Keistimewaan Memperbanyak Membaca Shalawat

Ilustrasi Seorang Nenek Yang Memungut Daun Dengan Membaca Shalawat. 

Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Aqidah)

Pembaca budiman, Bimbingan dan Ridha-Nya semoga selalu tercurah serta mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Rahmat-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Kisah yang sangat menginspirasi bagi kita seorang muslim yang awam dalam keilmuan Islam, namun ternyata dari kisah ini sungguh besar manfaatnya bagi kita yang sangat minim dalam memiliki atau  memahami Islam secara kaafah/utuh.

Alkisah pada masa dulu ketika zaman sebelum maju seperti sekarang, ada kisah nyata yang terjadi dibelahan pinggiran kota besar, seorang nenek yang sudah tua renta kurang lebih dengan usaia 70 an tahun keatas, yang pekerjaannya sebagai penjual bunga kenanga. Bunga yang akan di jual oleh sang nenek adalah bunga yang dipungut di bawah pohon kenanga yang berjatuhan itu.  

Pohon bunga kenanga ini cukup jauh jaraknya dari rumah nenek, sehingga untuk mendapatkannya harus berjalan menuju pohon tersebut. Dan selanjutnya nenek ini berjalan kembali menuju ke pasar untuk menjualnya. Ketika hari telah siang si nenek bergegas untuk pulang. Sebelum sampai di rumah selalu mnyempatkan diri menuju masjid untuk ikut shalat dzuhur berjamaah, namun kadang ia shalat sendiri (munfarid) sebab telah ketinggalan dengan imam berjama'ah, kemudian berdoa dan dzikir ala kadarnya. 

Setelah selesai shalat keluarlah si nenek ini dengan jalan membugkuk-bungkut di halaman masjid sambil mengambil dedaunan yang rontok mengotori halaman masjid satu persatu, hingga tak ada satupun daun yang terlewatkan sampai sudut-sudut halaman masjid. Banyak orang yang iba memperhatikan aktivitas si nenek tersebut. Pengurus masjid yang kebetulan melihat tindakan si nenek maka memutuskannya untuk membersihkan sebelum si nenek memungutinya, karena merasa kasihan. 

Pada hari berikutnya sepulang dari pasar sebagaimana biasa, si nenek menuju masjid. Dan secara rutin nenek menjalankan shalat dzhur. Saat setelah seleasi shalat, ia akan memulai memunguti daun yang berserakan di halaman masjid. Namun ternyata di halaman masjid telah bersih tak ada satupun daun yang berceceran dan halaman masjid terlihatr bersih. Dengan hati yang sangat kecewa diapun langsung pulang. Namun hatinya tidak menerima kejadian ini, maka si nenek datang kembali ke masjid, lalu menangis dengan cukup keras. Seorang takmir masjid dan beberapa orang lainnya menghampirinya. 

Si nenek mempertanyakan kepada pengurus atau takmir masjid itu : "Mengapa nak daun-daun itu dibersihkan?". Takmir menjawab bahwa mereka kasihan kepada nenek. "Jika kalian kasihan kepadaku, berilah aku kesempatan untuk memungut daun-daun itu selama aku masih mampu".

Suatu ketika seorang Kiai yang berpengaruh di pinggiran kota itu, dimohon oleh takmir masjid untuk bertanya kepada nenek tentang aktivitasnya itu. Dan si nenek mau menjawab pertanyaan Kiai dengan dua syarat. 
Pertama hanya Kiai yang mendengar/mengetahui alasan rahasia ini. Kedua rahasia ini tidak boleh disebar atau diberitahukan kepada orang lain selama aku masih hidup pungkasnya.  Nah sekarang si nenek telah tiada (wafat) maka anda, pembaca boleh mendengar atau mengetahui rahasia itu. 

Si nenek mengatakan demikian : Pak Kiai, saya ini orang bodoh. Saya sangat tahu amalan-amalan saya sangat kecil. Itupun mungkin tidak benar. Saya tidak mungkin dapat selamat pada hari kiamat dan di akhirat kelak tanpa syafaat dari Nabi Muhammad SAW. Maka setiap saya mengambil satu helai daun, saya mengucapkan satu shalawat kepada Nabi Muhmaad SAW. Kelak jika saya mati, saya berharap Nabi Muhammad SAW menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membaca shalawat untuknya. (buku Sate Rohani dari Madura Karya D.Zawawi Imron). 

Kisah ini menyadarkan kita karena sering kali tanpa beban dan merasa cukup, dengan ama-amal sekadarnya. Dalam kisah di atas perempuan tua itu dari kampung ini bukan saja menunjukkan rasa cinta yang demikian dalam dan tulus kepada Rasulullah Muhammad SAW tetapi juga wujud kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal di hadapan Allah SWT.

Membaca shalawat disamping diperintahkan, juga menjadi bukti cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam Al-Qur'an Allah berfirman sebagai berikut : 
"Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikatnya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah  kamu untuk Nabi, dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya". (QS, Al-Ahzab / 33 :56)  Membaca shalawat ini tidak ada batasan waktu dan jumlahnya. 

Rasulullah SAW bersabda : "Manusia yang paling utama yang (dekat) disisiku kelak pada hari kiamat, adalah mereka yang paling banyak bershalawat kepadaku". (HR Turmidzi, dan Ibnu Mas'ud).  Juga dalam hadits lain yang berbunyi "Barang siapa bershalawat atasku sekali, niscaya Allah akan membalas bershalawat atasnya sepuluh kali". (HR. Muslim).

Demikian uraian singkat materi "Keistimewaan Memperbanyak Membaca Shalawat". Semoga bermanfaat, dan dapat kita amalkan dengan niat ikhlas, semata patuh atas perintah-Nya. Aamiin. 

0 Response to "Keistimewaan Memperbanyak Membaca Shalawat"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel