Agar Menjadi Ringan Hisab di Akhirat, Hisablah Diri Saat di Dunia ini.
Friday, July 3, 2020
Add Comment
Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Aqidah)
Pembaca budiman, Bimbingan dan Ridha-Nya semoga selalu tercurah serta mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Rahmat-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...
Menghisab diri berkaitan erat dengan pahala seseorang yang akan dibalas di akhirat kelak. Maka Rasulullah selalu mewanti-wanti kepada kita agar pandai-pandai untuk menghisab diri di dunia ini sebelum dihisab pada hari kiamat kelak.
Sabda Rasulullah s.a.w : "Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab oleh Allah kelak. Bersiaplah menghadapi perhitungan yang amat dasyat. Sesungguhnya hisab pada hari kiamat akan terasa ringan bagi orang yang selalu menghisab dirinya ketika di dunia". (HR. Tumudzi). Inilah pahala pertama terkait menghsab diri, yang berdimensi tempat (eskatalogi).
Sejatinya orang yang mengissab diri adalah orang yang takut terhadap pengadilan Allah SWT. yang tak dapat dibantah. Allah berfirman sebagai berikut :
"Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhanya dan menahan diri keinginan hawa nafsunya, Maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya)". (QS. An-Nazi'at : 40-41). Inilah pahala berikut bagi orang yang selalu menghisab diri di dunia.
Bahkan di dalam ayat lain bagi orang dengan katagori ini, (cerdas dalam menghisab diri) serta merasa takut saat akan menghadap Tuhannya, tidak hanya akan mendapat satu surga saja, namun dua, tiga bahkan empat surga. Inilah janji Allah dalam firman-Nya :
"Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga".(1446) (QS,Ar-Rahman :46)
"Dan selain dari dua surga itu ada surga lagi".(1447) (QS, Ar-Rahman : 62).
Ket. (1446) Yang dimaksud dua surga di sini adalah yang satu untuk manusia, yang satu lagi untuk jin. ada juga ahli tafsir perpendapat surga dunia dan surga akhirat.
(1447) Selain dari surga yang tersebut di atas, ada dua surga lagi yang disediakan untuk orang-orang mukmin yang kurang derajatnya dari orang-orang mukmin yang dimasukkan ke dalam surga yang pertama.
Orang cerdas adalah orang yang selalu menghisab diri ketika di dunia. Menghisab diri adalah bagian dari instrumen dalam rangka menghadapi pengadilan Allah SWT di Akhirat kelak. Secara matematis, menghsab diri begitu mudah untuk mengetahui sebarapa baik dan buruk setiap perbuatan kita ini. Apa yang harus kita lakukan adalah setiap hari kita buat dua buah pertanyaan. Pertama, amalan baik apa yang pada hari ini aku telah lakukan. Kedua, perbuatan salah apa yang telah aku lakukan?. Lalu kalkulasikan kedua perbuatan/amalan tersebut, maka hasilnya akan mudah kita ketahui.
Sesungguhnya menghisab diri itu berhubungan dengan upaya menata hati dan mengendalikan diri. Rasulullah s.a.w bersabda : "Orang yang paling bijak adalah orang yang selalu mengendalikan hawa nafsunya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian". (HR. Thurmidzi). Menghisab diri adalah menjadi yang paling rasional untuk menghadapi kematian.
Kalau kita maknai secara luas dari hadits tersebut diatas, adalah buah dari perbuatan baik dan akibat perbuatan buruk manusia di dunia ini, tak ada yang luput dari perhitungan Allah SWT. Dalam kaitan ini Allah telah berfirman dalam al-qur'an sebagai berikut :
"Dan segagala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan (1440). Dan segala (urusan) yang kecil maupun yang besar adalah tertulis". (QS, Al-Qamar : 52-53).
Ket. (1440). Maksudnya buku-buku catatan adalah, yang terdapat di tangan Malikat yang mencatat amal perbuatan manusia.
Syaikh Hamami Zadah dalam Kitab tafsir Yasin, menuliskan tentang lima pertanyaan yang kelak akan ditanyakan pada hari kiamat. Pertama, untuk apa umurmu dihabiskan?. Kedua, untuk apa masa mudamu digunakan?. Ketiga, dari mana kamu mendapatkan harta?. Kempat, untuk apa harta itu dibelanjakan?. dan Kelima, apa yang kamu perbuat dengan ilmumu?.
Namun dalam sabda Rasulullah s.a.w menjelaskan "Hal pertama yang akan ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat adalah soal kenikmatan. Hamba itu ditanya : "Bukankah Kami telah membuat dirimu sehat?. Bukankah kami telah membuat dirimu segar dengan air dingin?" (HR. Thurmudzi). Artinya hanya dengan dua kenikmatan itu seharusnya manusia melakukan kebaikan dan perbaikan di muka bumi ini.
Sementara dari Syeikh Abu Hasan, seperti juga dikutip oleh Syeikh Hamami Zadah, kelak Allah hanya akan menghisab dengan satu pertanyaan saja, sesuai firman Allah dalam al-qur'an sebagai berikut :
"Hai manusia, Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah" (QS, Al-Infithar : 6). Seharus walaupun Allah hanya dengan menanyakan satu pertanyaan saja, manusia seharusnya menghisab diri dari semua perbuatan di dunia ini, untuk segera patuh dan taat atas segala perintah-Nya serta larangan-Nya.
Menghisab diri adalah tak lain sebagai alat instropeksi dan mengoreksi diri. Kalau selama ini kita rajin mengoreksi teman kita, maka saatnya kita lebih rajin mengoreksi diri sendiri. Rasulullah s.a.w. bersabda : "Seorang hamba tidak dikatakan bertaqwa hingga dia mengoreksi dirinya sebagaimana dia mengoreksi temannya". (HR. Thurmudzi).
Demikian uraian singkat materi "Agar menjadi ringan hisab di akhirat, Hisablah diri saat di dunia ini". Semoga bermanfaat dan dapat kita amalkan dengan sungguh-sungguh, disertai niat yang tulus dan ikhlas, semata karena Allah. Aamiin...
0 Response to "Agar Menjadi Ringan Hisab di Akhirat, Hisablah Diri Saat di Dunia ini. "
Post a Comment