Persiapan Khotib Khutbah Jum'at, Dengan Materi Singkat Tetapi Padat.
Monday, November 15, 2021
Add Comment
Persiapan Khotib Khutbah Jum'at Dengan Materi Singkat Tetapi Padat.
Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (ketegori posting Khutbah)
Pembaca budiman, Bimbingan dan Ridha-Nya semoga selalu tercurah serta mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Rahmat-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...
Khutbah pada hari Jum'at adalah salah satu rukun dari pelaksanaan Shalat Jum'at itu sendiri. "Khutbah" berbeda dengan ceramah bebas yang tidak mempunyai ketentuan aturan secara khusus. Lain hal nya dengan khutbah pada hari Jum'at tentu memiliki aturan-aturan yang harus diperhatikan ; dari judul materi, durasi, dan tata tertib yang diatur dalam syariah.
Untuk itu kami mencoba membuat salah satu cara mempersiapkan Khutbah Jum'at Dengan Meteri Singkat Tetapi Padat. Semoga dengan persiapan yang cukup Khatib dapat menyampaikan khutbahnya dengan baik dan sah secara kaidah syariah.
Misal dalam hal menentukan judul tentunya harus disesuaikan kondisi masyarakat, tentu sesuai moment. Tidak menggunakan khutbah yang terlalu panjang. Hal ini mengacu dengan sabda Rasulullah SAW berkaitan dengan waktu (durasi) Khutbah Jum'at tersebut. Dari Jabir bin Malik as-Suwaiy, radiyallahu 'anhu beliau berkata :
"Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, biasa memberi nasehat ketika hari Jum'at (khutbah) tidak begitu panjang. Sesunggguhnya kalimat yang beliau sampaikan kalimat yang sangat singkat." (HR. Abu Daud no.1107 Al-Hafidz Abu Tahir mengatakanbahwa hadits ini Hasan)
Dalam hadits lain sahabat yang pernah mengikuti petunjuk Nabi SAW. Dikatakan oleh oleh Abu Wa'il sebagai berikut :
'Ammar pernah berkhutbah di hadapan kami lalu dia menyampaikan isi (khutbahnya) dengan singkat. Tatkala beliau turun (dari mimbar), kami mengatakan : Wahai Abul Yaqzhan, sungguh engkau telah berkhutbah begitu singkat. Coba kalau engakau sedikit memperlama".
Kemudian ; 'Ammar berkata bahwa ia telah mendengar Rasulullah, shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Sesungguhnya panjangnya shalat (Shalat Jum'at) seseorang, dan singkatnya khutbah merupakan tanda kefaqihan dirinya (paham akan agama). Maka perlamalah sholat dan buat singkatlah khutbah. Karena penjelasan itu bisa mensihir" (HR Muslim no.869 dan Ahmad no. 263. Syaikh Syu'aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.)
"Sesungguhnya panjangnya shalat (Shalat Jum'at) seseorang, dan singkatnya khutbah merupakan tanda kefaqihan dirinya (paham akan agama). Maka perlamalah sholat dan buat singkatlah khutbah. Karena penjelasan itu bisa mensihir" (HR Muslim no.869 dan Ahmad no. 263. Syaikh Syu'aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.)
1. Khutbah Jum'at itu harus mudah dipahami dan dijiwai.
Dari Jabir bin Abdullah, radiyallahu anhu ia berkata :
"Kebiasaan Rasulullah SAW jika berkuthbah, kedua matanya memerah, suaranya lantang, dan tampak marah. Seolah-olah beliau memperingatkan tentara dengan mengatakan : Musuh akan menyerang kamu pada waktu pagi, musuh akan menyerang kamu pada waktu sore". (HR. Muslim no. 867).
Makna kalimat "tampak mata beliau memerah, suara lantang, dan tampak marah, adalah bertujuan untuk menghilangkan kurang fokusnya hati para jamaah saat mendengarkan khutbah.
Maka ketika Nabi SAW menyampaikan khutbah benar-benar terasa keutamaan dan pengaruhnya sehingga jamaah jum'at fokus mendengarkan khutbah tersebut.
Hadits ini dijadikan dalil bagaimana seorang khatib mesti menyatakan betapa pentingnya isi khutbah yang akan disampaikan, sehingga suaranya ketika itu begitu jelas dan lantang. Tentu harus ada jeda yang perlu disesuaikan. Beliau berbicara dengan tenang, terang dan jelas. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Turmidzi sebagai berikut : َََُِّููููู َูุงَู َูุชَََّููู
ُ ุจَِููุงَู
ٍ ุจٍَِّูู َูุตٍْู, َูุญَْูุธُُู ู
َْู ุฌََูุณَ ุฅَِِْููู Dan Beliau berbicara dengan pembicaraan yang tenang, terang dan jelas. Orang-orang yang duduk menghadap beliau akan mudah menghafal dan memahami perkataan beliau. (HR. Tirmidzi, no 3639 Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shaheh).
