rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Mu'amalah)
Pembaca budiman, Bimbingan dan Ridha-Nya semoga selalu tercurah serta mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Rahmat-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...
Rezeki tak akan hilang atau pergi ketika kita tinggalkan pekerjaan sejenak, untuk menunaikan shalat. Manusia selalu disibukkan dengan urusan duniawi dan mata pencaharian masing-masing yang mereka miliki.
Namun kita juga harus sadar bahwa Allah SWT telah mengingatkan kepada hamba-Nya agar meninggalkan sejenak dengan urusan dunia untuk melaksanakan shalat. Secara eksplisit Allah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk mengingat kepada Allah dengan shalat dan diperintahkan untuk meninggalkan jual beli. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur'an sebagai berikut :
"Hai orang-orang yang beriman apabila telah diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum'at, maka segeralah kamu mengingat Allah, dan tinggalkan jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung". (QS, Al-Jum'ah/62 : 9-10)
Dalam ayat lain Allah juga mengingatkan kepada hamba-Nya agar pandangan kedua matanya untuk tidak ditujukan kepada kenikmatan yang menggiurkan. Sebagaimana firman-Nya dalam al-qur'an sebagai berikut :
"Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu (karena kagum/iri), kepada apa (nikmat) yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka (kaum musyrikin), sebagai bunga kehidupan di dunia, untuk Kami cobai (uji) mereka dengannya. Dan karunia Rabb-mu lebih baik dan lebih kekal". (QS, Thaha/20 : 131).
Tidak sama antara penghasilan dengan rezeki, kemungkinan seseorang mendapatkan uang yang banyak dari pekerjaannya. Namun itu bukan rezeki miliknya sebab bisa jadi kerena uang tersebut tidak halal.
Bagaimana cara agar rezeki yang kita dapatkan halal dan berkah, bertakwalah kepada Allah dan berusaha dengan sungguh-sungguh lalu bertawakal menyerahkan sepenuhnya hasil yang ditentukan Allah SWT dengan hati syukur dan ikhlas. Jangan sekali-kali menganggap bahwa menunda pekerjaan untuk shalat sejenak, dapat membahayakan pencahariannya. Allah menegaskan dengan firman-Nya sebagai berikut :
"Dan tidak satu binatang melatapun di bumi ini, melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang tersebut itu, dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata di (Lauh Mahfuzh)" (QS. Hud/11 : 6)
Ayat di atas menunjukkan bahwa tidak satupun makhluk yang telah diciptakan-Nya yang tidak diberi rezeki oleh Allah SWT. Apalagi manusia yang telah dibekali dengan akal dan pikirannya yang tergolong makhluk terbaik. Maka dalam salah satu hadits riwayat Ibnu Hibban, ada pernyataan sebagai berikut :
"Kalaulah anak Adam lari dari rezekinya sebagaimana dia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan mengejarnya sebagaimana kematian itu mengejarnya". (HR Ibnu Hibban).
Dalam hadits lain Nabi Muhammad SAW bersabda : الرزق أشد طلبا للعبد من أجله "Rezeki itu lebih pandai mengejar seseorang dibanding kematian". (HR. Al Qadha'i dari Abu Darda).
Untuk itu sudah sepatutnya manusia itu bertaqwa kepada Allah dan bertawakal hanya kepada-Nya.
Namun masih ada sebagaian orang jika diajak untuk meninggalkan pekerjaannya sejenak, untuk melaksanakan shalat mereka mengatakan "Bekerja juga ibadah"
Maka hati-hati bagi orang yang termasuk kategori golongan tersebut di atas, sebab Rasulullah SAW bersabda :
"Binasalah hamba dinar, dirham, kain tebal dan sutra. Jika diberi maka dia ridha dan jika tidak diberi maka dia tidak ridha". (HR. Bukhari).
Sabda Nabi SAW yang lain adalah demikian :
"Barang siapa menjaga shalat maka dia akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan pada hari kiamat. Sedangkan siap yang tidak menjaga shalat, dia tidak akan mendapat cahaya, petunjuk dan keselamatan. Dan pada hari kiamat nanti dia akan dikumpulkan bersama dengan Qarun, Fir'aun, Haman, Ubay bin Khalaf". (HR. Ahmad).
Ibnu Qayyim dalam kitab "Ash-Shalat wa Ahkam Tarikiha" , mengomentari hadits di atas. Orang yang yang meninggalkan shalat akan bersama empat orang tersebut di atas, karena ia melalaikan shalatnya, sebab harta, kerajaan, kekuasaan, dan perdagangan.
Demikian uraian singkat materi "Hati-Hati Jangan Lalaikan Shalat, Dengan Alasan Pekerjaan". Semoga bermanfaat, dan selalu memohon kepada Allah SWT agar terhindah dari golongan orang-orang yang lalai dalam shalatnya. Wallahu 'alam.
0 Response to "Hati-Hati Jangan Lalaikan Shalat, Dengan Alasan Pekerjaan. "
Post a Comment