa Allah selalu bersama kita. Dan berusaha-lah selalu untuk mengingat Allah.
Jalan yang terbaik untuk menghilankan/mengobati kesedihan yang menimpa kita, adalah dengan sabar dan selalu berdoa meminta pertongan-Nya. Dalam salah satu haditsnya Rasulullah juga selalu berdoa dan berlindung dari rasa sedih : "Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari gundah gulana dan rasa sedih" (HR. Bukhari dan Muslim).
Di dalam al-qur'an Allah melarang hambanya untuk larut dalam kesedihan sebagaima firman-Nya di bawah ini :
"Dan janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman." (QS, Ali Imran : 139).
Demikian uraian singkat "jaga jangan sampai kesedihan itu mendatangkan keburukan". Semoga bermanfaat dan dapat kita amalkan dalam kehidupan keseharian ini. Wallahu 'alam Bishowwab.
0 Response to "Jaga Jangan Sampai Kesedihan itu Mendatangkan Keburukan. "
Post a Comment