Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Aqidah)
Pembaca budiman, Bimbingan dan Ridha-Nya semoga selalu tercurah serta mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Rahmat-Nya di Akhirat kelak. Aamiin.
Meski berbeda level dengan bulan Ramadhan, namun bulan Sya'ban merupakan bulan yang penuh keberkahan juga. Tentu setelah kita lalui bulan Sya'ban ini, kita akan memasuki bulan Ramadhan. Hari ini tanggal, 22 Maret 2021, bertepatan pada tanggal, 8 Sya'ban 1442 H. Penulis ingin menyajikan tentang bulan Sya'ban yang sering dilalaikan dalam aktivitas kaum muslimin. Ikuti uaraian singkatnya di bawah ini.
Tidak sampai satu bulan, Ramadhan akan bertamu kembali kepada kita. Maka kita sering dengar do'a para da'i baik dalam penyampain dakwahnya di pengajian-pengajian rutin bulanan atau para khatib dalam berkhotbah di hari Jum'at. Yang paling masyhur doa yang sering dipanjatkan oleh para da'i diantaranya adalah sebagai berikut :
"Allahuma baarik lanaa fii rajaba wasya'baana wabalighnaa ramadhaana"
"Ya Allah berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya'ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan".
Sya'ban adalah bulan yang ke delapan Hijriyah yang berada di pertengahan antara Rajab dan Ramadhan. Maka dapat dikatakan "yatasya'buna". Sebagian ulama juga berpendapat bahwa kata Sya'ban berasal dari kata Sya'bu, yakni yang muncul diantara Rajab dan Ramadhan.
Syeikh Muhammad Shalih al-Munajid menjelaskan dalam Faedah seputar bulan Sya'ban bulan itu disebut Sya'ban karena orang-orang Arab terdahulu berpencar dan berpisah pada bulan ini (Sya'ban) dalam rangka mencari air.
Bulan ini (Sya'ban) kerap dilalaikan oleh kaum muslimin, hal ini sesuai apa yang disabdakan oleh Rasulullah, Shalalallahu 'alaihi wa sallam saat menjawab sahabat yang bertanya mengapa beliau suka berpuasa pada bulan tersebut. Inilah jawaban atau Sabda Rasulullah SAW. :
"Ini adalah bulan yang sering dilalaikan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan. Ini adalah bulan dimana amal-amal diangkat ke Tuhan semesta alam. Maka saya ingin ketika amal saya diangkat, saya dalam kondisi berpuasa". (HR. An-Nasai, dan sanadnya dihasankan Syaikh al-Albani)
Banyak manusia yang melalaikan bulan Sya'ban sebab bulan ini didahului oleh bulan Rajab, atau bulan haram (bulan suci). Berpuasa di bulan-bulan haram (bulan suci) secara umum memang sangat dianjurkan, tetapi tanpa meyakini secara khusus terhadap bulan haram (bulan suci). Kehadiran Ramadhan yang penuh berkah, membuat manusia terlalaikan dari bulan Sya'ban. Padahal Rasulullah SAW. selalu menghidupkan bulan ini (Sya'ban) dengan berpuasa.
Syeikh Muhammad Munajid pun menggambarkan Ramadhan dan Sya'ban layaknya shalat fardhu dan shalat sunnah rawatib. Shalat sunnah yang diketahui mempunyai keutamaan menyatu dengan shalat fardhu. Dengan demikian menurut Syekh, puasa pada bulan Sya'ban yang mengiringi Ramadhan dan dan puasa setelahnya lebih utama daripada puasa yang waktunya berjauhan dengan Ramadhan.
Syekh Muhammad al-Munajid menjelaskan terdapat isyarat halus dengan sabda Rasulullah SAW. pada hadits di atas, sebab bulan yang banyak dilalaikan manusia antara Rajad dan Ramadhan, yakni bulan Sya'ban. Isyarat Nabi SAW dapat dimaknai bahwa manusia agar memanfaatkan waktu-waktu lalainya dengan amal ketaatan. Sebab hal itu juga termasuk perkara yang dicintai dan diridhai Allah SWT sebagaimana halnya keutamaan shalat malam pada sepertiga malam terakhir.
Keutamaan beramal pada waktu lalai seorang muslim lebih dapat menyembunyikan amalannya dari pandangan manusia. Menurut Syekh, menyembunyikan amal-amal ketaatan yang bersifat nafilah (tambahan) pasti akan lebih dekat kepada keikhlasan. Seorang muslim akan sulit selamat dari riya apabila masih menampakan amal shalehnya.
Syekh menjelaskan bahwa ada tiga momentum amalan seorang diangkat ke langit.
Pertama Amalan Harian.
"Amalan malam terangkat kepada Allah sebelum amalan siang. kedua amalan siang terangkat kepada Allah sebelum amalan malam". (HR.Muslim)
Dalam hal ini malaikat naik dengan membawa amalan pagi yang terakhir pada waktu siang, dan amalan siang seblum waktu malam.
Kedua Amalan Pekanan.
Amalan terangkat setiap pekan sebanyak dua kali, yaitu setiap Senin dan Kamis, sebagaimana hadits Nabi SAW. "Amalan manusia terangkat setiap pekannya sebanyak dua kali yaitu pada hari Senin dan Kamis. Setiap hamba yang beriman akan diampuni dosanya kecuali seorang hamba yang dia memiliki permusuhan dengan saudaranya. Dikatakan kepadanya : Tinggalkan kedua orang ini sampai mereka berdua damai". (HR. Muslim)
Ketiga Amalan Tahunan.
Semua amalan dalan setahun terangkat seluruhnya pada bulan Sya'ban. Sebagaimana sabda Nabi SAW berikut : "Di bulan ini (Sya'ban) amalan terangkat sampai ke-Raab Semesta Alam". (Latha'iful Ma'arif).
Kemudian setelah itu semua, barulah terangkat seluruh amalan hidup setelah mati. Apabila ajal datang menjemput terangkatlah seluruh amalan seumur hidupnya di hadapan Allah SWT dan dihamparkan lembaran amalannya.
Oleh karen itu Syekh pun berpesan kepada kaum muslimin agar meneladani Rasulullah SAW, yaitu memperbanyak puasa di bulan Sya'ban. Wallahu 'alam.
Demikian uraian singkat "Bulan Sya'ban Adalah Diangkatnya Amalan Manusia Kehadapan Allah SWT". Semoga bermanfaat dan dapat kita amalkan dengan istiqamah apa yang telah baginda Rasul amalkan. Aamiin.
0 Response to "Bulan Sya'ban Adalah Diangkatnya Amalan Manusia Kehadapan Allah SWT. "
Post a Comment