Tips Terbaik Menghadapi Cobaan atau Ujian Hidup.
Thursday, January 30, 2020
Add Comment
Terimalah Cobaan/Ujian Dengan Sabar. |
Pembaca budiman, Bimbingan serta Ridha-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Rahmat-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...
Manusia adalah makhluk Allah SWT. yang telah diciptakan dengan kesempurnaan-Nya, baik berupa fisik, akal, dan juga telah dicukupkan atas rezekinya agar dapat dipergunakan untuk mengabdikan diri kepada Tuhan-Nya. Namun jarang sekali yang selalu bersyukur atas segala nikmatnya. Tak sedikit orang yang selalu mengeluh apabila ia diberikan ujian atau cobaan dalam hidupnya. Sabar dan tawakal tidak pernah terlintas dalam hatinya.
Tak satupun manusia yang luput dari Cobaan yang diberikan oleh Allah SWT. Namun tak semua orang dapat menghadapi ujian ini dengan ikhlas. Padahal kalau kita mengetahui kunci yang terbaik dalam menghadapi cobaan tersebut, adalah dengan jiwa yang tenang atau dengan ketenangan dalam hati.
At-Thanukhi dalam kitabnya "Al-Faraj Ba'dasy Syiddah" menyampaikan seperti di bawah ini :
Sebetulnya di setiap puncak kesulitan itu, sesungguhnya sudah ada jalan keluar yang disediakan Allah SWT. Dan manusia dianjurkan untuk menjalani cobaan dengan tenang.
Sebetulnya di setiap puncak kesulitan itu, sesungguhnya sudah ada jalan keluar yang disediakan Allah SWT. Dan manusia dianjurkan untuk menjalani cobaan dengan tenang.
Banyak kisah mengenai hamba-hamba Allah sebelum generasi kita yang mengalami siksaan, dipenjarakan, dikucilkan, diancam, dicambuk, disengsarakan, bahkan dimiskinkan. Namun nyatanya cobaan itu dapat berlalu dalam waktu yang tak terlalu lama.
Dan setelah musibah/cobaan itu; munculah pasukan yang menyampaikan atau memberi kebahagiaan kepada mereka di saat rasa putus asa hampir menghinggapinya. Para pasukan yang dikirim Allah itu mengabarkan kegembiraan adanya jalan keluar.
Kepada orang-orang yang terkena musibah, bencana, atau cobaan, sekali lagi At-Thanukhi mengatakan agar tetap tenang. Sikap tenang dan bersabar inilah, bagian dari media Allah untuk menyeleksi hamba-hamba-Nya untuk mengetahui ciri orang yang beriman dan orang yang mendustakan agama.
Karena telah banyak hamba-hamba Allah sebelum kalian yang telah lebih dulu menghadapi hal yang serupa. Ini dapat kita buka dalam Al-Qur'an sebagaimana yang difirmankan Allah SWT :
"Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta". (QS, Al-Ankabut : 3)
Menurut pandangan At-Thanukhi bahwa cobaan/ujian itu diberikan manusia untuk membuktikan bahwa Allah SWT telah memberikan tindakan yang adil.
Berkaitan dengan ayat di atas, Allah SWT perlu menyeleksi hamba-hamba-Nya, untuk mengetahui siapa saja orang-orang yang benar dan kokoh imannya, juga untuk mengetahui orang-orang ingkar atau dusta.
Sebab Allah juga punya hak atas hamba-Nya untuk disembah pada saat manusia dalam keadaan kesulitan, dan juga dalam kesenangan. Dalam Kitabnya "La Tahzan" Syeikh Aidh Al-Qarni, menjabarkan alasan lainnya Allah memberikan cobaan tersebut adalah untuk menggilir manusia dalam keadaan sebagaimana Dia (Allah) menggilir siang dan malam.
Sebab Allah juga punya hak atas hamba-Nya untuk disembah pada saat manusia dalam keadaan kesulitan, dan juga dalam kesenangan. Dalam Kitabnya "La Tahzan" Syeikh Aidh Al-Qarni, menjabarkan alasan lainnya Allah memberikan cobaan tersebut adalah untuk menggilir manusia dalam keadaan sebagaimana Dia (Allah) menggilir siang dan malam.
Lalu mengapa manusia harus membangkan tidak mau menerima cobaan/ujian dan membangkang-nya?. Beliau-pun menulis sebuah syair pendek dalam kitabnya ("La Tahzan") tersebut :
- Jika kau perintahkan kepadaku : Injaklah bara,
- Maka kukatakan : Baiklah,
- Bara api itu untuk kedua matamu, yang nampak seperti permata.
Sebagai contoh, cobaan buruk nan berat namun juga dapat sebagai teladan, yang dialami oleh ulama besar Indonesia, Buya Hamka. Hal ini disampaikan oleh Ustadz Akmal Nasery Basral, dalam cemarahnya. Ketika Buya Hamka 'difitnah' dengan tuduhan keji beliau terpaksa mendekam di penjara selama 2,5 tahun kurungan. Kurungan di dalam penjara bagi beliau tidak menyakitkan dibandingkan dengan cacian dari para petugas penjara, yang menuduh bahwa beliau dituduh menjadi komplotan Malaysia dan tidak mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Namun begitu, Buya Hamka tetap bersabar dan berserah diri kepada Allah SWT. Beliau berprasangka baik bahwa apa yang ia hadapi saat ini hanyalah bagian dari ujian atas keimanan serta ketaqwaannya. Dalam kondisi keterbatasannya beliau mulai menghilangkan rasa sakit hatinya dengan perlakuan yang tidak adil ini, dan beliau mengalihkan atau fokus pikirannya kepada hal yang lebih produktif dan positif.
