Shalat tahajud dan shalat witir adalah bagian dari shalat malam. Tetapi terdapat beberapa perbedaan antara keduanya, diantaranya :
Ditinjau dari sisi ini, jika shalat witir dikerjakan setelah bangun tidur, maka bisa juga disebut dengan shalat tahajud.
Secara umum tata cara shalat witir, sama dengan shalat lainnya. Hanya saja terdapat sedikit perbedaan, berkaitan dengan tasyahud dan salam. Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa jumlah minimal rakaat shalat witir adalah satu ra'aat, dan maksimalnya adalah 11 raka'at. Nabi SAW bersabda : صلاة الوتر ركعة في آخر الليل
وَعَنْهُ ، قَالَ : كَانَ النَّبيُّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى ، وَيُوتِرُ بِرَكْعَةٍ .مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
"Ibnu Umar r.a berkata; Nabi shalallahu alaihi wa sallam biasa melakukan shalat malam dua rakat salam, lalu witir satu rakaat". (Muttafaqun alaihi, [HR. Bukhari no, 990 dan Muslim no 749].
Adapun dalil yang menunjukkan jumlah maksimal rakaat shalat witir 11 rakaat adalah hadits Syayidah Aisyah radiyalllahu 'anha beliau mengatakan :
مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَزِيدُ فِى رَمَضَانَ وَلاَ فِى غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً
"Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam tidak pernah menambah jumlah rakaat dalam shalat malam di bulan Ramadhan dan tidak pula dalam shalat lainnya lebih dari 11 rakaat" (HR. Bukhari no.1147 dan Muslim no. 738).
Sebagaimana yang telah disebutkan jumlah minimal rakaat shalat witir adalah satu rakaat. Apadun bentuk sempurna yang paling minimal adalah tiga rakaat. kemudian lima rakaat, tujuh rakaat, sembilan rakaat, dan maksimal sempurna sebelas rakaat.
Al-Allamah ar-Ramli rahimahullah mengatakan : " Bentuk minimal yang sempurna adalah tiga rakaat dan yang lebih sempurna dari itu lima rakaat, kemudian tujuh rakaat. Adapun bentuk sempurna yang masimal adalah sebelas raka'at. (Nihayatul Muhtaj II/112).
Berikut Tata Cara Dari Masing-Masing Bentuk di Atas :
Shalat witir 1 rakaat.
Jika shalat witir satu rakaat maka cara mengerjakannya sebagaimana shalat yang lainnya. Yaitu dimulai dari takbiratul ihram, bersaam dengan niat dalam hati, kemudiam membaca surat Al-Fatihah, membaca surat yang lain, Ruku' 'Itidal, sujud pertama, duduk diantara dua sujud, kemudian sujud untu yang kedua kalinya, dan setelah yang sujud kedua ini, langsung tasyahud kemudian salam.
Shalat witir 3 rakaat.
Jika shalat witir yang dikerjakan berjumlah 3 rakaat, ada dua cara yang dapat dilakukan : Cara pertama shalat dikerjakan dengan dua salam, yaitu mengerjakan dua rakaat kemudian salam, dan setelah itu shalat lagi dari awal dengan takbiratul ihram baru untuk mengerjakan satu rakaat yang tersisa kemudian salam. Cara ini adalah cara yang paling baik.
Hadits yang menunjukkan cara ini adalah hadits dari Syayyidah "Aisyah radiyallahu anha beliau berkata :
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلّ الله عليه و سلّم يُصَلىِّ فِيْمَا بَيْنَ أَنْ يَفْرُغَ مِنْ صَلاَةِ الْعِشَاءِ – وَ هِيَ الَّتِي يَدْعُوْ النَّاسُ الْعَتَمَةَ – إِلىَ الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً، يُسَلَّمُ بَيْنَ كُلّ رَكْعَتَيْنِ وَيُوْتِرُ بِوَاحِدَةٍ
"Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam melakukan shalat malam atau taraweh setelah shalat 'isya - manusia menyebutnya shalat Atamah - hingga fajar 11 rakaat. Beliau melakukan salam setiap dua rakaat dan beliau ber-witir 1 rakaat". (HR. Muslim)
#Cara kedua : Shalat dikerjakan dengan satu salam, padaa rakaat ketiga atau terkhir. Pada cara ini, ketika sudah selesai dari sujud kedua pada rakaat kedua, pada rakaat kedua langsung bangkit menuju rakaat ketiga, kemudaian mengerjakan seperti pada rakaat sebelumnya sampai tasyahud kemudian salam. Cara ini juga ditunjukkan dari hadits Syayyidah 'Aisyah radiyallahu anha beliau berkata : Yang artinya : "Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam tidak salam pada dua rakaat pertama shalat witir" (Al-Hakim dalam Mustadrak no. 1139, beliau katakan shahih sesuai syar Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits lain dari Ubay bin Ka'ab beliau berkata :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْوِتْرِ بِسَبِّحْ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَفِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ بِقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَفِي الثَّالِثَةِ بِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ فَإِذَا سَلَّمَ قَالَ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
"Adalah Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam membaca dalam shalat witir dengan (surat al-'Ala), pada rakaat pertama, rakaat kedua membaca (surat Al Kafirun) dan pada rakaat ketiga membaca (surat al-Ikhlas). Dan apabila sudah salam beliau membaca (Subhanal Malikil Qudus) sebanyak tiga kali".