2. Belajar dan Bersikap Hikmah Sebelum Menyampaikan Khutbah.
Syeikhul Islam Ibnu Taimiah, rahimahullah mengatakan : ََููุง ุจُุฏَّ ู
ِْู َูุฐِِู ุงูุซََّูุงุซَุฉِ : ุงْูุนِْูู
ُ ؛ َูุงูุฑُِّْูู ؛ َูุงูุตَّุจْุฑُ ؛ ุงْูุนِْูู
ُ َูุจَْู ุงْูุฃَู
ْุฑِ َูุงَُّْูููู ؛ َูุงูุฑُِّْูู ู
َุนَُู َูุงูุตَّุจْุฑُ ุจَุนْุฏَُู
Orang-orang yang ingin beramar ma'ruf nahi mungkar, semestinya memiliki tiga bekal yaitu (1) Ilmu, (2) lemah lembut, dan (3) sabar. Ilmu haruslah ada sebelum amar ma'ruf nahi mungkar (di awal). Lemah lembut harus ada ketika ingin beramar ma'ruf nahi mungkar (di tengah-tengah). Sikap sabar harus ada sesudah beramar ma'ruf nahi mungkar (di akhir). (Ma'muah al-Fatwa : 28 :137).
Hadits yang lain Al-Qadi Abu Ya'la rahimahullah mengatakan :
َูุง َูุฃْู
ُุฑُ ุจِุงْูู
َุนْุฑُِูู َََْููููู ุนَْู ุงْูู
َُْููุฑِ ุฅَّูุง ู
َْู َูุงَู ًَِููููุง ِููู
َุง َูุฃْู
ُุฑُ ุจِِู ؛ ًَِููููุง ِููู
َุง ََْูููู ุนَُْูู ؛ ุฑًَِูููุง ِููู
َุง َูุฃْู
ُุฑُ ุจِِู ؛ ุฑًَِูููุง ِููู
َุง ََْูููู ุนَُْูู ؛ ุญَِููู
ًุง ِููู
َุง َูุฃْู
ُุฑُ ุจِِู ุญَِููู
ًุง ِููู
َุง ََْูููู ุนَُْูู
"Tidaklah seorang melakukan amar ma'ruf nahi mungkar, melainkan ia harus menjadi orang yang berilmu (faqih) pada apa yang ia perintahkan dan apa yang ia larang, ia juga harus bersikap lemah lembut (rafiq), pada apa yang ia perintahkan dan ia larang, iapun harus bersikap sabar (halim), pada apa yang ia perintahkan dan yang ia larang" (Majmu'ah Al-Fatawa : 28 :137)
Selanjutnya Muadz bin Jabal, radiyallahu anhu berkata :
ุงูุนِْูู
ُ ุฅِู
َุงู
ُ ุงูุนَู
َِู َูุงูุนَู
َُู ุชَุงุจِุนُُู
"Ilmu adalah pemimpin dan amalan itu berada di belakang setelah adanya ilmu" (Majmu'ah Al-Fatawa, 28 : 137).
Berkait dengan perintah hikmah dan bantahlah dengan cara yang baik, Allah berfirman sebagai berikut : ุงุฏْุนُ ุฅَِูู ุณَุจِِูู ุฑَุจَِّู ุจِุงْูุญِْูู
َุฉِ َูุงْูู
َْูุนِุธَุฉِ ุงْูุญَุณََูุฉِ َูุฌَุงุฏُِْููู
ْ ุจِุงَّูุชِู َِูู ุฃَุญْุณَُู
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik" (QS, An-Nahl : 125)
3. Tips Khutbah Jum'at Yang Dapat Mengedukatif Dan Berkesan.
- Sebelum naik mimbar persiapkanlah niat hanya karena Allah.
- Persiapkan fisik, mental, dan pakaian.
- Persiapkan materi yang dikuasai dan sangat dimengerti.
- Materi sebaiknya disusun dengan memperhatikan kondisi umat. Misalnya jika saat ini, sedang ada masa perayaan non-muslim, dapat diingatkan bagi kaum muslimin untuk tidak perlu ikut-ikutan serta tidak perlu mengganggunya. Dan jika mau dekat puasa Arafah, diingatkan tentang puasa sunnah tersebut.
- Materi disusun secara lengkap, tetapi singkat. Lalu dibaca berulang-ulang untuk memahami isinya.
- Materi dibuat poin demi poin untuk menentukan garis besarnya.
- Mencoba membaca materi dengan timer, usahakan khutbah berdurasi 15 menit.
- Jika punya materi terlalu panjang hendaknya dipotong dan di edit.
4. Saat di Mimbar.
- Tunjukan wajah ceria (senyum secukupnya dan ikhlas)
- Sikap Sempurna (tidak terlalu banyak bergerak)
- Gunakan Gestur yang dinamis, tetapi tetap wajar dan natural.
- Jangan banyak menggerakkan tangan (berlebihan)
- Pahami materi 100% cukup kuasai dalil-dali penting terkait judul khutbah.
- Melihat teks cukup poin-poin yang penting saja.
Demikian uraian singkat materi "Persiapan Khotib Khutbah Jum'at Dengan Materi Singkat Tetapi Padat". Semoga bermanfaat dan membuat Percaya Diri serta Niatkan dengan niatan yang ikhlas. Wallahu'alam.
0 Response to "Persiapan Khotib Khutbah Jum'at, Dengan Materi Singkat Tetapi Padat."
Post a Comment