Selama dalam tahanan beliau mulai menulis kembali tafsir Al-Qur'an yang pernah beliau tulis di masa bebas atau sebelum dipenjarakan, tetapi tidak selesai. Dan setelah hampir dua tahun di penjara beliau menulis kembali, dan pada akhirnya selesailah tafsir beliau dengan lengkap. Akhirnya beliau sadar dan mengucap syukur alhamdulillah bahwa cobaan yang diberikan Allah SWT. membawa hikmah yang luar biasa.
Beliau merenung atas apa yang terjadi pada dirinya, seandainya tidak ada cobaan/ujian yang membawa dirinya dipenjara, barang kali tafsir tersebut tidak akan pernah selesai. Sebab ketika beliau tidak dipenjara, pasti tidak pernah ada waktu luang atas dirinya. Sebab aktivitas yang beliau jalani sangat padat sebagai Ulama besar, tokoh dari Muhammadiyah dan politisi hingga penyair.
Dari kisah Seorang Ulama besar "Buya Hamka" kita dapat mengambil pelajaran yang sangat berharga dalam rangka memberikan suport kekuatan manakala kita sedang mendapat cobaan/ujian yang berat.
Setiap ujian atau cobaan yang ditimpakan seorang hamba yang shaleh, bukanlah karena Allah membencinya, namun sebaliknya justru Allah sedang menyayanginya. Rasulullah s.a.w. bersabda : "Jika Allah mencintai seorang hamba maka Dia akan menguji hamba tersebut dengan cobaan, demi mendengar curahan hatinya". (HR. al-Baihaqy dan Ad-Dailamy).
Dan dalam keadaan dicoba/diuji kita harus tetap berdoa. Sebab doa adalah senjata orang yang beriman, tiang agama, dan cahaya yang mencerahkan langit dan bumi. (HR. Al-Hakin dan Abu Ya'la). Sebab doa akan membawa kita menjadi sabar dan tenteram/tenang. Ketenangan adalah salah satu dari terlepasnya cobaan.
Sembilan (9) Sikap Pokok Dalam menanggulangi Kesulitan :
Namun begitu, Buya Hamka tetap bersabar dan berserah diri kepada Allah SWT. Beliau berprasangka baik bahwa apa yang ia hadapi saat ini hanyalah bagian dari ujian atas keimanan serta ketaqwaannya. Dalam kondisi keterbatasannya beliau mulai menghilangkan rasa sakit hatinya dengan perlakuan yang tidak adil ini, dan beliau mengalihkan atau fokus pikirannya kepada hal yang lebih produktif dan positif.
Selama dalam tahanan beliau mulai menulis kembali tafsir Al-Qur'an yang pernah beliau tulis di masa bebas atau sebelum dipenjarakan, tetapi tidak selesai. Dan setelah hampir dua tahun di penjara beliau menulis kembali, dan pada akhirnya selesailah tafsir beliau dengan lengkap. Akhirnya beliau sadar dan mengucap syukur alhamdulillah bahwa cobaan yang diberikan Allah SWT. membawa hikmah yang luar biasa.
Beliau merenung atas apa yang terjadi pada dirinya, seandainya tidak ada cobaan/ujian yang membawa dirinya dipenjara, barang kali tafsir tersebut tidak akan pernah selesai. Sebab ketika beliau tidak dipenjara, pasti tidak pernah ada waktu luang atas dirinya. Sebab aktivitas yang beliau jalani sangat padat sebagai Ulama besar, tokoh dari Muhammadiyah dan politisi hingga penyair.
Dari kisah Seorang Ulama besar "Buya Hamka" kita dapat mengambil pelajaran yang sangat berharga dalam rangka memberikan suport kekuatan manakala kita sedang mendapat cobaan/ujian yang berat.
Setiap ujian atau cobaan yang ditimpakan seorang hamba yang shaleh, bukanlah karena Allah membencinya, namun sebaliknya justru Allah sedang menyayanginya. Rasulullah s.a.w. bersabda : "Jika Allah mencintai seorang hamba maka Dia akan menguji hamba tersebut dengan cobaan, demi mendengar curahan hatinya". (HR. al-Baihaqy dan Ad-Dailamy).
Dan dalam keadaan dicoba/diuji kita harus tetap berdoa. Sebab doa adalah senjata orang yang beriman, tiang agama, dan cahaya yang mencerahkan langit dan bumi. (HR. Al-Hakin dan Abu Ya'la). Sebab doa akan membawa kita menjadi sabar dan tenteram/tenang. Ketenangan adalah salah satu dari terlepasnya cobaan.
Sembilan (9) Sikap Pokok Dalam menanggulangi Kesulitan :
- Jangan panik, tetap tenang. Pakailah akal sehat Anda. Berfikirlah dengan jernih dan wajar.
- Jangan menyerah, dan jangan bayangkan kesulitan.
- Kendurkan ketegangan Anda. Misalnya dengan menulis semua kesulitan Anda pada sehelai kertas dan cobalah menelaah satu persatu.
- Lupakan masalah yang telah berlalu. Dan tanggulangi masalah saat ini.
- Carilah pemecahannya jangan hanya menimbang-nimbang masalah itu. Pandanglah kedepan untuk melangkah berikutnya.
- Praktekkan cara mendengar yang kreatif. Sementara itu hendaklah Anda tenang hingga pandangan yang terang muncul dalam pikiran Anda.
- Selalu bertanya dalam hati, apakah yang paling tepat dan patut saya lakukan.
- Teruslah gunakan pikiran positif Anda. Terus yakin, makin yakin, teruslah bekerja, dan jangan lupa selalu berdo'a.
- Teruslah menerapkan prinsip hidup dan berfikir positif.
0 Response to "Tips Terbaik Menghadapi Cobaan atau Ujian Hidup."
Post a Comment