Shalat Witir Lebih dari Tiga Raka'at.
Jika shalat witir yang dikerjakan lebih dari tiga rakaat, baik itu lima, tujuh, sembilan atau sebelas raka'at, ada tiga cara pengamalannya.
Cara pertama :
Setiap selesai dua rakaat, salam ditutup dengan satu rakaat terakhir.
Misalnya kita ingin witir 5 rakaat, maka yang kita lakukan shalat dua rakaat kemudian salam, setelah itu kemudian shalat dua rakaat lagi lalu salam, dan yang terakhir shalat 1 rakaat lalu salam.
Demikian juga jika rakaat lebih dari lima rakakaat, semisal tujuh rakaat atau sebelas rakaat. Cara ini adalah lebih baik daripada #cara kedua, dalam bentuk memperbanyak niat, doa iftitah dan doa di akhiar shalat.
Dalil yang menunjukkan cara ini adalah dari Sayyidah 'Aisyah radiyallahu anha, riwayat Muslim yang tyelah diseutkan sebelumnya.
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلّ الله عليه و سلّم يُصَلىِّ فِيْمَا بَيْنَ أَنْ يَفْرُغَ مِنْ صَلاَةِ الْعِشَاءِ – وَ هِيَ الَّتِي يَدْعُوْ النَّاسُ الْعَتَمَةَ – إِلىَ الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً، يُسَلَّمُ بَيْنَ كُلّ رَكْعَتَيْنِ وَيُوْتِرُ بِوَاحِدَةٍ
"Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam melakukan shalat malam atau taraweh setelah shalat 'isya - manusia menyebutnya shalat Atamah - hingga fajar 11 rakaat. Beliau melakukan salam setiap dua rakaat dan beliau ber-witir 1 rakaat". (HR. Muslim 736)
Cara Kedua :
Shalat dengan dua salam yaitu pada rakaat terakhir dan rakaat sebelum terakhir.
Contohnya jika kita ingin mengerjakan shlat witir 5 rakaat, maka kita shalat 4 rakaat kemudian tasyahud pada rakaa't ke 4 kemudian salam. Setelah itu shalat 1 rakaat kemudaian salam. Cara ini lebih baik daripada cara ketiga.
Cara ketiga :
Shalat sejumlah rakaat yang diinginkan dengan salam hannya satu kali di akhir rakaat.
Semisal kita ingin shlat witir 5 rakaat, maka kita kerjakan 5 rakaat langsung, dan dirakaat terakhir duduk tasyahud kemudian salam. Untuk cara ketiga ini, bisa dengan satu tasyahud di rakaat terakhir, bisa pula dengan dua tasyahud yaitu tasyahud di rakaat sebelum rakaat terakhir dan satu di tasyahud rakaat terakhir. Namun lebih baik dengan stu tasyahud di rakaat terakhir. Misalnya kita akan shalat witir 5 rakaat, maka kita dapat tasyahud di rakaat terakhir. (di rakaat ke 4 dan rakaat ke 5).
Dalam hadits dari Sayyidah 'Aisyah radiyallahu anha beliau berkata :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُصَلِّى مِنَ اللَّيْلِ ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً يُوتِرُ مِنْ ذَلِكَ بِخَمْسٍ لاَ يَجْلِسُ فِى شَىْءٍ إِلاَّ فِى آخِرِهَا.
"Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat malam sebanyak tiga belas rakaat. Lalu beliau berwitir dari shalat malam tersebut dengan lima rakaat. Dan beliau tidak duduk tasyahud dalam tiap-tiap rakaat, kecuali pada rakaat terakhir. (HR. Muslim no 737).
Bacaan Shalat witir.
Jika shalat witir yang dikerjakan tersebut 3 rakaat, maka setelah membaca surat al-Fatihah disunahkan membaca :
Pada rakaat pertama membaca surat al-'Ala, pada rakaat kedua membaca surat Al-Kafirun, dan pada rakaat ketiga membaca surat al-Ikhlas, dan al-Mu'awidzatain (Surat al-Falaq dan An-Nas). Jika shalat witir yang dikerjakan berjumah lebih dari tiga rakaat, maka ketentuan tersebut diberlakukan pada tiga rakaat yang terakhir. Wallahu 'alam bishowab.
Demiian uraian singkat materi "Bacaan Shalat Witir, Dengan Penjelasan Lengkap". Semoga bermanfaat dan menambah khazanah perbendaharaan ilmu. Aamiin...
0 Response to "Bacaan Shalat Witir, Dengan Penjelasan Lengkap."
Post a Comment